Rabu, 21 Desember 2011
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah Acara V Distribusi Ukuran Partikel dan Tekstur
Do you like this story?
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
Acara V
Distribusi Ukuran Partikel dan Tekstur
Disusun
Oleh :
Muhammad Ali Alfi
E1J010089
Kelompok
4
Hari
/ Shift : Selasa, 15 November 2011
Co-ass
: Dodi Hardiansyah
Riezky P. Panjaitan
Laboratorium Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2011
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Distribusi
ukuran partikel adalah parameter dan distribusi partikel-partikel primer di
dalam contoh tanah. Partikel-partikel tanah mencakup sebaran yang sangat besar,
mulai dari batu (>0,2m) hingga liat (<2 µm). Namun, partikel yang
dikategorikan sebagai bahan pembentuk tanah adalah yang berukuran <2 mm dan
dibagi menjadi tiga kelompok utama: pasir, debu, dan liat. Batasan ukuran dari
ketiga fraksi tersebut sangat tergantung pada sistem klasifikasi yang digunakan
sebagaimana terlihat dalam tabel 5.1 berikut.
Tabel 5.1. Kelas ukuran partikel (µm) menurut beberapa
sistem klasifikasi (Marshall and Holmes, 1988).
Fraksi
|
ISSS
|
USDA
|
MIT dan BSI
|
Liat
|
<2
|
<2
|
<2
|
Debu:
Halus
Sedang
Kasar
|
2 – 20
-
-
-
|
2 – 50
-
-
-
|
2 – 6
6 – 20
20 – 60
|
Pasir
Sangat
halus
Halus
Sedang
Kasar
Sangat
Kasar
|
-
20 – 200
-
200 – 2000
-
|
50 – 100
100 – 250
250 – 500
500 – 1000
1000 - 2000
|
-
60 – 200
200 – 600
600 – 2000
-
|
Batu
|
>2000
|
>2000
|
>2000
|
Ket :
ISSS =
International Society of Soil Science; USDA = United States Department of
Agriculture; MIT = Massachusetts Institute of Technology (USA); BSI = British
Standards Institute.
1.2 Tujuan
1
Menetapkan distribusi ukuran partikel tanah.
2
Menetapkan kelas tekstur tanah.
1.3 Prinsip
Penetapan
distribusi ukuran partikel tanah pada prinsipnya terbagi menjadi dua tahap: (i)
disintegrasi agregat menjadi partikel-partikel primer, dan (ii) pengukuran
distribusi ukuran partikel-partikel yang sudah terdispersi tersebut.
Disintegrasi partikel dimaksud untuk melepaskan ikatan-ikatan, terutama oleh
bahan organik dan seskuioksida (senyawa Al dan Fe). Pengukuran distribusi
ukuran partikel dilakukan dengan menetapkan konsentrasi padatan di dalam
suspensi secara berkala setelah suspensi tersebut dibiarkan mengendap beberapa
saat.
Penetapan
distribusi ukuran partikel dan tekstur tanah dilakukan dengan menggunakan
berbagai metode. Metode yang paling umum digunakan adalah metode Hydrometer dan metode pipet. Kedua metode itu menggunakan
prinsip pengukuran konsentrasi partikel di dalam suspensi. Keuntungan metode
hydrometer adalah cepat dan mudah dilaksanakan, sedangkan metode pipet memiliki
tingkat ketelitian yang tinggi. Selain dari kedua metode itu, juga dikenal
metode sedigraph, dimana seberkas sinar dipancarkan melewati suspensi dan
ditangkap oleh suatu sensor. Semakin banyak sinar yang tertangkap oleh sensor
berarti semakin halus ukuran partikel yang ada di dalam suspensi.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Analisis mekanis dari tanah adalah penentuan variasi ukuran
partikel-partikel yang ada pada tanah. Variasi tersebut dinyatakan dalam
persentase dari berat kering total. Analisis hydrometer adalah untuk ukuran
partikel-partikel berdiameter lebih kecil dari 0,075 mm.
Pembagian jenis tanah menurut USDA
(United States Departments of Agriculture) yang berasal dari para ilmuwan,
yaitu:
1
Entisols adalah tanah yang terbentuk dari sedimen
organik serta batuan kapur dan metamorf.
2
Histosols adalah tanah yang terbentuk dari hasil
pembusukkan jaringan tanaman sehingga banyak mengandung bahan organik.
3
Inceptisols adalah tanah mineral yang usianya masih
muda.
4
Verticols adalah tanah mineral yang mengandung lempung
30% dan memiliki batuan induk yang mengandung banyak kation.
5
Oxisols adalah tanah yang mengalami pencucian sehingga
kandungan zat hara sedikit sehingga kandungan zat hara sedikit sementara
kandungan aluminium dan besi tinggi.
6
Andisols adalah tanah yang berwarna gelap yang
terbentuk dari endapan vulkanik.
7
Mollisols adalah tanah yang mineral yang serupa dengan
tanah praire, terbentuk dari batuan kapur.
8
Ultisols adalah tanah yang mengalami pencucian yang
berwarna kuning-merah. (Wikipedia. 2008)
Gambar segitiga
tekstur tanah
Tekstur
tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya
perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada
tanah (Badan Pertanahan Nasional). dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel
pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan
ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan
berdasarkan USDA). keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan
sifat2 tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositas
dan lain-lain.
Segitiga
tekstur merupakan suatu diagram untuk menentukan kelas2 testur tanah. ada 12
kelas tekstur tanah yang dibedakan oleh jumlah persentase ketiga fraksi tanah
tersebut. misalkan hasil analisis lab menyatakan bahwa persentase pasir (X)
32%, liat (Y) 42% dan debu (Z) 26%, berdasarkan diagram segitiga tekstur maka
tanah tersebut masuk kedalam golongan tanah bertekstur Liat (clay) (klik gambar
untuk memperbesar). (Mbojo. 2007)
BAB III
Bahan dan Metode
Metode
Hydrometer
3.1.Alat dan Bahan
Contoh tanah
yang telah dihaluskan, mixer elaktronik, silinder 1-L, beaker 600-mL,
timbangan, oven, calgon 5%, amyl alcohol, dan akuades.
3.2.Cara Kerja
Kalibrasi
Hydrometer
1
Masukkan 100 ml larutan calgon 6% ke dalam silinder
sedimentasi kapasitas 1:1 dan tambahkan akuades dengan suhu ruang hingga
mencapai volume 1L.
2
Aduk larutan secara merata dengan alat pengaduk yang
digerakkan naik turun dan catat suhunya.
3
Larutan blanko ini akan digunakan untuk menkoreksi
pembacaan hydrometer pada suspensi contoh tanah, dan pembacaan pada kedua
larutan tersebut harus dilakukan secara bersamaan (lihat langkah 10).
Dispersi Tanah
4
Timbang 50 g tanah (Wt) dan dimasukkan ke dalam beaker
600mL, tambahkan 250 ml akuades dan 100 ml calgon 5%, dan biarkan contoh tanah
terendam selama satu malam. Jumlah contoh tanah yang dibutuhkan sebenarnya
tergantung pada tekstur tanah itu sendiri. Untuk tanah bertekstur halus (debu
atau liat) 10 sampai 20 g sudah cukup, sedangkan untuk tanah berpasir
dibutuhkan 60 sampai 100 g untuk memperoleh hasil yang akurat.
5
Timbang 10 g duplikat contoh tanah dan ditentukan
kadar lengasnya (La) dengan mengering ovenkan pada suhu 1050C selama
satu malam.
6
Pindahkan contoh tanah yang telah diberi calgon ke
bejana dispersi dan aduk selama 5 menit dengan mixer elektronik.
7
Pindahkan suspensi ke silinder sedimentasi dan
tambahkan akuades hingga mencapai volume 1:1.
Pengukuran
Hydrometer
8
Diamkan suspensi beberapa saat sampai suhunya konstan,
lalu catat suhu tersebut (T1).
9
Masukkan alat pengaduk ke dalam silinder dan aduk
isinya secara merata dengan menggerakkan alat tersebut naik turun. Mula-mula
gerakkan alat pengaduk naik turun dengan kuat agar sedimen yang ada di dasar
silinder terangkat. Akhiri pengadukan dengan dua atau tiga gerakan yang
perlahan. Tambahkan satu tetes amyl alcohol bila permukaan suspensi
ditutupibuih.
10 Segera setelah
pengadukan selesai, masukkan hydrometer ke dalam suspensi dan baca skala
setelah 30 detik (R1). Pembacaan ini menunjukkan kandungan liat + debu di dalam
suspensi. Keluarkan hydrometer, cuci, keringkan dengan kain bersih, lalu
masukkan ke dalam larutan blanko. (Baca dan catat skalanya(R11)).
11 Ulangi pembacaan
setelah 24 jam (suhu, T2, hydrometer suspensi, R2, dan blanko, RL2).
Pembacaan ini digunakan untuk menghitung kandungan liat di dalam suspensi.
Pemisahan Fraksi
Pasir dengan Pengayakan
12 Setelah
pembacaan 24 jam tumpahkan sedimen dan suspensi di dalam silinder ke ayakan
bermata saring 53 µm. Cucilah sedimen dengan menggunakan botol semprotatau air
ledeng hingga hanya pasir yang tertinggal.
13 Pindahkan pasir
ke cawan, kering ovenkan pada suhu 1050C, dan timbang (Wp). Hitung
fraksi pasir dengan persamaan:
Wpx
(100+La)
% Pasir =
Wt
Dimana: Wp = Berat fraksi pasir yang tertampung di
ayakan 53 µm.
La = Kadar lengas contoh tanah kering
angin.
Wt = Berat total contoh tanah kering angin
(50 g).
Perhitungan Distribusi Ukuran Partikel
14 Hydrometer
dikalibrasi pada suhu 200C, karena itu perhitungan distribusi ukuran
partikel harus didasarkan pada suhu tersebut. Fraksi pasi, liat, dan debu
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
[(R1 – RL1)+0,36(T1-20)]
x (100+La)
% Pasir = 100
-
Wt
[(R2 – RL2)+0,36(T2-20)]
x (100+La)
% Liat = 100
-
Wt
% Debu= 100 - % Pasir -
% Liat
Dimana: R1 =
Pembacaan hydrometer pada contoh tanah setelah 30 detik.
RL1 = Pembacaan hdrometer pada blanko setelah
30 detik.
T1 = Suhu larutan pada pembacaan 30 detik.
R2 = Pembacaan hydrometer pada contoh tanah
setelah 24 jam.
RL2 = Pembacaan hydrometer pada blanko setelah
24 jam.
T2 = Suhu larutan pada pembacaan 24 jam (0C).
0,36 = Faktor koreksi suhu.
La = Kadar lengas contoh tanah kering angin
(% berat).
Wt = Berat contoh tanah kering angin (%0 g).
Penetapan Kelas Tekstur
15 Tetapkan kelas tekstur
tanah dengan cara memasukkan nilai pasir dan liat ke dalam segitiga tekstur
(Gambar 5.1). Misalnya diperoleh fraksi pasir sebesar 20% dan liat 35%, maka
tekstur tanah tersebut adalah lempung liat berdebu (silty clay loam).
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1
Hasil Pengamatan
Sampel
|
R1
|
R2
|
Rl1
|
Rl2
|
T1
|
T2
|
La
|
Wt
|
Top soil
|
11 g/l
|
8 g/l
|
-
|
-
|
28,90C
|
29,60C
|
0,776 g/g
|
50 g
|
Sub soil
|
21 g/l
|
16 g/l
|
-
|
-
|
28,80C
|
29,50C
|
0,919 g/g
|
50 g
|
Blanko
|
-
|
-
|
3 g/l
|
2 g/l
|
29,50C
|
-
|
-
|
-
|
4.2
Pembahasan
[(R1-Rl1)
+ 0,36 (T1-20)] x (100+KL)
% pasir top soil = 100-
Wt
[(11-3) + 0,36 (28,9-20)] x (100+0,776)
= 100-
50
[(8) + 0,36 (8,9)] x (100,776)
= 100-
50
[8 + 3,204] x (100,776)
= 100-
50
= 100 – 1129,094 / 50
= 100 – 22,582 = 77,418%
[(R2-Rl2)
+ 0,36 (T2-20)] x (100+KL)
% pasir top soil =
Wt
[(8-2) + 0,36 (29,6-20)] x (100+0,776)
=
50
[(6) + 0,36 (9,6)] x (100,776)
=
50
[6 + 3,456] x (100,776)
=
50
= 9,456
x 100,776 / 50
= 19,06%
% debu top soil = 100-(% pasir + % liat)
= 100-(77,42% + 19,06%)
= 100-(96,48%)
= 3,52%
Berdasarkan segitiga kelas tekstur
tanah, top soil ini tergolong bertekstur : “sandy loam”, yaitu lempung
berpasir.
% pasir ‘sub soil’ = 57,275%
% liat ‘sub soil’ = 35,165%
% debu ‘sub soil’ = 100 – (% pasir + % liat)
=
100 – (57,275 + 35,165)%
=
100 – 92,44 %
=
7,56 %.
Berdasarkan segitiga kelas tekstur
tanah, sub soil tergolong bertekstur : ‘lempung berpasir’.
BAB V
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang
telah didapatkan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa distribusi ukuran
partikel adalah parameter dan distribusi partikel-partikel primer di dalam
contoh tanah. Tekstur tanah ditentukan oleh proporsi tiga jenis tanah, yaitu
pasir, debu, dan liat. Tekstur tanah sangat menentukan kualitas tanah dalam hal
kemampuannya menahan air. Tekstur tanah memiliki tingkat kekasaran atau
kehalusan bahan mineral yang menyusun tanah.
·
% pasir top soil memiliki nilai 77,418 %
·
% liat top soil memiliki nilai 19,06 %
·
% debu top soil memiliki nilai 3.52 % yang merupakan
hasil dari % pasir ditambah dengan % liat dikurang 100.
·
Segitiga tekstuur digunakan untuk menentukan tekstur
tanah.
·
Berdasarkan segitiga kelas tekstur tanah, top soil ini
tergolong bertekstur yaitu lempung berpasir.
·
Sedangkan untuk sub soil berdasarkan segitiga kelas
tekstur, tanah yang diamati tergolong bertekstur : ‘lempung berpasir’.
Daftar Pustaka
Das Braja. 1988. Mekanika Tanah ( Prinsip-prinsip rekayasa geoteknis ) Jilid
1.Erlangga: Jakarta
Hardiyatmo, Hary Cristady. 2002. Mekanika Tanah I. Gajah Mada
University Press:Yogyakarta
Marshall,
T.J. and J.W. Holmes. 1988. Soil Physics.
Second edition. Cambridge University Press, Cambridge. 374 pp.
http://mbojo.wordpress.com/2007/08/15/segitiga-tekstur
Tim
Pengasuh Praktikum. 2011. Petunjuk
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian UNIB,. Bengkulu.
This post was written by: Franklin Manuel
Franklin Manuel is a professional blogger, web designer and front end web developer. Follow him on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah Acara V Distribusi Ukuran Partikel dan Tekstur”
Posting Komentar