Rabu, 21 Desember 2011
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Acara V Kerusakan Tanaman oleh Pengganggu
Do you like this story?
Laporan
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
Acara V
Kerusakan Tanaman oleh Pengganggu
Oleh :
Muhammad Ali Alfi
E1J010089
Dosen Pembimbing : Ir.
Nadrawati, MP
Co-ass : Yanti CH
Tri Nurhidayah
Laboratorium Ilmu Hama
dan Penyakit Tumbuhan
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti
kita ketahui bahwa tanaman adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang memiliki
manfaat sangat besar terutama bagi kepentingan manusia. Sebagian besar
produk/hasil tanaman tersebut dimanfaatkan oleh manusia untuk kepentingan hidup
dan kehidupannya. Namun sebaliknya, produk/hasil tanaman tersebut juga diminati
makhluk hidup lain yaitu hama. Fenomena inilah yang menyebabkan manusia harus
senantiasa berusaha agar produk/hasil tanaman yang dibudidayakan tersebut
terhindar dari gangguan organisme pengganggu tanaman. Dalam agro-ekosistem,
tanaman yang kita usahakan dinamakan produsen, sedangkan herbivora yang makan
tanaman dinamakan konsumen pertama, sedangkan karnivora yang makan konsumen
pertama adalah konsumen kedua. Herbivora yang berada pada tanaman tidak
semuanya menimbulkan kerusakan. Ada herbivora yang keberadaannya dikehendaki
ada juga yang tidak. Herbivora yang keberadaannya tidak dikehendaki karena
dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman yang dibudidayakan disebut hama. Jadi
selama keberadaannya ditanaman tidak menimbulkan kerusakan secara ekonomis,
maka herbivora tersebut belum berstatus hama.
Hama
adalah semua herbivora yang dapat merugikan tanaman yang dibudidayakan manusia
secara ekonomis. Akibat serangan hama produktivitas tanaman menjadi menurun,
baik kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang terjadi kegagalan panen.
Oleh karena itu kehadirannya perlu dikendalikan, apabila populasinya di lahan
telah melebihi batas Ambang Ekonomik. Dalam kegiatan pengendalian hama,
pengenalan terhadap jenis-jenis hama (nama umum, siklus hidup, dan
karakteristik) serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat penting agar tidak
melakukan kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan pengendalian.
Penyakit tumbuhan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu sudut biologi dan sudut ekonomi, demikian juga penyakit tanamannya. Kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit tumbuhan dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar terhadap masyarakat. Kerusakan ini selain disebabkan oleh karena hilangnya hasil ternyata juga dapat melalui cara lain yaitu menimbulkan gangguan terhadap konsumen dengan adanya racun yang dihasilkan oleh jamur dalam hasil pertanian tersebut.
Penyakit tumbuhan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu sudut biologi dan sudut ekonomi, demikian juga penyakit tanamannya. Kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit tumbuhan dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar terhadap masyarakat. Kerusakan ini selain disebabkan oleh karena hilangnya hasil ternyata juga dapat melalui cara lain yaitu menimbulkan gangguan terhadap konsumen dengan adanya racun yang dihasilkan oleh jamur dalam hasil pertanian tersebut.
Tumbuhan
menjadi sakit apabila tumbuhan tersebut diserang oleh pathogen (parasit) atau
dipengaruhi oleh agensia abiotik (fisiopath). Oleh karena itu, untuk terjadinya
penyakit tumbuhan, sedikitnya harus terjadi kontak dan terjadi interaksi antara
dua komponen (tumbuhan dan patogen). Interaksi ketiga komponen tersebut telah
umum digambarkan sebagai suatu segitiga, umumnya disebut segitiga penyakit
(disease triangle).
Setiap sisi sebanding dengan total jumlah
sifat-sifat tiap komponen yang memungkinkan terjadinya penyakit. Sebagai contoh,
jika tumbuhan bersifat tahan, umumnya pada tingkat yang tidak menguntungkan
atau dengan jarak tanam yang lebar maka segitiga penyakit – dan jumlah penyakit
– akan kecil atau tidak ada, sedangkan jika tumbuhan rentan, pada tingkat
pertumbuhan yang rentan atau dengan jarak tanam rapat, maka sisi inangnya akan
panjang dan jumlah potensial penyakit akan bertambah besar. Dengan cara yang
sama, patogen lebih virulen, dalam jumlah berlimpah dan dalam keadaan aktif,
maka sisi patogen akan bertambah panjang dan jumlah potensial penyakitnya lebih
besar. Juga keadaan lebih menguntungkan yang membantu patogen, sebagai contoh
suhu, kelembaban dan angin yang dapat menurunkan tingkat ketahanan inang, maka
sisi lingkungan akan menjadi lebih panjang dan jumlah potensial penyakit lebih
besar.
1.2 Tujuan
1.2 Tujuan
Untuk
dapat mengenal cirri-ciri perubahan morfologi bagian tanaman dan membedakan
penyebab perubahan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mengenal
kerusakan pada tanaman yang disebabkan oleh berbagai pengganggu akan sangat
membantu dalam diagnosis. Diagnosis merupakan proses yang sangat penting. Hasil
diagnosis akan menentukan keberhasilan suatu pengelolaan penyakit tanaman.
Kegagalan suatu diagnosis akan menyebabkan kegagalan dalam tahap pengendalian.
Sebagai contah klasik dikemukakan oleh Fry (1982) pada pertanaman bit gula
dipinggiran kota New York terjadi masalah kekerdilan tanaman. Dugaan awal
kekerdilan tersebut disebabkan oleh karena kekurangan hara. Namun ternyata
aplikasi pemupukan tidak menyelesaikan masalah. Konsultasi dengan ahli penyakit
tanaman menyimpulkan bahwa tanaman terserang oleh nematoda Heterodera
schachtii. Dengan demikian diagnosis yang baik harus memiliki efektivitas yang
tinggi. Disamping itu diagnosis juga harus cepat. Keterlambatan hasil diagnosis
karena berbagai hal dapat menyebabkan penyakit sudah berkembang pesat, sehingga
hasil tidak dapat diselamatkan. Disamping efektif dan cepat, diagnosis juga
harus murah. Biaya diagnosis yang mahal tidak akan terjangkau oleh petani
kecil, sehingga mereka enggan pergi ke klinik untuk memeriksakan tanaman.
Ganguan merupakan suatu proses interaksi
anatara berbagai factor yang mempengaruhi. Hasil proses interaksi tersebut
dapat dilihat dengan adanya kerusakan pada tanaman, Karena tanaman yang
terganggu oleh pengganggu tertentu sering menunjukkan kerusakan akan tertentu
pula. Beberapa jenis hama tidak hanya memakan bagian tubuh tanaman tetapi juga
mengeluarkan substansi tertentu yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
Beberapa jenis hama yang lain akan meninggalkan bebas aktivitas yang khas.
Banyak
macam patogen tumbuhan dan tidak sedikit diantaranya yang mempunyai arti
ekonomi penting. Setiap macam tanaman dapat diserang oleh banyak macam patogen
tumbuhan, begitu pula satu macam patogen ada kemungkinan dapat menyerang sampai
berpuluh-puluh tanaman. Sering pula terjadi, bahwa patogen tumbuhan tertentu
dapat menyerang satu macam organ tanaman atau ada pula yang menyerang berbagai
macam organ tanaman. Sebagai akibat dari reaksi tersebut maka suatu kerusakan
tertentu akan tampak pada tanaman. Perkembangan selanjutnya, bagian pathogen
atau pathogen itu sendiri dapat menampakkan diri pada permukaan tanaman inang
yang abnormal. Abnormalitas atau perubahan-perubahan yang ditunjukkan oleh
tanaman sakit sebagai akibat adanya serangan agensia penyakit-penyakit
(pathogen) tersebut disebut gejala, sedangkan pengenal yang ditunjukkan oleh
selain reaksi tanaman inang disebut tanda. Contoh tanda penyakit misalnya
miselium jamur, spora atau konidi jamur, badan buah jamur, mildew, sklerosium,
koloni baketri yang berupa lendir, dan sejenisnya.
Parasit yang menyebabkan penyakit pada tanaman pada umumnya membentuk bagian vegetatifnya di dalam jaringan tanaman sehingga tidak tampak dari luar. Tetapi walaupun demikian ia membentuk bagian reproduktifnya pada permukaan tanaman yang diserangnya atau hanya sebagian tampak pada permukaan tersebut. Selan itu sering pula pembentukan propagul dalam bentuk istirahat pada permukaan tanaman.
Parasit yang menyebabkan penyakit pada tanaman pada umumnya membentuk bagian vegetatifnya di dalam jaringan tanaman sehingga tidak tampak dari luar. Tetapi walaupun demikian ia membentuk bagian reproduktifnya pada permukaan tanaman yang diserangnya atau hanya sebagian tampak pada permukaan tersebut. Selan itu sering pula pembentukan propagul dalam bentuk istirahat pada permukaan tanaman.
Pada
beberapa kasus hampir seluruh bagian dari parasit termasuk, propagul vegetatif
dan generatif terdapat pada bagian luar tanaman sehingga dapat dilihat. Dalam
hubungan ini untuk penamaan penyakit dapat didasarkan pada struktur patogen
yang terlihat:
·
Mildew
Merupakan penyakit tanaman dimana patogen terlihat sebagai
pertumbuhan pada permukaan luar dari bagian tanaman yang terserang. Biasanya
tampak dalam bentuk yang berwarna keputih-putihan pada daun, cabang atau
buahnya.
·
Downy Mildew
Merupakan pertumbuhan yang ditandai dengan lapisan seperti
bulu-bulu kapas.
·
Powdery Mildew
Merupakan bentuk yang terdapat pada permukaan tanaman yang tampak
sebagai lapisan pupur.
·
Karat
Gejala pada permukaan tanaman seperti karat. Hal ini karena
adanya kumpulan spora yang keluar dari stomata dengan warna seperti karat
(merah kecoklat-coklatan).
·
Smut (Gosong)
Gejala ini menyerupai tepung berwarna kehitam-hitaman dan
terdapat pada organ perbungaan, batang, daun dan sebagainya.
·
Kudis
Patogen (tubuh buah) yang muncul pada permukaan bagian yang
terserang berbentuk agak kasar seperti kudis.
·
Cacar
Bagian tanaman biasanya daun muda yang terserang mengelupuh
(seperti cacar) dan pada bagian yang menonjol terbentuk lapisaan tubuh buah.
·
Bercak ter (Tarspot)
Bagian yarig terserang agak menonjol dan berwarna hitam.
Bagian yang hitam tersebut terdiri dari tubuh buah cendawan.
Tanaman
individual dapat menunjukkan gejala: perubahan warna, perubahan bentuk,
kelayuan, dan pertanaman dapat menunjukkan kelompok gejala yang membentuk
gambaran penyakit atau sindrom. Dari gambaran penyakit ini orang menentukan
penyebabnya atau mengadakan diagnosis. Untuk diagnosis biasanya dilakukan
dilapangan atau di laboratorium. Penyakit disebabkan oleh penyebab abiotik dan
biotik. Penyebab penyakit abiotik disebut fisiopath, sedang penyebab penyakit
yang biotic disebut pathogen. Gejala morfologi penyakit tumbuhan dibedakan atas
tiga pokok yaitu : nekrosis (matinya sel, jaringan atau seluruh organ),
hipoplasia (terjadinya hambatan pertumbuhan), dan hyperplasia (terjadinya
pertumbuhan yang luar biasa).
1.
gejala nekrosis
Yaitu
tipe kerusakan yang disebabkan karena adanya kerusakan pada sel atau kerusakan
bagian sel atau matinya sel. Terdapat berbagai bentuk gejala nekrotik yang
disebabkan oleh berbagai patogen yang berbeda pada bagian tanaman yang, diserangnya:
·
Bercak.
·
Streak dan shipe.
·
Damping - off (lodoh).
·
Terbakar, scald atau scorch.
·
Busuk.
·
Layu.
·
Gugur daun, bunga, buah sebelum waktunya.
·
Klorosis karena rusaknya klorofil.
2.
Gejala Hipoplasia
Yaitu
type kerusakan yang disebabkan karena adanya ambatan atau terhentinya
pertumbuhan (underdevelopment) sel atau bagian sel. Terdapat berbagai bentuk
gejala hipoplastik yang disebabkan oleh berbagai patogen yang berbeda pada
bagian tanaman yang, diserangnya:
·
Etiolasi : tumbuhan menjadi pucat, tumbuh memanjang dan
mempunyai daun-daun yang sempit karena mengalami kekurangan cahaya.
·
Kerdil (atrophy) : gejala habital yang disebabkan karena
terhambatnya pertumbuhan sehingga ukurannya menjadi lebih kecil daripada
biasanya.
·
Klorosis : terjadinya penghambatan pembentukan klorofil
sehingga bagian yang seharusnya berwarna hijau menjadi berwarna kuning atau
pucat. Bila pada daun hanya bagian sekitar tulang daun yang berwarna hijaumaka
disebut voin banding. Sebaliknnya jika bagian-bagian daun di sekitar tulang
daun yang menguning disebut voin clearing.
·
Perubahan simetri : hambatan pertumbuhan pada bagian
tertentu yang tidak disertai dengan hambatan pada bagian di depannya, sehingga
menyebabkan terjadinya penyimpangan bentuk.
·
Roset : hambatan pertumbuhan ruas-ruas (internodia) batang
tetapi pembentukan daun-daunnya tidak terhambat, sebagai akibatnya daun-daun
berdesak-desakan membentuk suatu karangan.
·
Klorosis karena terhambatnya pembentukan klorofil.
3.
Gejala hiperplasia.
Yaitu
tipe kerusakan yang disebabkan karena adanya pertumbuhan sel atau bagian sel
atau bagian sel yang melebihi (overdevelopment) dari pada pertumbuhan biasa.
Terdapat berbagai bentuk gejala hipoplastik yang disebabkan oleh berbagai
patogen yang berbeda pada bagian tanaman yang, diserangnya:
·
Erinosa : terbentuknya banyak trikom (trichomata) yang luar
biasa sehingga pada permukaan alat itu (biasanya daun) terdapat bagian yang
seperti beledu.
·
Fasiasi (Fasciasi, Fasciation) : suatu organ yang seharusnya
bulat dan lurus berubah menjadi pipih, lebar dan membelok, bahkan ada yang
membentuk seperti spiral.
·
Intumesensia (intumesoensia) : sekumpulan sel pada daerah
yang agak luas pada daun atau batang memanjang sehingga bagian itu nampak
membengkak, karena itu gejala ini disebut gejala busung (cedema).
·
Kudis (scab) : bercak atau noda kasar, terbatas dan agak
menonjol. Kadang-kadang pecah-pecah. Di bagian tersebut terdapat sel-sel yang
berubah menjadi sel-sel gabus. Gejala ini dapat dijumpai pada daun, batang,
buah atau umbi.
·
Menggulung atau mengeriting : gejala ini disebabkan karena
pertumbuhan yang tidak seimbang dari bagian-bagian daun. Gejala menggulung
terjadi apabila salah satu sisi pertumbuhannya selalu lebih cepat dari yang
lain, sedang gejala mengeriting terjadi apabila sisi yang pertumbuhannya lebih
cepat bergantian.
·
Pembentukan alat yang luar biasa terdiri atas Antolisis
(antholysis) : perubahan dari bunga menjadi daun-daun kecil dan Enasi :
pembentukan anak daun yang sangat kecil pada sisi bawah tulang daun.
·
Perubahan Warna : perubahan yang dimaksud di sini adalah
perubahan yang bukan klorosis yang terjadi pada suatu organ (alat tanam).
·
Prolepsis : berkembangnya tunas-tunas tidur atau istirahat
(dormant) yang berada dekat di bawah bagian yang sakit, berkembang menjadi
ranting-ranting segar yang tumbuh vertikal dengan cepat yang juga dikenal
dengan tunas air.
·
Rontoknya alat-alat : rontoknya daun, bunga atau buah yang
terjadi sebelum waktunya dan dalam jumlah yang lebih besar dari biasanya.
Rontoknya alat tersebut karena terbentuknya lapisan pemisah (abcission layar)
yang terdiri dari sel-sel yang berbentuk bulat dan satu sama lain terlepas.
·
Sapu (witches broom) : berkembangnya tunas-tunas ketiak atau
samping yang biasanya tidur (latent) menjadi seberkas ranting-ranting rapat.
Gejala ini umumnya disertai dengan terhambatnya perkembangan ruas-ruas
(internodia) batang, daun pada tunas baru.
·
Sesidia (cecidia) atau tumor : pembenkakan setempat pada
jaringan tumbuhan sehingga terbentuk bintil-bintil atau bisul-bisul. Bintil ini
dapat terdiri dari jaringan tanaman dengan atau tanpa koloni patogennya.
·
Klorosis karena pigmen maupun klorofil yang berlebihan.
4.
Gejala Injury.
Yaitu
tipe kerusakan yang disebabkan karena adanya aktivitas hama tertentu atau
setiap bentuk penyimpangan fisiologis tanaman sebagai akibat aktivitas atau
serangan OPT.
BAB III
METODOLOGI
1.1 Alat dan Bahan Praktikum
Ø Alat
·
Loup
Ø Bahan
·
Tanaman/ bagian tanaman yang tidak normal.
1.2 Cara kerja
Ø Memperhatikan dengan
teliti dan menggambar skematis tanaman atau bagian tanaman sampel yang
tersedia, terutama pada bagian yang mengalami kerusakan.
Ø Mencatat apa saja
yang berubah jika dibandingkan dengan yang normal.
Ø Mengamati dan
menggambar ada tidaknya tanda penyakit atau keberadaan binatang hama serta
menuliskan cirri-ciri yang membedakan dari kerusakan lainnya.
Ø Menjelaskan bagaimana
mekanisme terjadinya kerusakan tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Gambar
|
Nama inang : Kol
Tipe kerusakan :
Tipe hipoplastik
Ciri – ciri
penting :
Terjadinya
kekerdilan akibat adanya penghambatan dalam pertumbuhan.
|
Gambar
|
Nama inang : Daun sawit
Tipe kerusakan :
Tipe nekrotik
Keterangan
gambar :
X = jaringan
yang mati
Ciri – ciri
penting :
Bagian tanaman atau
daun pisang yang selnya mati tersebut menjadi hitam.
|
Gambar
|
Tipe
kerusakan : Injury
Keterangan
gambar : X = benjolan akibat serangan nematoda
Ciri – ciri penting :
·
Terdapat benjolan
– benjolan
kecil diseluruh tubuh kentang
·
Benjolan
– benjolan tersebut ada yang berbintik
– bintik hitam dan ada yang terdapat
nematoda didalamnya.
|
Gambar
|
Tipe
kerusakan : Hyperplastik
Ciri – ciri penting :
·
Terdapat benjolan
– benjolan
kecil diseluruh tubuh kentang
·
Benjolan
– benjolan tersebut ada yang berbintik
– bintik hitam dan ada yang terdapat
nematoda didalamnya.
|
4.2 Pembahasan
Dari
hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa mekanisme
terjadinya kerusakan penyakit pada tanaman dapat terjadi oleh beberapa penyebab
pathogen dan hama. Pada tanaman kedelai salah satu penyakit yang timbul adalah
bercak-bercak. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Cercospora sojina Hara yang
juga disebut sebagai C. daizu Miura. C.sojina bertahan pada daun dan batang
maupun biji. Hama pada tanaman kedelai yang mengakibatkan daun berlobang ini
memiliki tipe alat mulut penggigit pengunyah, contohnya pada belalang. Konidium
dipencarkan oleh angin, khusunya pada saat tanaman mulai masak. Gejala-gejala
yang timbul pada tanaman yang sakit adalah terdapat bercak-bercak yang khas
berwarna coklat muda atau kelabu pada daun, dengan tepi coklat ungu atau coklat
kemerahan. Di sekitar bercak tedapat jaringan klorotik, dan terdapat juga
lobang-lobang besar memanjang pada daun.
Hama
yang terdapat pada tanaman padi adalah Walang sangit (Leptocorixa acuta) walang
sangit sering sekali menjadi penyebab utama rusaknya bulir padi, sehingga bulir
pada jadi hampa dan kempes. Walang sangit memiliki cirri-ciri yaitu : mempunyai
dua pasang sayap, sepasang tebal dan sepasang lagi seperti selaput, memiliki
tipe alat mulut menusuk mengisap, dan metamorfosisnya tidak sempurna. Penyebab
kerusakannya adalah Leptocorixa acuta, aktifnya pagi hari, warna serangga hijau
kekuning-kuningan sesuai dengan warna bulir padi yang disenanginya. Telur
diletakkan dalam kelompok pada permukaan daun, bentuknya seperti biji gulma.
Gejala serangan : Butir padi stadium matang susu menjadi hampa atau setengah
hampa karena cairannya dihisap oleh hama ini, terdapat lubang bekas tusukan
berwarna abu-abu kekuning-kuningan. Kadang-kadang di sekeliling lubang berubah
menjadi coklat karena adanya serangan cendawan Helmintosperium oryzae. Serangga
ini berbau tidak enak bila dipegang.
Pada buah coklat hama yang menyebabkan terjadinya kerusakan adalah hama dengan tipe alat mulut pencucuk pengisap. Gejala serangan dengan cara membuat liang gerakan pada bagian yang diserang, larva memakan dan merusak jaringan keping batang sehingga bagian yang terserang tampak berwarna hitam/kecoklatan. Serangan yang berat mengakibatkan jaringan kulit terputus, batang menjadi layu dan mengering, karena akar tidak berfungsi normal untuk menghisap air dan unsure hara dari dalam tanah.
Pada buah coklat hama yang menyebabkan terjadinya kerusakan adalah hama dengan tipe alat mulut pencucuk pengisap. Gejala serangan dengan cara membuat liang gerakan pada bagian yang diserang, larva memakan dan merusak jaringan keping batang sehingga bagian yang terserang tampak berwarna hitam/kecoklatan. Serangan yang berat mengakibatkan jaringan kulit terputus, batang menjadi layu dan mengering, karena akar tidak berfungsi normal untuk menghisap air dan unsure hara dari dalam tanah.
Pada
hama thrips dengan tipe alat mulut pemarur-penghisap, gejala serangan yang ditimbulkan
yaitu Daun-daun baru yang akan membuka menjadi tergulung dan tumbuh tegak. Hama
ini berukuran sangat kecil dan lembut. Ketika muda berwarna kuning dan dewasa
kecokelatan dengan kepala hitam. Didaun terdapat titik-titik putih keperakan
bekas tusukan, kemudian berubah menjadi kecokelatan. Daun yang cairannya diisap
menjadi keriput dan melengkung ke atas. Thrips sering bersarang di bunga, ia
juga menjadi perantara penyebaran virus. sebaiknya dihindari penanaman cabai
dalam skala luas dapat satu hamparan. Dengan pergiliran tanaman adalah langkah
awal memutus perkembangan Thrips. Pengendalian jenis serangga ini dengan
memasang perangkap kertas kuning IATP (Insect Adhesive Trap Paper), dengan cara
digulung dan digantung setinggi 15 Cm dari pucuk tanaman. Gunakan pengendalian
dengan insektisida secara bijaksana.
Pada
batang yang digerek oleh hama akan memiliki tanda pada daun tanaman yang
terserang terdapat bercak-bercak putih bekas gerekan yang tidak teratur. Bercak
putih ini menembus kulit luar daun. Gejala serangan pada batang ubi ditandai
adanya lobang gerek pada permukaan batang. Apabila ruas-ruas batang tersebut
dibelah membujur maka akan terlihat lorong-lorong gerek yang memanjang. Gerekan
ini kadang-kadang menyebabkan titik tumbuh mati, daun muda layu atau kering.
Biasanya dalam satu batang terdapat lebih dari satu ulat penggerek. Telur
penggerek batang diletakkan pada permukaan atas maupun bawah daun. Biasanya
dalam kumpulan yang terdiri dari 7 – 30 telur yang tersusun seperti genting,
dalam 2 – 3 baris atau 3 – 5 baris. Larva yang baru menetas panjangnya + 2,5
mm, dan berwarna kelabu. Semakin tua umur larva, warna badan berubah menjadi
kuning coklat dan kemudian kuning putih, disamping itu warna garis-garis hitam
membujur pada permukaan abdomen sebelah atas juga semakin jelas. Larva muda
yang baru menetas hidup dan menggerek jaringan dalam pupus daun yang masih
menggulung, sehingga apabila gulungan daun ini nantinya membuka maka akan
terlihat luka-luka berupa lobang grekan yang tidak teratur pada permukaan daun.
Setelah beberapa hari hidup dalam pupus daun, larva kemudian akan keluar dan
menuju ke bawah serta menggerek pelepah daun hingga menembus masuk ke dalam
ruas batang.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil
pengamatan yang telah didapatkan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa organisme
pengganggu tanaman adalah adalah
semua organisme yang dapat menyebabkan penurunan potensi hasil yang secara langsung
karena menimbulkan kerusakan fisik, gangguan fisiologi dan biokimia, atau kompetisi hara terhadap tanaman budidaya. Pada tanaman kol yang diamati yaitu atropi yang menyebabkan tanaman kol
mengalami pertumbuhan yang kerdil.
Terjadinya kekerdilan pada tanaman kol
akibat terserang virus yang dapat penghambatan dalam pertumbuhan tanaman kol
tersebut. Pada daun
sawit yang diamati merupakan kerusakan dari tipe nekrotik yaitu hawar (blight).
pada batang Euphorbia hirva, terdapat
benjolan atau gelembung pada batangnya yang jika dibuka terdapat ulat
didalamnya. Tapi tidak semua benjolan terdapat ulat. Kerusakan ini terjadi
karena adanya aktivitas hama tertentu yang melukai batang. Tanaman cabe yang
mengalami kerusakan berupa daunnya keriting termasuk tipe hiperplastik. Karena bentuk
ini terjadi karena ada pertumbuhan yang lebih cepat pada salah satu bagian dari
organ tanaman cabe tersebut yaitu terjadi pada daun.
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, Bambang.
2009. Penuntun Praktikum DASLINTAN.
Program Studi Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian UNIB : Bengkulu.
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme_pengganggu_tanaman (diakses tanggal 22 November 2011)
http://id.google.co.id/Gejala_abnormalitas_tanaman (diakses tanggal 22 November 2011)
http://id.google.co.id/isekolah.2010.htm (diakses tanggal 22 November 2011)
This post was written by: Franklin Manuel
Franklin Manuel is a professional blogger, web designer and front end web developer. Follow him on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 Responses to “Laporan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Acara V Kerusakan Tanaman oleh Pengganggu”
23 Agustus 2019 pukul 22.30
slot android terbaru
15 Oktober 2019 pukul 08.43
sbobet88
Posting Komentar