Kamis, 22 Desember 2011
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Acara 8 Mikrobiologi Wirausaha
Do you like this story?
LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
Acara 8
Mikrobiologi Wirausaha
Kelompok 1
Disusun Oleh :
Muhammad Ali Alfi
E1J010089
Shift 3 : 14.00-15.40
Dosen Pembimbing : Dra.
Misnawati, M.S
Coach: Jonses Ferdianto
Laboratorium Proteksi
Tanaman
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2011
BAB I
Pendahuluan
1.1 Dasar Teori
Peranan mikroorganisme yang menguntungkan di bidang
pertanian kita kembangkan dalam teknologi industry pertanian, yang biasanya
dalam bentuk wirausaha penyediaan energi tersedia yang dapat berupa pangan
(makanan atau minuman) tradisional, saprodi pertanian sampai mikrobioenergi.
Beberapa contoh yaitu pembuatan tempe, kecap, tauco, tape, MSG (industry
protein sel tunggal), anggur (wine), yogurt, nata, keju, pupuk organic, biogas,
dan lain-lain.
Produk fermentasi dihasilkan dengan melibatkan
aktivitas mikroorganisme dalam produksinya. Selama fermentasi terjadi aktiitas
pemecahan komponen bahan organic karena aktivitas enzimatis mikroorganisme
terutama enzim amylase, protease dan lipase yang menghidrolisis polisakarida,
protein dan lemak menjadi komponen-komponen sederhana seperti asam, alcohol,
karbon dioksida, peptide, asam amino, asam lemak, gas dan komponen-komponen
lainnya. Asam, alcohol, karbon dioksida berperan penting dalam menekan
pertumbuhan mikroorganisme pembusuk dan pathogen. Secara bersama-sama,
komponen-komponen tersebut juga menyebabkan modifikasi tekstur, aroma dan rasa
sehingga dihasilkan karakteristik produk yang unik dan berbeda dengan produk
asalnya.
Pangan tradisional adalah pangan yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat tertentu, dengan citarasa khas yang diterima oleh
masyarakat tersebut, yang biasanya hasil fermentasi yang dilakukan oleh
mikroorganisme yang berkontribusi pada penyediaan variasi pilihan pangan.
Metode dan pengetahuan yang terkait dengan pengolahan pangan fermentasi local
diwariskan ke generasi berikutnya secara turun-temurun.
Fermentasi yang menghasilkan tekstur seperti daging
pada substrat sereal, biji-bijian, ataupun kacang-kacangan, karena pembentukan
miselium kapang yang berfungsi sebagai pengikat antar butir-butir serealia,
biji-bijian ataupun kacang-kacangan. Contoh produknya temped an oncom. Tempe
dibuat dari keddelai dengan bantuan kapang Rhizopus (ragi tempe), sementara
oncom dibuat dari ampas tahu (oncom merah) dan bungkil kacang tanah (oncom
hitam) menggunakan kapang Neurospora sitophila dan Rhizopus oligosporus.
Fermentasi yang menghasilkan etanol (alcohol)
sebagai produk utama contohnya tape ketan dan brem. Tape ketan memiliki
citarasa manis/asam. Kapang Amylomyces rouxii dan khamir Endomycopsis burtonii
menghidrolisis nasi ketan menjadi maltose dan glukosa lalu fermentasi lanjut
memecah gula menjadi etanol dan asam organic. Jus dari tape ketan bisa
digunakan untuk memproduksi brem. Selain tape ketan, juga dikenal tape singkong
yang teksturnya lunak dan berair.
Produk selanjutnya adalah Nata yang dihasilkan dari
fermentasi cairan oleh bakteri Acetobacter xylinum yang seperti jeli,
berwarna putih hingga bening dan bertekstur kenyal. Nata tidak hanya dihasilkan
dari fermentasi air kelapa saja, tetapi dibuat dari berbagai cairan komoditi
pertanian lain, misalnya nata yang dibuat dari buah nanas disebut “nata de pina”, dari cairan kedele
disebut “nata de soya”.
Secara alami bahan-bahan organic akan mengalami
penguraian di alam dengan bantuan mikroorganisme maupun biota tanah lainnya.
Namun proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat.
Untuk mempercepat proses pengomposan, telah dikembangkan teknik pengomposan
baik dengan teknologi sederhana, sedang, maupun teknologi tinggi dan pada
prinsipnya didasarkan pada bahan organic yang terjadi secara alami.
1.2 Tujuan Praktikum
·
Agar mahasiswa mampu
membuat sendiri nata (nata de coco, nata de pina, nata de soya).
·
Agar mahasiswa mampu
memanfaatkan limbah secara mikrobiologis untuk dijadikan bahan bernilai
ekonomi.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Bahan makanan terdiri
dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Bahan makanan berupa
medium pertumbuhan yang baik bagi berbagai macam mikroorganisme. Mikroorganisme
dapat membusukkan protein, memfermentasikan karbohidrat dan menjadikan lemak
dan minyak berbau tengik. Beberapa mikroorganisme bersifat menguntungkan;
misalnya dapat menghasilkan produk-produk makanan khusus seperti keju dan acar,
keduanya enak dimakan dan tidak mudah rusak. Disamping itu mikroorganisme pun
dapat merupakan makanan tambahan bagi manusia dan hewan. Sesungguhnya,
mikroorganisme bahkan merupakan sumber makanan pilihan yang menarik. (Miller,
1976)
Pentingnya mikroorganisme dalam
bahan makanan karena memiliki alasan, yaitu :
1.
Adanya mikroorganisme,
terutama jumlah dan macamnya, dapat menentukan taraf mutu bahan makanan.
2.
Mereka dapat
mengakibatkan kerusakan pangan.
3.
Beberapa diantaranya
digunakan untuk membuat produk-produk pangan khusus.
4.
Mikroorganisme
digunakan sebagai makanan atau makanantambahan bagi manusia dan hewan.
5.
Beberapa penyakit dapat
berasal dari makanan. (Appleton, 1979)
Pembuatan produk pangan dengan menggunakan
mikroorganisme, sejauh ini senantiasa menekankan cirri-ciri mikroorganisme yang
tidak dikehendaki pada bahan makanan. Namun demikian, terdapat pula banyak
penerapan berguna yang menggunakan mikroorganisme untuk industry pangan.
Populasi dunia yang semakin meningkat menghadapi
masalah kekurangan pangan dan bahkan kelaparan berkala. Sehubungan dengan itu,
banyak negara berusaha meningkatkan produksi pangan dengan berbagai metode
nonkonvensional. Bakteri, khamir, dan algae dalam jumlah besar dapat merupakan
sumber penting bahan makanan bagi manusia dan hewan. Jasad renik ini dapat
dibiakkan pada limbah industry atau produk sampingan untuk menghasilkan
sejumlah besar sel yang kaya akan protein (protein sel tunggal). Hasil sel
khamir yang dipanen daritong-tong yang digunakan untuk membuat minuman keras
(beralkohol) telah digunakan sebagai makanan tambahan selama beberapa generasi.
Produk-
produk mikrobiologi industry yang sangat penting selain bahan makanan,
diantaranya adalah :
1.
Minuman beralkohol
2.
Makana tambahan
3.
Bahan kimia farmasi
4.
Bahan vaksin dan
antiserum
5.
Bahan kimia industry
(Frazier, 1978).
BAB III
Metodelogi
3.1
Bahan
dan Alat
·
Bahan : Stater nata mengandung Acetobacter xylinum, air kelapa atau bahan lain, gula pasir, asam
cuka dapur, asam asetat glacial, urea, ZA.
·
Alat : Kompor, panic untuk merebus media (air
kelapa), gelas ukur besar, pengduk, saringan air kelapa/ayakan tepung,
nampan/wadah untuk fermentasi, kain putih/kertas Koran untuk penutup, tali
pengikat/raffia, timbangan.
3.2
Prosedur
Kerja
·
Air kelapa disaring
dengan menggunakan kain saring bersih.
·
Sambil dipanaskan, air
kelapa ditambah sukrosa (gula pasir) sebanyak 10% (b/v), ZA 0,25% dan urea 0,5%
(b/v), diaduk hingga homogeny dan air kelapa mendidih.
·
Substrat ini
didinginkan, kemudian ditambah asam asetat glacial (asam cuka) sebanyak 2% atau
16 ml asam cuka dapur untuk setiap 1 literair kelapa.
·
Substrat disterilkan
dengan cara dimasukkan dalam autoclave pada suhu 121ºC, tekanan 1 atm, selama
10 menit (atau didihkan selama 20 menit).
·
Substrat didinginkan
hingga suhu 40ºC kemudian dimasukkan pada nampan atau baskom steril dengan
permukaan yang lebar, dengan kedalaman substrat kira-kira 3 cm.
·
Substrat diinokulasi
dengan menggunakan starter atau bibit sebanyak 10% (v/v).
·
Substrat kemudian
diaduk rata dan ditutup dengan menggunakan kain basa (boleh menggunakan kertas
koran).
·
Nampan diinkubasi atau
diperam dengan cara diletakkan pada tempat dan ruang yang bersih, terhindar
dari debu dan goyangan.
·
Inkubasi dilakukan
selama 10-15 hari, pada suhu kamar. Pada tahap fermentasi ini tidak boleh
digoyang-goyang.
·
Pada umur 10-15 hari
nata dapat dipanen dan diolah sesuai selera.
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Pengamatan
Bahan
Baku
|
Cairan
Awal (mL)
|
Lama
Peram
|
Warna
|
Tekstur
|
Tebal
Lapisan (cm)
|
Sisa
Cairan (mL)
|
Air Kelapa
|
800 mL
|
7 hari
|
Putih
|
Halus
|
0,5 cm
|
4 mL
|
4.2 Pembahasan
Nata de coco adalah produk makanan yang dihasilkan
dari fermentasi cairan oleh bakteri Acetobacter
xylinum. Nata de coco ini dibuat dari air kelapa yang telah disiapkan untuk
praktikum pembuatan nata di laboratorium. Setelah alat dan bahan telah lengkap,
selanjutnya kita mengikuti prosedur kerja pembuatan nata.
Air kelapa sebanyak 10 L yang telah disiapkan
sebelumnya, disaring dengan menggunakan kain saring bersih. Setelah itu, sambil
dipanaskan air kelapa yang telah
disaring tadi ditambah sukrosa (gula pasir) sebanyak 100 g. Selanjutnya,
tambahkan ZA yang telah ditimbang sebelumnya yaitu sebanyak 50 g dan urea
sebanyak 50 g. Aduklah hingga tercampur rata secara homogen dan sampai air
kelapa mendidih. Setelah mendidih, angkat air kelapa dan dinginkan. Stelah
dingin, tambahkan asam asetat glacial (asam cuka) sebanyak 100 mL asam cuka
dapur setiap 1 liter air kelapa. Substrat disterilkan dengan cara dimasukkan
dalam autoclave pada suhu 121C, dengan tekanan 1 atm dan diamkan selama 10
menit atau didihkan selama 20 menit. Substrat didinginkan hingga suhu 40C
kemudian dimasukkan pada nampan sebanyak 0,8 liter dengan permukaan yang lebar.
Substrat diinokulasi dengan menggunakan starter atau bibit dengan perbandingan
1000 : 100 setiap 1 L air kelapa. Kemudian aduk rata dan ditutup dengan kertas
Koran. Selanjutnya, nampan diinkubasi dengan cara diletakkan pada tempat dan
ruang yang bersih serta terhindar dari goyangan dan debu. Inkubasi dilakukan
selama 10-15 hari pada suhu kamar dan setelah umur ini nata siap dipanen dan
diolah.
BAB V
Kesimpulan
Dari hasil praktikum tentang
pembuatan Nata de coco, maka didapatkan kesimpulan bahwa :
·
Pembuatan Nata de coco
dari air kelapa sebaiknya diambil dari air kelapa sejak tiga hari sebelum
praktikum dilaksanakan.
·
Untuk mendapatkan hasil
nata de coco yang baik, sebaiknya gula pasir, ZA, dan urea diukur dengan baik,
tergantung air kelapa yang akan kita buat menjadi nata de coco sehingga ukuran
bahan dapat diperkirakan sebelum mencampurnya.
·
Air kelapa yang akan
dimasukkan bibit, sebaiknya kita gunakan perbandingan antara bibit yang akan
kita masukkan dengan air kelapa agar saat dipanen, nata tidak menjadi cair.
·
Saat proses inkubasi
pada suhu kamar, ruang yang bersih sangat mempengaruhi hasil dari nata de coco
agar terhindar dari debu dan mikroorganisme lain, serta hindari goyangan saat
melakukan proses inkubasi.
Daftar Pustaka
Pelczar,
M.J. & E.C.S. Chan. 1976. Elemens of Microbiology. (terjemahan) Hadioetomo
dkk. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI press. Jakarta.
Purnomo, Bambang, 2011. Penuntun
Praktikum Mikrobiologi. Fakultas Pertanian UNIB. Bengkulu.
Waluyo, L.2005.
Mikrobiologi Umum.cet. kedua. UMM Press. Malang.
This post was written by: Franklin Manuel
Franklin Manuel is a professional blogger, web designer and front end web developer. Follow him on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Acara 8 Mikrobiologi Wirausaha”
Posting Komentar