Rabu, 21 Desember 2011
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR FISIOLOGI TANAMAN ACARA 1 “ENZIM”
Do you like this story?
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR FISIOLOGI TANAMAN
ACARA 1
“ENZIM”
Disusun Oleh
:Muhammad Ali Alfi
E1J010089
Dosen : Dr. Ir. Catur Herison, M.Sc
Co-ass : Eriana Adeputri
Co-ass : Eriana Adeputri
Program
Studi Agroekoteknologi
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2011
BAB
I
Pendahuluan
1.1
Landasan Teori
Kecepatan
reaksi kimia dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti suhu, ketersediaan air,
dan enzim. Kehadiran enzim dapat mempercepat laju reaksi kimia di dalam tanaman
hingga 1020kali. Kemampuan enzim dalam mempercepat reaksi kimia juga
dipengruhi oleh banyak faktor.. Salah satu faktor itu adalah jumlah
(konsentrasi) enzim. Apa peran enzim dan bagaimana pengaruh konsentrasi enzim
terhadap laju reaksi kimia akan dikaji dan didemonstrasikan pada percobaan ini.
1.2
Tujuan
Tujuan
praktikum kali ini adalah mengkaji pengaruh konsentrasi enzim terhadap laju
reaksi kimia di dalam tanaman.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Enzim
atau biokatalisator merupakan
katalisator organik yang dihasilkan oleh sel. Enzim
adalah biomolekul berupa protein yang bekerja dengan cara bereaksi dengan
molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat
melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi
lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia
dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Sebagian besar enzim bekerja secara
khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa
atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia
tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase
hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati
menjadi glukosa. (Wikipedia,
2010)
Enzim memiliki sifat-sifat yaitu :
1
Merupakan
biokatalisator yang mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
2
Thermolabil
(mudah rusak jika dipanaskan pada suhu 60oC.
3
Merupakan
senyawa protein sehingga sifat protein masih melekat pada enzim.
4
Dibutuhkan
dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya menjadi sangat cepat
dan berulang.
5
Bekerja
di dalam sel (endoenzim) dan diluar sel (ektoenzim).
6
Umumnya
bekerja mengkatalis reaksi satu arah meskipun ada yang mengkatalis dua arah.
7
Bekerjanya
spesifik, karena sisi aktif enzim setangkup dengan permukaan substrat tertentu.
8
Umumnya
enzim tidak bekerja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang disebut
kofaktor.
Macam-macam enzim berdasarkan tipe reaksi kimia yang
dikatalisis, antara lain:
a
Enzim
hidrolisis
b
Enzim
oksidasi-reduksi
c
Fosforilase
d
Transferase
e
Karboksilase
Penghambatan aktivitas enzim ada dua tipe, yaitu :
1
Kompetitif
: Zat penghambat mempunyai struktur yang mirip dengan substrat sehingga dapat
bergabung dengan sisi aktif enzim. Terjadi kopetisi antara substrat dengan
inhibitor dengan sisi aktif enzim.
2
Non-Kompetitif
: Zat penghambat menyebabkan struktur enzim rusak sehingga sisi aktifnya tidak
cocok lagi dengan substrat. (Asnani, 2009)
BAB III
Bahan dan Metodelogi
3.1.Alat dan bahan
Bahan
yang dipelukan dalam praktikum ini meliputi kecambah kacang hijau (Phaseolus radiata) berumur 3 hari,
larutan amylum 0,4%, dan larutan JKJ. Adapun alat yang dipelukan dalam
praktikum adalah penumbuk porselin, gelas ukur, tabung reaksi, centrifuge, dan lempeng penguji.
3.2.Prosedur Kerja
1. Pilih 100
kecambah kacang hijau yang baik, tumbuk sampai halus dengan penumbuk porselin,
lalu larutkan dalam 100 ml air suling di tabung reaksi.
2. Lakukan
sentrifugasi larutan yang ada di dalam tabung reaksi (Co-Ass akan menunjukkan
caranya).
3. Dengan pipet,
ambil 5 ml larutan supernatant (larutan bening). Larutan ini disebut sebagai
larutan supernatant dengan konsentrasi 100%. Letakkan larutan di dalam tabung
reaksi. Tambahkan 2 ml larutan amylum ke dalam larutan supernatant. Pada saat
pencampuran ini di tetapkan sebagai waktu nol.
4. Tiap 30 detik,
ambil satu tetes larutan (campuran supernatant dan amylase) letakkan di lempeng
penguji. Teteskan larutan JKJ secepatnya. Hidupkan stopwatch, amati setiap
perubahan warna dan catat waktu yang diperlukan.
5. Ulangi langkah
3-4 sekali lagi.
6. Siapkan larutan
75% sebanyak 20 ml (ambil 15 ml supernatant tambahkan 5 ml air). Ambil 5 ml
dari larutan itu dan ditambah 2 ml larutan amylum. Pengamatan selanjutnya
seperti pada no.4 dan no.5 diatas.
7. Lakukanlah hal
yang sama dengan larutan 50% (ambil 10 ml supernatant tambahkan 10 ml air) dan
25% (ambil 5 ml supernatant, tambahkan 15 ml air).
8. Buatlah grafik
dalam laporan saudara.
BAB IV
Hasil Pengamatan
4.1 Hasil
Table
1. Pengaruh kadar enzim terhadap kecepatan reaksi.
Konsentrasi Larutan (%)
|
Perubahan
|
||||||||
30
detik I
|
30
detik II
|
30
detik III
|
|||||||
100
|
31
|
30
|
31
|
63
|
64
|
62
|
95
|
97
|
96
|
75
|
32
|
31
|
33
|
65
|
63
|
65
|
96
|
94
|
97
|
50
|
34
|
32
|
33
|
62
|
64
|
62
|
93
|
95
|
97
|
25
|
30
|
31
|
31
|
62
|
61
|
61
|
91
|
91
|
91
|
Keterangan
:
·
Warna yang terjadi pada konsentrasi
larutan 100%
30
detik I : Ungu
30
detik II : Agak ungu
30 detik III : Kuning
30 detik III : Kuning
·
Warna yang terjadi pada konsentrasi
larutan 75%
30
detik I : Putih
30
detik II : Putih ke kuning-kuningan
30
detik III : Kuning pekat
·
Warna yang terjadi pada konsentrasi
larutan 50%
30
detik I : Kuning pekat
30 detik II : Kuning keunguan
30 detik III : Kuning
30 detik II : Kuning keunguan
30 detik III : Kuning
·
Warna yang terjadi pada konsentrasi
larutan 25%
30 detik I : Ungu
30 detik I : Ungu
30
detik II : Ungu
30 detik III : Ungu
30 detik III : Ungu
BAB V
Pembahasan
5.1
Grafik
Grafik Percobaan
I
Grafik Percobaan
II
Grafik Percobaan
III
5.2
Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan bahwa kacang hijau yang telah ditumbuk dan dilarutkan 100 ml air
suling dan di sentrifugasi, selanjutnya larutan supernatant dengan konsentrasi
100% dan di tambahkan 2 ml larutan amylum, 30 detik pertama dilakukan uji coba
yang hasilnya didapatkan selama waktu 30 detik I, yaitu 31 detik; 30 detik; 31 detik
dengan perubahan warna yang didapat yaitu ungu. Pada 30 detik II, perubahan
warna menjadi agak dengan catatan waktu 63detik; 64 detik; 62 detik. Setelah
pada 30 detik III, didapatkan perubahan warna, yaitu warna kuning dengan
catatan waktu 95detik; 97 detik; 96 detik.
Setelah konsentrasi 100%,
selanjutnya konsentrasi larutan supernatant yang telah dicampur amylum tadi
diambil sehingga konsentrasinya 75% dan 15 ml supernatant ditambah 5 ml air. 5
ml dari larutan ini ditambah 2 ml larutan amylum. Pada 30 detik I, yaitu 32
detik; 31 detik; 33 detik menghasilkan warna putih. Setelah itu, terjadi
perubahan warna pada 30 detik II, yaitu menghasilkan warna putih kekuningan
pada larutan tersebut. Kemudian, pada 30 detik III, terjadi perubahan warna
yang dihasilkan menjadi kuning pekat pada 96 detik; 94 detik; 97 detik.
Kemudian, konsentrasi larutan
sebanyak 50 %, didapatkan warna kuning pekat pada larutan dengan waktu 34
detik; 32 detik; 33 detik pada 30 detik I. Setelah dilakukan lagi, pada 30
detik II, terjadi perubahan warna dari kuning pekat menjadi kuning keunguan
dengan catatan waktu 62 detik; 64 detik; 62 detik. Kemudian, pada 30 detik III
dengan waktu 93 detik; 95 detik; 97 detik menghasilkan warna kuning.
Kemudian yang terakhir adalah
konsentrasi larutan 25% dengan 30 detik I dengan catatan waktu 30 detik; 31
detik; 31 detik dengan menghasilkan warna yang ungu. Pada 30 detik II dengan
catatan waktu 62 detik; 61 detik; 61 detik menghasilkan warna yang sama, yaitu
ungu. Dan Pada 30 detik III menghasilkan warna yang sama, yaitu ungu dengan
catatan waktu 91 detik; 91 detik; 91 detik.
BAB VI
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa enzim merupakan biomolekul
berupa protein yang bekerja dengan cara bereaksi dengan
molekul substrat untuk menghasilkan senyawa intermediat
melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi
lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia
dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Enzim mengatur kecepatan dan
kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel. Walaupun enzim
dibuat di dalam sel, tetapi untuk bertindak sebagai katalis tidak harus berada
di dalam sel. Dalam suatu
larutan yang telah dicampurkan (larutan supernatant dicampur amylum) akan
menghasilkan reaksi yang saling ketergantungan satu sama lain. Setiap
konsentrasi larutan akan bereaksi seiring berjalannya waktu, dan reaksi pada
larutan bisa terjadi sangat cepat sehingga menghasilkan warna yang berbeda satu
sama lain. suatu reaksi kimia yang membutuhkan energi aktivasi
lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia
dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama.
Daftar Pustaka
Dwidjoseputro,
D. 1986. Pengantar Fisiologi Tumbuhan.
Jakarta: Gramedia
Lehninger, A.L.
1982. Principles of Biochemistry. New
York: Worth Publisher, Inc.
Suharjo,
Usman K.J. 2011. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi
Tanaman. Universitas Bengkulu: Bengkulu.
This post was written by: Franklin Manuel
Franklin Manuel is a professional blogger, web designer and front end web developer. Follow him on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR FISIOLOGI TANAMAN ACARA 1 “ENZIM””
Posting Komentar