Rabu, 21 Desember 2011
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah Acara IV Kadar Lengas, Berat Volume, Berat Jenis, dan Porositas Total Tanah
Do you like this story?
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
Acara IV
Kadar Lengas, Berat Volume, Berat Jenis, dan Porositas
Total Tanah
Disusun
Oleh :
Muhammad Ali Alfi
E1J010089
Kelompok
4
Hari
/ Shift : Selasa, 08 November 2011
Co-ass
: Dodi Hardiansyah
Riezky P. Panjaitan
Laboratorium Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2011
BAB I
Pendahuluan
1.1
Kadar Lengas
Latar Belakang
Dalam ilmu tanah, pengertian kadar
lengas sedikit berbeda dengan kadar air. Kadar lengas tanah mencakup air dan
bahan-bahan yang terlarut di dalamnya, sedangkan kadar air tanah mengandung
pengertian air murni yang ada di dalam tanah. Dalam kenyataanya, air yang ada di dalam tanah merupakan suatu
larutan, bukan air murni. Nilai kadar lengas tanah berkisaar antara 0,2 g/g
pada tanah mineral yang telah dikering anginkan sekitar 0,5 g/g pada tanah
mineral yang jenuh hingga mencapai 3,0 g/g pada tanah-tanah organik yang jenuh.
Tujuan
1
Menereapkan kadar lengas tanah kering angin.
2
Menetapkan kadar lengas tanah.
3
Menerapkan kadar lengas tanah kapasitas lapang.
Prinsip
Penetapan
kadar lengas tanah dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Metode
langsung diartikan sebagai metode dimana air dikeluarkan dalam sampel, misalnya
melalui evaporasi, selanjutnya jumlah air yang dikeluarkan tersebut ditentukan
(Gardner, 1986). Cara yang paling umum digunakan dalam menentukan jumlah air
yang dikeluarkan adalah dengan mengukur kehilangan berat sampel.
Penetapan
kadar lengas secara tidak langsung dilakukan dengan mengevaluasi perubahan
sifat-sifat bahan yang berkorelasi dengan keberadaan air dalam tanah. Dua dari
sifat-sifat tersebut yang paling banyak digunakan adalah : (i) jumlah dan laju
penyebaran neutron, dan (ii) konduktivitas dan kapasitansi listrik dalam tanah.
Keuntungan dari metode tidak langsung ini adalah pengukuran dapat dilakukan
secara cepat dan tidak mengganggu lingkungan di sekitarnya.
Kadar
lengas umumnya ditetapkan dengan menggunakan metode gravimetrik, neutron probe dan time domain reflectrometry (TDR). Metode gravimetrik dilakukan
dengan cara menghitung berat air yang dikandung oleh suatu contoh tanah.
Prinsip kerja neutron probe adalah melepaskan neutron ke dalam tanah lalu
mengevaluasi jumlah dan laju penyebarannya. Sementara itu, metode TDR
menggunakan perubahan konduktivitas listrik di dalam tanah bila terdapat air di
dalam pori-porinya. Metode pertama dilakukan pada suatu contoh tanah, baik utuh
maupun terganggu, sedangkan metode kedua dan ketiga dilakukan langsung di lapang.
1.2
Berat Volume dan Berat Jenis
Latar Belakang
Berat volume (BV) tanah merupakan
rasio antara berat dan volume total contoh tanah, termasuk volume ruang pori
yang ada didalamnya. Berat jenis (BJ) tanah adalah rasio antara berat total
partikel-partikel padat tanah dengan volume total partikel-partikel tersebut,
tidak termasuk volume ruang pori yang ada diantara parikel. Nilai BV pada tanah
hutan berkisar antara 0,5 sampai 4,0 g/cm3. Sementara itu, nilai BJ
sangat mendekati 2,65 g/cm3 dengan standar deviasi tidak akan lebih
dari 0,15 g/cm3. Nilai BV dan BJ yang terendah kemungkinan ditemui
pada horizon O yang akan kaya bahan organik, sedangkan nilai tertinggi dapat
ditemui pada horizon B dan C. Untuk BV, varietas diatas dapat pula dipengaruhi
oleh sistem pengelolaan lahan. Misalnya, penggunaan alat-alat berat
pada saat penebangan pohon dapat meningkatkan nilai BV secara drastis.
Tujuan
1
Menetapkan berat volume beberapa contoh tanah.
2
Menetapkan berat jenis beberapa contoh tanah.
Prinsip
Pengukuran BV pada prinsipnya
dilakukan dengan menghitung berat partikel-partikel padatan dan volume tanah
total, termasuk volume padatan, cairan dan udara. Pengukuran BJ dilakukan
dengan menetapkan berat partikel padatan dan volume dari padatan itu sendiri,
tidak termasuk volume cairan dan udara. Bila penetapan BV dilakukan pada contoh
tanah utuh, pendapat BJ harus dilakukan pada contoh tanah yang telah dihaluskan
terlebih dahulu.
Berat volume tanah umumnya
ditetapkan dengan menggunakan metode ring sampel (care method) dan metode lilin. Kedua metode tersebut memiliki
kelebihan dan kelemahan masing-masing. Metode pertama lebih mewakili kondisi
tanah yang sebenarnya namun lebih rumit, sedangkan metode kedua lebih mudah
dilakukan namun kurang mencerminkan kondisi tanah yang diwakilinya.
Berat jenis tanah umumnya ditetapkan
dengan menggunakan metode pyenometer. Meskipun pyenometer itu sendiri dapat
juga diganti dengan gelas ukur, prinsip kerja keduanya adalah sama. Variansi
dari metode ini juga terjadi pada larutan yang digunakan untuk menetapkan
volume partikel padatan. Sebagian ahli merekomendasikan minyak tanah, sedangkan
yang lain cukup menggunakan aquades.
1.3
Porositas Total
Latar Belakang
Salah satu aspek fisik tanah yang
sangat penting dalam bidang pertanian dan kehutanan adalah struktur tanah yang
yang diartikan sebagai susunan partikel primer menjadi partikel sekunder,
termasuk pori yang ada di antaranya. Volume ruang pori yang ada di dalam tanah
dinyatakan sebagai porositas total (Pt) dan didefinisikan sebagai fraksi dari
volume total tanah yang ditempati oleh pori-pori. Porositas rtanah sangat
penting dalam berbagai aspek, seperti pergerakan dan ketersediaan air dan udara
di dalam tanah, laju pertumbuhan akar, dan aktivitas mikroba tanah. Nilai Pt
tanah selalu berkembang terbalik dengan nilai BV.
Tujuan
1
Menetapkan porositas total tanah melalui pengukuran
langsung.
2
Menghitung nilai porositas total tanah dengan
menggunakan nilai BV dan BJ.
Prinsip
Pengukuran porositas total tanah
pada prinsipnaya adalah menentukan volume ruang pori yang ada diantara partikel
padatan. Ruang pori yang diukur tersebut menempati dua posisi utama di dalam
tanah; (i) diantara partikel primer didalam suatu partikel dalam suatu partikel
sekunder (agregat), dan (ii) diantara partikel-partikel tersebut.
Nilai Pt dapat ditentukan melalui
dua cara, pengukuran dan perhitungan. Metode yang paling umum digunakan dalam
dengan menggunakan contoh tanah utuh di dalam ring sampel. Metode lain adalah
dengan menggunakan thin section dimana
preparat tanah diamati di bawah mikroskop dan jumlah serta ukuran pori
selanjutnya ditentukan secara kuantitatif.
BAB II
Tinjauan Pusataka
Lengas tanah adalah air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh
berbagai kakas (matrik,osmosis, dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan
dengan peningkatan permukaan jenis zarah dan kerapatan muatan elektrostatik
zarah tanah. Tegangan lengas tanah juga menentukan beberapa banyak air yang dapat
diserap tumbuhan. Bagian lengas tanah yang tumbuhan mampu menyerap dinamakan
air ketersediaan.
Keberadaan lengas tanah dipengaruhi oleh energi pengikat spesifik yang
berhubungan dengan tekanan air. Status energi bebas (tekanan) lengas tanah dipengaruhi
oleh perilaku dan keberadaannya oleh tanaman. Lengas tanah dipengaruhi oleh
keberadaan gravitasi dan tekanan osmosis apabila tanah dilakukan pemupukan
dengan konsentrasi tinggi (Bridges, 1979).
Di dalam tanah, air berada di dalam ruang pori diantara padatan tanah. Jika tanah dalam keadaan jenuh air, semua ruang pori tanah terisi air. Dalam keadaan ini jumlah tanah yang disimpan didalam tanah merupakan jumlah air maksimum disebut kapasitas penyimpanan air maksimum. Selanjutnya jika tanah dibiarkan mengalami pengeringan, sebagian ruang pori akan terisi udara dan sebagian lainnya terisi air. Dalam keadaan ini tanah dikatakan tidak jenuh (Hillel,1983).
Di dalam tanah air dapat bertahan tetap berada di dalam ruang pori karena adanya berbagai gaya yang yang bekerja pada air tersebut. Untuk dapat mengambil air dari rongga pori tanah diperlukan gaya atau energi yang diperlukan untuk melawan energi yang menahan air. Gaya – gaya yang menahan air hingga bertahan dalam rongga pori berasal dari absorbsi molekul air oleh padatan tanah, gaya tarik menarik antara molekul air, adanya larutan garam dan gaya kapiler.
Di dalam tanah, air berada di dalam ruang pori diantara padatan tanah. Jika tanah dalam keadaan jenuh air, semua ruang pori tanah terisi air. Dalam keadaan ini jumlah tanah yang disimpan didalam tanah merupakan jumlah air maksimum disebut kapasitas penyimpanan air maksimum. Selanjutnya jika tanah dibiarkan mengalami pengeringan, sebagian ruang pori akan terisi udara dan sebagian lainnya terisi air. Dalam keadaan ini tanah dikatakan tidak jenuh (Hillel,1983).
Di dalam tanah air dapat bertahan tetap berada di dalam ruang pori karena adanya berbagai gaya yang yang bekerja pada air tersebut. Untuk dapat mengambil air dari rongga pori tanah diperlukan gaya atau energi yang diperlukan untuk melawan energi yang menahan air. Gaya – gaya yang menahan air hingga bertahan dalam rongga pori berasal dari absorbsi molekul air oleh padatan tanah, gaya tarik menarik antara molekul air, adanya larutan garam dan gaya kapiler.
Jumlah air tanah yang bermanfaat untuk tanaman mempunyai batas – bata
tertentu. Seperti pada kekurangan air, kelebihan air dapat merupakan kesukaran.
Air yang kelebihan itu tidaklah beracun, akan tetapi kekurangan udara pada
tanah – tanah yang tergenanglah yang menyebabkan kerusakan. Tanaman dapat
ditanam dengan memuaskan dalam larutan air bila aerasi diberikan dengan baik. Dalam kaitanya dengan daya penyimpanan
air, tanah pasiran mempunyai daya pengikat terhadap lengas tanah yang relative
rendah karena permukaan kontak antara tanah pasiran ini didominasi oleh pori –
pori mikro satu. Oleh karena itu, air yang jatuh ketanah pasiran akan segera
mengalami perkolasi dan air kapiler akan mudah lepas karena evaporasi
(Mukhid,2010).
Hubungan Berat Isi (Bi) dan Berat Jenis
(BJ) saling berhubungan. Salah satu manfaat nilai berat isi tanah, yaitu untuk
menghitung porositas. Untuk menghitung porositas kita harus mengetaui berat
jenis partikelnya terlebih dahulu. Sedangkan salah satu manfaat berat jenis,
yaitu untuk menentukan perhitungan ruang pori dalam tanah. Untuk menghitung
ruang pori dalam tanah, kita harus mengetahui berat isi tanah terlebih dahulu.
(Tim Dosen FPUB, 2010)
Pengaruh
terhadap pengolahan lahan dari berat isi dan berat jenis tanah sangat banyak,
di antaranya dalam proses infiltrasi tanah, jika sebuah tanah memiliki rongga
atau pori-pori yang banyak maka penyerapan air akan baik atau cepat. Seperti halnya
pada tanah berpasir, tanah ini sering digunakan dalam pembuatan lapangan sepak
bola yang memerlukan penyerapan air lebih cepat namun tidak untuk media
pembudidayaan tanaman. Grafik pengaruh pengolahan tanah terhadap berat isi pada
3 minggu setelah tanam
Pengolahan lahan sangat diperlukan untuk menjaga kesuburan tanah. Tanah yang berstruktur mantap berat isinya juga akan tinggi. Itu dikarenakan tanah tersebut memiliki kerapatan yang tinggi, sehinga akar dari tumbuhan atau tanaman tesebut akan sulit menembus atau memecah tanah dan air akan sulit untuk meresap kedalam tanah, sehingga air akan mudah tergenang di atas permukaan tanah. Untuk mengatasi itu, maka diperlukan pengolahan tanah yang baik, diantaranya dengan cara membajak tanah dan menggemburkan tanah. Dengan membajak tanah, akan membuat ronga atau pori-pori dalam tanah menjadi lebih banyak, sehingga penyerapan air, udara, dan berbagai mineral yang dibutuhkan tanaman dapat lebih mudah.
Dalam mempelajari berat isi dan berat jenis tanah dapat ditentukan berapa pupuk yang dibutuhkan untuk pemupukan lahan tersebut sehingga kita dapat meminimalisir pemakaian pupuk. Dengan kata lain dalam teorinya, pengolahan lahan dapat mengurangi berat isi dan berat jenis tanah pada suatu jenis lahan. Sehingga akar tanaman bisa menembus tanah dengan baik dan tanaman bisa tumbuh dengan subur, baik pada lahan semusim, lahan produksi, dan lahan kampus. ( Anonymous, 2010 )
Pengolahan lahan sangat diperlukan untuk menjaga kesuburan tanah. Tanah yang berstruktur mantap berat isinya juga akan tinggi. Itu dikarenakan tanah tersebut memiliki kerapatan yang tinggi, sehinga akar dari tumbuhan atau tanaman tesebut akan sulit menembus atau memecah tanah dan air akan sulit untuk meresap kedalam tanah, sehingga air akan mudah tergenang di atas permukaan tanah. Untuk mengatasi itu, maka diperlukan pengolahan tanah yang baik, diantaranya dengan cara membajak tanah dan menggemburkan tanah. Dengan membajak tanah, akan membuat ronga atau pori-pori dalam tanah menjadi lebih banyak, sehingga penyerapan air, udara, dan berbagai mineral yang dibutuhkan tanaman dapat lebih mudah.
Dalam mempelajari berat isi dan berat jenis tanah dapat ditentukan berapa pupuk yang dibutuhkan untuk pemupukan lahan tersebut sehingga kita dapat meminimalisir pemakaian pupuk. Dengan kata lain dalam teorinya, pengolahan lahan dapat mengurangi berat isi dan berat jenis tanah pada suatu jenis lahan. Sehingga akar tanaman bisa menembus tanah dengan baik dan tanaman bisa tumbuh dengan subur, baik pada lahan semusim, lahan produksi, dan lahan kampus. ( Anonymous, 2010 )
Porositas total adalah perbandingan
volume ruang total batuan pada formasi dengan volume ruang pori yang terisi
oleh fluida. Satuan porositas akan memiliki porositas tapi apabila tidak
memiliki permeabilitas maka tidak dapat diproduksi. Porositas total dicari dari
5 jenis porositas, yaitu :
1
Porositas primer merupakan ruang pori yang
dimiliki batuan tersebut sehingga dapat menampung dan menyimpan fluida.
2
Porositas sekunder merupakan ruang pori yang
dapat menyerap air atau menampung fluida tapi terbentuknya karena proses
lanjutan setelah pengendapan berupa disolusi pada batuan tersebut.
3
Porositas bersambung merupakan porositas yang
saling berhubungan dan membentuk jalur pada ruang pori.
4
Porositas potensial merupakan porositas yang
dapat memberikan aliran pada fluida pada batasan tertentu tergantung dari
ukuran pori.
5
Porositas efektif merupakan porositas yang dapat
memberikan aliran fluida bebas bukan merupakan porositas yang bersambung.
(Andius Dasa Putra, 2011)
BAB III
Bahan dan Metode
3.1
Kadar Lengas
Tanah Kering Angin (La): Metode Gravimetrik
A. Alat dan Bahan
Contoh tanah
kering angin, cawan, timbangan dan oven.
B. Cara Kerja
Gunakan contoh tanah yang sudah
dikering anginkan untuk menetapkan kadar lengas tanah kering angin.
Langkah-langkah kerja dalam penetapan kadar lengas ini adlah sebagai berikut:
1
Timbang botol tembaga yang akan digunakan untuk
mengeringkan tanah di dalam oven (Wb).
2
Masukkan 10 g contoh tanah ke dalam botol tersebut dan
timbang (Wbta).
3
Keringkan botol dan isinya di dalam oven pada suhu 1050C
selama 24 jam, lalu timbang (Wbt).
4
Hitung kadar lengas tanah kering angin, La (dalam g/g)
dengan menggunakan persamaan :
La = (Wbta –
Wbt) / (Wbt – Wb)
Nilai yang
diperoleh adalah lengas gravimetrik berdasarka berat kering tanah kering,
dengan satuan g/g.
3.2
Kadar Lengas
Tanah Jenuh (Lj) dan Kapasitas Lapang (Li): Metode Gravimetrik
A. Alat dan Bahan
Contoh tanah
utuh, ring sampel, kain kasa, karet, bak untuk penjenuhan contoh tanah, rak,
timbangan, dan oven.
B. Cara Kerja
Kadar
lengas tanah jenuh dan tanah kapasitas lapang ditetapkan dengan menggunakan
contoh tanah utuh yang telah dipakai untuk pengukuran K-sat. Prosedur penetapan
kedua parameter ini adalah sebagai berikut:
1
Rendam kembali ring sampel yang berisi contoh tanah
hingga permukaan air berada sekitar 2 cm dibawah permukaan tanah selama 24 jam.
2
Pindahkan ring semple dan isiinya yang jenuh air ke
atas timbangan, lalu catat beratnya (Wstj)
3
Letakkan contoh tanah di atas rak dan biarkan air yang
ada di dalam nya keluar melalui proses gravitasi dan penguapan selama 24 jam.
Setelah itu timbang kembali berat ring sample dan isinya (Wstl).
4
Pada langkah 1
sampai 3, bagian bawah ring sampel ditutup kain kasa dan diikat dengan karet.
Oleh sebab itu, nilai Wstj Wstl harus dikoreksi dengan cara menguranginya
dengan berat kain kasa dan karet. Ingat, kain kasa dan karet harus dilepas dari
ring sampel pada fase ini dan penimbangannya harus dilakukan pada kondisi
lembab.
5
Masukkan ring sampel ke dalam oven dan keringkan pada
suhu 1050C selama 48 jam. Setelah itu timbang ring sampel dan isinya
(Wst).
6
Bersihkan ring sampel dari contoh tanah lalu timbang
(Ws).
7
Hitung nilai kadar lengas tanah jenuh, Lj, dan tanah
kapasitas lapang, Lkl (semua dalam g/g), dengan menggunakan persamaan-persamaan
berikut.
Lj = (Wstj –
Wst) / (Wst – Ws)
Ll = (Wstl –
Wst) / (Wst – Ws)
3.3
Berat Volume:
Metode Ring Sampel
A. Alat dan Bahan
Ring sampel
berisi contoh tanah utuh, timbangan, dan oven.
B. Cara Kerja
Penetapan
nilai BV tanah dilakukan dengan menggunakan contoh tanah yang telah digunakan
untuk menetapkan Lj dan Ll dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1
Ukur luas penampang (A) dan tinggi (H) dan ring sampel
yang ddigunakan dalam pentapan Lj dan Ll. Hitung volume ring sampel tersebut
(V).
2
Hitung nilai BV dengan persamaan:
BV = (Wst – Ws)
/ V
Dimana nilai Wst
dan Ws sama dengan nilai yang ada pada persamaan (4) dan (5).
3.4
Berat Jenis
(Metoda Pyenometer)
A. Alat dan Bahan
Contoh tanah
kering angin yang telah dihaluskan, pyenometer, aquades, timbangan, tungku
pemana, dan oven.
B. Cara Kerja
1
Timbang pyenometer (termasuk penutupmya) yang bersih
dan kering (Wp). Bila pyenometer tidak tersedia maka gelas ukur (25, 50 atau
100 mL) dapat digunakan sebagai pengganti.
2
Tambahkan 10 g tanah kering angin yang telah diayak
dengan ayakan bermata saring 2 mm. Bila gelas ukur 100 mL yang digunakan,
tambahkan 50 g tanah. Bersihkan pyenometer dari tanah yang mungkin menempel,
lalu timbang (Wpt).
3
Timbang 10 g duplikat contoh tanah dan tetapkan kadar
airnya dengan mengeringkannya di oven (1050C) selama 12 jam. Koreksi
nilai Wpl dengan cara menguranginya dengan berat air dalam duplikat contoh
tanah.
4
Isi pyenometer dengan aquades, cuci tanah yang
menempel di leher bagian dalam hingga masuk ke tabung. Buang udara yang
tertangkap di dalam agregat dengan mendidihkan air secara perlahan selama
beberapa menit. Sekali-sekali goyang isi tabung untuk mencegah kehilangan tanah
oleh meluapnya cairan.
5
Didihkan aquades di tabung terpisah lalu dinginkan
pada suhu ruang.
6
Dinginkan pyenometer dan isinyapada suhu ruang, lalu
tambahkan aquades pada langkah (5) hingga memenuhi pyenometer. Masukkan alat
penutup, keringkan dan bersihkan bagian luar bejana tersebut dengan kain
kering.
7
Timbang pyenometer dengan isinya (Wpta) dan ukur suhu
suspensi setelah didinginkan pada suhu ruang.
8
Keluarkan isi pyenometerlalu cuci sampai bersih. Isi
pyenometer tersebut dengan aquades pada langkah (5) hingga penuh, masukkan alat
penutup, keringkan bagian luar tabung dengan kain, lalu timbang pyenometer dan
air tersebut (Wpa).
9
Hitung BJ dengan persamaan berikut:
ρa(Wpt-Wp)
BJ =
(Wpt-Wp)-(Wpta-Wpa)
Dimana ρa
= BJ air pada suhu pengamatan, diasumsikan sama dengan 1 g/cm3.
3.5
Pengukuran
Porositas Total: Metode Ring Sampel
A. Alat dan Bahan
Ring sampel
berisi contoh tanah utuh, baik berisi air, timbangan, dan oven.
B. Cara Kerja
Prosedur
pengukura Pt tanah merupakan kelanjutan dari prosedur pengukuran kadar lengas
tanah jenuh (Lj) pada bagian 4.1.6. Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai
berikut:
1
Kalikan nilai Lj yang diperoleh dari persamaan (4)
dengan nilai BI yang diperoleh dari persamaan (6), lalu bagi dengan nilai Bj
air (ρa diasumsikan 1 g/cm3).
2
Dari perkalian dan pembagian tersebut diperoleh kadar
lengas volumetrik tanah jenuh dengan satuan cm3 air per cm3
tanah.
3
Dalam kondisi jenuh semua ruang pori tanah terisi oleh
air =. Oleh sebab itu, nilai kadar lengas volumatrik diatas adalah juga nilai
porositas total tanah.
3.6 Penghitungan Pt
dari Bi dan Bj
Porositas
total tanah dapat dihitung bila nilai BI dan BJ diketahui. Rasio BJ/BI
merupakan fraksi dari volume total tanah yang diisi oleh padatan. Bila nilai
ini dikeluarkan dari kesatuan maka yang tertinggal adalah fraksi dari volume
total tanah yang diisi oleh pori-pori. Dengan demikian, nilai Pt dihitung
dengan:
Pt = l – (BI/BJ)
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1
Hasil Pengamatan
1.
Berat Jenis
Top Soil
|
Sub Soil
|
||||||||||||
A
|
B
|
C
|
D
|
BD1
|
BD2
|
BJ
|
A
|
B
|
C
|
D
|
BD1
|
BD2
|
BJ
|
32.2
|
82.4
|
47.5
|
90.1
|
0.996
|
0.995
|
1.99
|
32.2
|
82.4
|
47.5
|
90.1
|
0.996
|
0.995
|
2.2
|
2.
Kadar Lengas
·
Kadar lengas
tanah kering angin (La)
Top Soil
(g)
|
Sub Soil
(g)
|
||||||
Wb
|
Wbt
|
Wbta
|
La
|
Wb
|
Wbt
|
Wbta
|
La
|
27
|
31.5
|
37
|
1.22
|
27
|
36.2
|
37
|
0.87
|
·
Kadar lengas
tanah jenuh (Lj)
Top Soil
(g)
|
Sub Soil
(g)
|
||||||
Ws
|
Wstj
|
Wst
|
Lj
|
Ws
|
Wstj
|
Wst
|
Lj
|
136.1
|
369.2
|
37
|
0.916940
|
90.2
|
392.6
|
271.6
|
0.667
|
·
Kadar lengas
lapang (Ll)
Top Soil
(g)
|
Sub Soil
(g)
|
||||||
Ws
|
Wst
|
Wstl
|
Ll
|
Ws
|
Wst
|
Wstl
|
Ll
|
136.1
|
257.7
|
321.8
|
6.527
|
90.2
|
271.6
|
368.2
|
0.5325
|
3.
Berat Volume
Pt
|
=
|
1
|
-
|
( Bv )
|
.
|
100%
|
||||||||
( Bj )
|
||||||||||||||
Top Soil
|
Sub Soil
|
|||||||||||||
Ws
|
Wst
|
V
|
Bv
|
Ws
|
Wst
|
V
|
Bv
|
|||||||
136.1
|
257.7
|
153.86
|
0.79032
|
90.2
|
271.6
|
153.56
|
1.17899
|
|||||||
4.2
Pembahasan
·
Berat jenis
Bj
Topsoil =
|
100 (c-a)
Bd1 . Bd2
|
(100 +
La) Bd2 (b-a) – Bd1 (d-c)
|
|
=
|
100
(47.49-32.23) 0.996 . 0.995
|
(100 +
1.22) 0.995 (82.39-32.23) – 0.996 (90.06-47.49)
|
|
=
|
100
(15.26) 0.99102
|
(101.22 x
48.90) – (42.57)
|
|
=
|
1512.29652
|
4907.088
|
|
=
|
0.25510
|
|
|
Bj Subsoil =
|
100 (c-a)
Bd1 . Bd2
|
(100 +
La) Bd2 (b-a) – Bd1 (d-c)
|
|
=
|
100
(47.49-32.23) 0.996 . 0.996
|
(100 +
0.87) 0.996 (82.39-32.23) – 0.996 (90.80-47.49)
|
|
=
|
100
(15.26) 0.992
|
(100.87 x
49.95) – (43.31)
|
|
=
|
1513.792
|
4995.1465
|
|
=
|
0.30305
|
·
Berat Volume
Bv Topsoil
Dik :
r = d/2 = 7.5/2
= 3.75
A = π . r2 = 3.14 x 3.752 =
44.15 cm2
Maka : V = A x H
= 44.15 x 4 = 176.6 cm2
Jwb :
Bv Topsoil
|
=
|
(Wst – Ws)
|
=
|
(257.7 – 136.1)
|
=
|
121.6
|
=
|
0.688 g/cm2
|
V
|
176.6
|
176.6
|
Bv Subsoil
Dik :
r = d/2 = 7.5/2
= 3.75
A = π . r2 = 3.14 x 3.752 =
44.15 cm2
Maka : V = A x H
= 44.15 x 4 = 176.6 cm2
Jwb :
Bv Topsoil
|
=
|
(Wst – Ws)
|
=
|
(271.6 – 90.2)
|
=
|
181.6
|
=
|
1.0271 g/cm2
|
V
|
176.6
|
176.6
|
·
Kadar lengas
kering udara (La)
La
Topsoil
|
=
|
(Wbta-Wbt)
|
=
|
(37-31.5)
|
=
|
5.5
|
=
|
1.22 g/g
|
(Wbt-Wb)
|
(31.5-27)
|
4.5
|
||||||
|
||||||||
La
Subsoil
|
=
|
(Wbta-Wbt)
|
=
|
(37-36.2)
|
=
|
0.8
|
=
|
0.177 g/g
|
(Wbt-Wb)
|
(31.5-27)
|
4.5
|
·
Kadar lengas
tanah jenuh (Lj)
Lj
Topsoil
|
=
|
(Wstj-Wst)
|
=
|
(369.2-257.7)
|
=
|
111.5
|
=
|
0.7987 g/g
|
(Wst-Ws)
|
(275.7-136.1)
|
139.6
|
||||||
|
||||||||
Lj
Subsoil
|
=
|
(Wstj-Wst)
|
=
|
(392.6-271.6)
|
=
|
121
|
=
|
0.667 g/g
|
(Wst-Ws)
|
(271.6-90.2)
|
181.4
|
·
Kadar lengas
lapang (Ll)
Lk Topsoil
|
=
|
(Wstl-Wst)
|
=
|
(321.8-257.7)
|
=
|
64.1
|
=
|
0.527 g/g
|
(Wst-Ws)
|
(257.7-136.1)
|
121.6
|
||||||
|
||||||||
Lk Subsoil
|
=
|
(Wstl-Wst)
|
=
|
(368.2-271.6)
|
=
|
96.6
|
=
|
0.5325 g/g
|
(Wst-Ws)
|
(271.6-90.2)
|
181.4
|
·
Porositas total
(Pt)
Pt
Topsoil
|
=
|
(1
|
-
|
(Bv)
|
x
|
100%
|
(Bj)
|
||||||
|
=
|
(1
|
-
|
(0.79)
|
x
|
100%
|
(1.99)
|
||||||
=
|
(1
|
-
|
0.40)
|
x
|
100%
|
|
=
|
0.60
|
x 100%
|
||||
=
|
60%
|
Pt
Subsoil
|
=
|
(1
|
-
|
(Bv)
|
x
|
100%
|
(Bj)
|
||||||
|
=
|
(1
|
-
|
(1.17)
|
x
|
100%
|
(2.2)
|
||||||
|
=
|
(1
|
-
|
0.53)
|
x
|
100%
|
=
|
0.53
|
x 100%
|
||||
=
|
53%
|
BAB V
Kesimpulan
Kadar lengas adalah kandungan uap air yang terdapat dalam pori tanah.
Manfaat kadar lengas adalah mengetahui kebutuhan air untuk persawahan dan proses irigasi, mengetahui kemampuan jenis tanah mengenai daya simpan air , dan perhitungan Nilai Perbandingan Dispersi (NPD). Faktor yang mempengaruhi kadar lengas tanah yaitu iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya bahan penutup tanah (organik maupun anorganik). Salah satu manfaat nilai berat isi tanah, yaitu untuk menghitung porositas. Untuk menghitung porositas kita harus mengetaui berat jenis partikelnya terlebih dahulu. Sedangkan salah satu manfaat berat jenis, yaitu untuk menentukan perhitungan ruang pori dalam tanah karena untuk menghitung ruang pori dalam tanah maka harus mengetahui berat isi tanah. Porositas total adalah perbandingan volume ruang total batuan pada formasi dengan volume ruang pori yang terisi oleh fluida. Porositas total dicari lima jenis porositas, yaitu:
Manfaat kadar lengas adalah mengetahui kebutuhan air untuk persawahan dan proses irigasi, mengetahui kemampuan jenis tanah mengenai daya simpan air , dan perhitungan Nilai Perbandingan Dispersi (NPD). Faktor yang mempengaruhi kadar lengas tanah yaitu iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya bahan penutup tanah (organik maupun anorganik). Salah satu manfaat nilai berat isi tanah, yaitu untuk menghitung porositas. Untuk menghitung porositas kita harus mengetaui berat jenis partikelnya terlebih dahulu. Sedangkan salah satu manfaat berat jenis, yaitu untuk menentukan perhitungan ruang pori dalam tanah karena untuk menghitung ruang pori dalam tanah maka harus mengetahui berat isi tanah. Porositas total adalah perbandingan volume ruang total batuan pada formasi dengan volume ruang pori yang terisi oleh fluida. Porositas total dicari lima jenis porositas, yaitu:
1
Porositas primer
2
Porositas sekunder
3
Porositas bersambung
4
Porositas potensial
5
Porositas efektif
Daftar Pustaka
Anonymous. 2010. http : // ilmusipil.com / cara mengetahui berat jenis tanah.
(diakses tanggal 14 November 2011)
Darmawijaya, M. isa.
1997. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
Hakim. 1986. Dasar-Dasar Fisika Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UB. Malang
Hakim. 1986. Dasar-Dasar Fisika Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UB. Malang
Mukhid,S.2010. Pengaruh Pemberian Lapisan Lempung
Terhadap Peningkatan Lengas Tanah Pada Lahan Berpasir. Info Perpustakaan :
Jurnalsaint dan Teknologi (Diakses
tanggal 14 November
2011).
Nabilussalam.
2011. http : //berat isi dan berat jenis tanah (diakses tanggal 14 November
2011)
Tim
Pengasuh Praktikum. 2011. Petunjuk
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian UNIB. Bengkulu.
This post was written by: Franklin Manuel
Franklin Manuel is a professional blogger, web designer and front end web developer. Follow him on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah Acara IV Kadar Lengas, Berat Volume, Berat Jenis, dan Porositas Total Tanah”
Posting Komentar