Rabu, 21 Desember 2011
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Acara VII “Pestisida dan Alat Aplikasinya”
Do you like this story?
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
Acara VII
“Pestisida dan Alat Aplikasinya”
Disusun
Oleh :
Muhammad
Ali Alfi
E1J010089
Dosen
Pembimbing : Ir. Nadrawati, MP
Co-ass
: Yanti CH
Tri Nurhidayah
Laboratorium Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2011
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam
proses budi daya pertanian tidak terlepas dari apa yang namanya Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT), kerugian akibat serangan hama bisa mencapai 37 %,
penyakit 35 %, gulma 29 %, dan bahkan akibat yang di timbulkan oleh serangan
hama tikus bisa menyebabkan gagal panen (puso). Pengendalian OPT bertujuan
untuk mempertahankan produksi pertanian agar produksi tetap optimal, pengendalian
hama adalah usaha –usaha manusia untuk menekan populasi hama sampai dibawah
ambang batas yang merugikan secara ekonomi. (serech,2006)
Pengendalian
dapat dilakukan dengan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu
memilih suatu cara atau menggabungkan beberapa cara pengendalian, sehingga
tidak merugikan secara ekonomis, biologi dan ekologi. Dengan tingkat kesadaran
yang tinggi tentang lingkungan yang sehat dan pertanian yang berkelanjutan
diperlikan cara pengendalian yang tepat. Dalam menangani OPT (organisme
pengganggu tanaman) petani dewasa ini sering menggunakan pestisida. Pestisida
merupakan zat yang mampu membasmi OPT. (Suharno,2005)
Pestisida
dalam hal ini merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama
untuk menurunkan populasi hama yang sedang menyerang tanaman. Menurut UU RI No.
12/1992 : Pestisida adalah zat atau senyawa kimia, zat pengatur, dan perangsang
tumbuh, bahan lain serta organisme renik atau virus yang digunakan untuk
melakukan perlindungan tanaman. Kelompok utama pestisida yang digunakan untuk
mengendalikan serangga hama diberi nama masing-masing sesuai dengan hama
sasarannya dan juga cara kerjanya. Dengan demikian penggolongan pestisida
berdasarkan jasad sasaran dibagi menjadi :
·
Insektisida : yaitu racun yang digunakan
untuk memberantas jasad pengganggu yang berupa serangga. Contoh : Bassa 50 EC
Kiltop 50 EC dan lain-lain.
·
Nematisida : yaitu racun yang digunakan untuk
memberantas jasad pengganggu yang berupa cacing-cacing parasit yang biasa
menyerang akar tanaman. Contoh : Furadan 3 G.
·
Rodentisida : yaitu racun yang digunakan
untuk memberantas binatang-binatang mengerat, seperti misalnya tupai, tikus.
Contoh : Klerat RM, Racumin, Caumatatralyl, Bromodoiline dan lain-lain.
·
Herbisida : adalah pestisida yang digunakan
untuk mengendalikan gulam (tanaman pengganggu). Contoh : Ronstar ODS 5/5 Saturn
D
·
Fungisida : digunakan untuk memberantas jasad
yang berupa cendawan (jamur). Contoh : Rabcide 50 WP, Kasumin 20 AB, Fujiwan
400 EC, Daconil 75 WP, Dalsene MX 2000.
·
Akarisida : yaitu racun yang digunakan untuk
mengendalikan jasad pengganggu yang berupa tunggau. Contoh : Mitac 200 EC,
Petracrex 300 EC.
·
Bakterisida : yaitu racun yang digunakan
untuk mengendalikan penykit tanaman yang disebabkan oleh bakteri. Contoh :
Ffenazin-5-oksida (Staplex 10 WP).
Insektisida
dapat pula dibagi menurut jenis aktivitasnya. Kebanyakan insektisida bersifat
racun bilamana bersentuhan langsung atau tertelan serangga. Namun ada pula
jenis lain yang bersifat sebagai repelen (jenis ini digunakan untuk mencegah
serangga yang akan menyerang tanaman), atraktan (bahan yang dapat menarik
serangga, dengan demikian serangga yang terkumpul akan lebih mudah terbunuh),
anti feedan (senyawa ini dapat menghindarkan dari serangan suatu serangga) dan
khemosterilan (yang dapat menyebabkan kemandulan bagi serangga yang terkena)
(Anonim,2011).
1.2 Tujuan
Untuk mengamati dan membedakan macam-macam formulasi pestisida, cara
penyimpanannya dan alat-alat yang sesuai di gunakan untuk pada formulasi yang
bersangkutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelompok
utama pestisida yang digunakan untuk mengendalikan serangga hama dengan tunggau
adalah insektisida, akarisida dan fumigan, sedang jenis pestisida yang lain
diberi nama masing-masing sesuai dengan hama sasarannya. Dengan demikian
penggolongan pestisida berdasar jasad sasaran dibagi menjadi :
·
Insektisida : yaitu racun yang digunakan
untuk memberantas jasad pengganggu yang berupa serangga. Contoh : Bassa 50 EC
Kiltop 50 EC dan lain-lain.
·
Nematisida : yaitu racun yang digunakan untuk
memberantas jasad pengganggu yang berupa cacing-cacing parasit yang biasa
menyerang akar tanaman. Contoh : Furadan 3 G.
·
Rodentisida : yaitu racun yang digunakan
untuk memberantas binatang-binatang mengerat, seperti misalnya tupai, tikus. Contoh
: Klerat RM, Racumin, Caumatatralyl, Bromodoiline dan lain-lain.
·
Herbisida : adalah pestisida yang digunakan
untuk mengendalikan gulam (tanaman pengganggu). Contoh : Ronstar ODS 5/5 Saturn
D.
·
Fungisida : digunakan untuk memberantas jasad
yang berupa cendawan (jamur). Contoh : Rabcide 50 WP, Kasumin 20 AB, Fujiwan
400 EC, Daconil 75 WP, Dalsene MX 2000.
·
Akarisida : yaitu racun yang digunakan untuk
mengendalikan jasad pengganggu yang berupa tunggau. Contoh : Mitac 200 EC,
Petracrex 300 EC.
·
Bakterisida : yaitu racun yang digunakan
untuk mengendalikan penykit tanaman yang disebabkan oleh bakteri. Contoh :
Ffenazin-5-oksida (Staplex 10 WP).
Insektisida
dapat pula dibagi menurut jenis aktivitasnya. Kebanyakan insektisida bersifat
racun bilamana bersentuhan langsung atau tertelan serangga. Namun ada pula
jenis lain yang bersifat sebagai repelen (jenis ini digunakan untuk mencegah
serangga yang akan menyerang tanaman), atraktan (bahan yang dapat menarik
serangga, dengan demikian serangga yang terkumpul akan lebih mudah terbunuh),
anti feedan (senyawa ini dapat menghindarkan dari serangan suatu serangga) dan
khemosterilan (yang dapat menyebabkan kemandulan bagi serangga yang terkena).
Menurut
sifat kecepatan meracun, pestisida digolongkan menjadi :
1. Racun
kronis : yaitu racun yang bekerjanya sangat lambat sehingga untuk mematikan
hama membutuhkan waktu yang sangat lama. Contoh : racun tikus Klerat RMB.
2. Racun
akut : adalah racun yang bekerjanya sangat cepat sehingga kematian serangga
dapat segera diketahui setelah racun tersebut mengenai tubuhnya. Contoh : Bassa
50 EC, Kiltop 50 EC, Baycarb 50 EC dan lain-lain.
Ditinjau
dari cara bekerjanya, pestisida dibagi menjadi :
1. Racun
perut
Racun
ini terutama digunakan untuk mengendalikan serangga yang mempunyai tipe alat
mulut pengunyah (ulat,belalang dan kumbang), namun bahan ini dapat pula
digunakan terhadap hama yang menyerang tanaman dengan cara mengisap dan
menjilat. Bahan insektisida ini disemprotkan pada bagian yang dimakan serangga
sehingga racun tersebut akan tertelan masuk ke dalam usus, dan di sinilah
terjadi peracunan dalam jumlah besar.
Ada 4
cara aplikasi racun perut terhadap serangga :
a.
Insektisida diaplikasikan pada makanan alami
serangga sehingga bahan tersebut termakan oleh serangga sasaran. Bahan makanan
itu dapat berupa daun, bulu-bulu/rambut binatang. Dalam aplikasinya,
bahan-bahan makanan serangga harus tertutup rata oleh racun pada dosis lethal
sehingga hama yang makan dapat mati.
b. Insektisida
dicampur dengan bahan atraktan dan umpan itu ditempatkan pada suatu lokasi yang
mudah ditemukan serangga.
c. Insektisida
ditaburkan sepanjang jalan yang bisa dilalui hama. Selagi hama itu lewat
biasanya antene dan kaki akan bersentuhan dengan insektisida atau bahkan
insektisida itu tertelan. Akibatnya hama mati.
d. Insektisida
diformulasikan dalam bentuk sistemik, dan racun ini diserap oleh tanaman atau
tubuh binatang piaraan kemudian tersebar ke seluruh bagian tanaman atau badan
sehingga apabila serngga hama tersebut mengisap cairan tanaman atau cairan dari
tubuh binatang (terutama hama yang mempunyai tipe mulut pengisap, misal Aphis)
dan bila dosis yang diserap mencapai dosis lethal maka serangga akan mati.
2. Racun
kontak
Insektisida
ini masuk ke dalam tubuh serangga melalui permukaan tubuhnya khususnya bagian
kutikula yang tipis, misal pada bagian daerah perhubungan antara segmen,
lekukan-lekukan yang terbentuk dari lempengan tubuh, pada bagian pangkal rambut
dan pada saluran pernafasan (spirakulum). Racun kontak itu dapat diaplikasikan
langsung tertuju pada jasad sasaran atau pada permukaan tanaman atau pada
tempat-tempat tertentu yang biasa dikunjungi serangga. Racun kontak mungkin
diformulasikan sebagai cairan semprot atau sebagai serbuk. Racun kontak yang
telah melekat pada serangga akan segera masuk ke dalam tubuh dan disinilah
mulai terjadi peracunan.
Yang
digolongkan sebagai insektisida kontak adalah :
·
Bahan kimia yang berasal dari kestrak
tanamaan, seperti misalnya nikotin, rotenon, pirethrum.
·
Senyawa sintesis organik, misal BHC, DDT,
Chlordan, Toxaphene, Phosphat organik.
·
Minyak dan sabun.
·
Senyawa anorganik seperti misalnya Sulfur dan
Sulfur kapur.
·
Racun pernafasan
·
Bahan insektisida ini biasanya bersifat mudah
menguap sehingga masuk ke dalam tubuh serangga dalam bentuk gas. Bagian tubuh
yang dilalui adalah organ-organ pernafasan seperti misalnya spirakulum. Oleh
karena bahan tersebut mudah menguap maka insektisida ini juga berbahaya bagi
manusia dan binatang piaraan. Racun pernafasan bekerja dengan cara menghalangi
terjadinya respirasi tingkat selulair dalam tubuh serangga dan bahan ini sering
dapat menyebabkan tidak aktifnya enzim-enzim tertentu. Contoh racun nafas
adalah : Hidrogen cyanida dan Carbon monoksida.
·
Racun Syaraf
·
Insektisida ini bekerja dengan cara
menghalangi terjadinya transfer asetikholin estrase yang mempunyai peranan
penting dalam penyampaian impul. Racun syaraf yang biasa digunakan sebagai
insektisida adalah senyawa organo klorin, lindan, carbontetraclorida, ethylene
diclorida : insektisida-insektisida botanis asli seperti misalnya pirethin,
nikotin, senyawa organofosfat (parathion dan dimethoat) dan senyawa karbanat
(methomil, aldicarb dan carbaryl).
·
Racun Protoplasmik : Racun ini bekerja terutama dengan cara
merusak protein dalam sel serangga. Kerja racun ini sering terjadi di dalam
usus tengah pada saluran pencernaan.Golongan insektisida yang termasuk jenis
ini adalah fluorida, senyawa arsen, borat, asam mineral dan asam lemak,
nitrofenol, nitrocresol, dan logam-logam berat (air raksa dan tembaga).
·
Racun penghambat khitin : Racun ini bekerja dengan cara menghambat
terbentuknya khitin. Insektisida yang termasuk jenis ini biasanya bekerja
secara spesifik, artinya senyawa ini mempunyai daya racun hanya terhadap jenis
serangga tertentu. Contoh : Applaud 10 WP terhadap wereng coklat.
·
Racun sistemik : Insektisida ini bekerja bilamana telah
terserap tanaman melalui akar, batang maupun daun, kemudian bahan-bahan
aktifnya ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman sehingga bilamana serangga
mengisap cairan atau memakan bagian tersebut akan teracun. Pestisida adalah merupakan
racun, baik bagi hama maupun tanaman yang disemprot. Mempunyai efek sebagai
racun tanaman apabila jumlah yang disemprotkan tidak sesuai dengan aturan dan
berlebihan (overdosis), karena keadaan ini dapat mengakibatkan terjadinya
kebakarn tanaman. Untuk memperoleh hasil pengendalian yang memadai namun
pertumbuhan tanaman tidak terganggu, pemakaian pestisida hendaknya
memperhatikan kesesuaiannya, baik tepat jenis, tepat waktu maupun tepat ukuran
(dosis dan konsentrasi).
Dosis
adalah banyaknya pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama secara
memadai pada lahan seluas 1 ha. Konsentrasi adalah banyaknya pestisida yang
dilarutkan dalam satu liter air. Hama adalah hewan yang merusak tanaman (akar,
batang, daun, bunga dan buah) sehingga akibat kerusakan tersebut menyebabkan
tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik sehingga hasilnya rendah. Penyakit
adalah berupa jamur/bakteri/virus/nematoda yang merusak tanaman (akar, batang,
daun, bunga dan buah) sehingga akibat kerusakan tersebut menyebabkan tanaman
tidak dapat tumbuh dengan baik, sehingga hasilnya rendah. Beda antara hama
dengan penyakit adalah tampak serangan oleh hama menyebabkan kerusakan
kehilangan sebagian dari bagian tanaman sedangkan gejala penyakit adalah sistemik
sehingga fungsi fisiologi tanaman menjadi terganggu biasanya ditunjukkan adanya
perubahan bentuk dan/atau warna tanaman.
BAB
III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
1. Bahan
Macam-macam jenis pestisida, meliputi pestisida yang
digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit, dengan berbagai formulasi,
seperti : D, G, WP, EC, DC, ULV, dan lain-lain. Beberapa bahan dasar pembuat
pestisida.
2. Alat
Macam-macam alat aplikasi pestisida, seperti :
penugal, soil injektor, spreader, duster, emposan, semi-automatic sprayer, automahtic
high spryer, mist blower.
3.2 Cara
Kerja
1. Pengamatan
pestisida
a. Amati
contoh-contoh pestisida yang ada. Perhatikan nama pestisida, formulasi, warna,
bahan aktif dan kadar bahan aktifnya.
b. Sebutkan alat
aplikasi yang mestinya dipergunakan untuk pestisida yang bersangkutan dan
bagaimana cara menyiapkannya.
c. Perhatikan
contoh pestisida yang masih dalam kemasan dagang. Apa saja yang tertulis dalam
kemasannya dan sebutkan apakah masih ada informasi lain yang perlu dicantumkan.
2. Pengamatan
alat-alat aplikasi pestisida
a. Amati
contoh-contoh alat pestisida yang aa.
b. Sebutkan setiap
bagiannya dan jelaskan fungsi setiap bagian ttersebut.
c. Jelaskan prinsip
kerja alat yang saudara amati.
d. Sebutkan pula
informasi pestisida apa saja yang dapat diaplikasikan dengan alat tersebut.
e. Sebutkan apa
saja yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan atau perawatan alat tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
Pestisida
|
Pestisida
|
|||||
Diazinon
60
|
Basamid
|
Agroxone-4
|
Turex
|
Ridomil
|
Lindomin
865
|
|
Formulasi
|
EC
|
G
|
-
|
WP
|
SD
|
AS
|
Organisme
sasaran
|
Hama penggerek dan pengisap tanaman kedelai.
|
Mengendalikan nematoda, serangga, cendawan.
|
Mengendalikan gulma berdaun lebar.
|
Mengendalikan hama serangga tanaman kubis , tomat,
kedelai.
|
Mengendalikan penyakit bulai Sclerospora maydis pada jagung.
|
Gulma berdaun lebar dan sempit, serta teki.
|
Bentuk
|
Emulsi
|
Butiran halus
|
Larutan
|
Tepung
|
Lebih halus dari tepung
|
Larutan
|
Warna
|
-
|
Putih keabuan
|
Coklat
|
Coklat muda
|
Merah
|
Coklat tua
|
Formula/Pabrik
|
PT. Petrokimia Kayaku
|
PT. Sarana Agropratama
|
PT. Zeneca Agri Products Indonesia
|
PT. Tanindo Subur
|
PT. Citraguna Saranatama
|
PT. Nufarm Indonesia
|
Bahan
Aktif
|
Diazinon
|
Dazomet
|
Kalium MCPA
|
Delta endotoksin Bacillus
thuringiensis. Var. Aizawai Strain GC
|
Metalaksil
|
2,4-D dimetilamina
|
Kandungan
BA
|
600 g/l
|
98%
|
400 g/l
|
91:3,8% 25.000 IU/mg
|
35%
|
865 g/l
|
Alat
aplikasi
|
Disemprot (spray)
|
Penaburan
|
Penyemprotan
|
Disemprot
|
Dicampur air dengan larutan homogen
|
Bersifat sistemik berbentuk larutan
|
Alat Aplikasi Pestisida
Nama Alat
|
Keterangan
|
Hand Sprayer
|
·
Tangki dari bahan plat tahan karat untuk menampung
cairan,
·
Tangkai pompa untuk memompa cairan.
·
Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang karet,
katup, serta pipa yang bagian ujung dilengkapi nosel.
·
Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.
|
Knapsack
|
·
Tangki dari bahan plat tahan karat untuk menampung
cairan,
·
Tangkai pompa untuk memompa cairan.
·
Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang karet,
katup, serta pipa yang bagian ujung dilengkapi nosel.
·
Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.
·
Nosel untuk memecah cairan menjadi halus.
|
Knapsack Sprayer
|
·
Tangki dari bahan plat tahan karat untuk menampung
cairan,
·
Tangkai pompa untuk memompa cairan.
·
Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang karet,
katup, serta pipa yang bagian ujung dilengkapi nosel.
·
Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.
·
Nosel untuk memecah cairan menjadi halus.
·
Selang karet
·
Piston pompa
·
Sabuk penggendong.
|
Hand Sprayer
|
·
Tangki dari bahan plat tahan karat untuk menampung
cairan,
·
Tangkai pompa untuk memompa cairan.
·
Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang karet,
katup, serta pipa yang bagian ujung dilengkapi nosel.
·
Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.
|
Knapsack Sprayer
|
·
Tangki dari bahan plat tahan karat untuk menampung
cairan,
·
Tangkai pompa untuk memompa cairan.
·
Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang karet,
katup, serta pipa yang bagian ujung dilengkapi nosel.
·
Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.
·
Nosel untuk memecah cairan menjadi halus.
·
Manometer untuk mengukur tekanan udara dalam
trangki.
|
4.2
Pembahasan
Pestisida tidak hanya
berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian
saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan
kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga
untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu
kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap
atau gangguan serangga yang lain.
Pada umumnya pestisida
yang digunakan untuk pengendalian jasad pengganggu tersebut adalah racun yang
berbahaya, tentu saja dapat mengancam kesehatan manusia. Untuk itu penggunaan
pestisida yang tidak bijaksana jelas akan menimbulkan efek samping bagi
kesehatan manusia, sumber daya hayati dan lingkungan pada umumnya.
Dalam bidang pertanian
pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama tanaman. Dalam konsep
Pengendalian Terpadu Hama, pestisida berperan sebagai salah satu komponen
pengendalian. Prinsip penggunaannya adalah:
harus
kompatibel dengan komponen pengendalian lain, seperti komponen hayati
efisien
untuk mengendalikan hama tertentu
meninggalkan
residu dalam waktu yang tidak diperlukan
tidak
boleh persistent, jadi harus mudah terurai
dalam
perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus memenuhi persyaratan
keamanan yang maksimum
harus
tersedia antidote untuk pestisida tersebut
sejauh
mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota
relatif
aman bagi pemakai (LD50 dermal dan oral relatif tinggi)
harga
terjangkau bagi petani.
Idealnya teknologi pertanian
maju tidak memakai pestisida. Tetapi sampai saat ini belum ada teknologi yang
demikian. Pestisida masih diperlukan, bahkan penggunaannya semakin meningkat.
Pengalaman di Indonesia dalam menggunakan pestisida untuk program
intensifikasi, ternyata pestisida dapat membantu mengatasi masalah hama padi.
Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama, hingga meluasnya serangan
dapat dicegah, dan kehilangan hasil karena hama dapat ditekan.
Dengan melihat besarnya
kehilangan hasil yang dapat diselamatkan berkat penggunaan pestisida, maka
dapat dikatakan bahwa peranan pestisida sangat besar dan merupakan sarana
penting yang sangat diperlukan dalam bidang pertanian. Usaha intensifikasi
pertanian yang dilakukan dengan menerapkan berbagai teknologi maju seperti
penggunaan pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan dan pola tanam akan
menyebabkan perubahan ekosistem yang sering diikuti oleh meningkatnya problema
serangan jasad pengganggu. Demikian pula usaha ekstensifikasi pertanian dengan
membuka lahan pertanian baru, yang berarti melakukan perombakan ekosistem,
sering kali diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad pengganggu. Dan
tampaknya saat ini yang dapat diandalkan untuk melawan jasad pengganggu
tersebut yang paling manjur hanya pestisida. Memang tersedia cara lainnya,
namun tidak mudah untuk dilakukan, kadang-kadang memerlukan tenaga yang banyak,
waktu dan biaya yang besar, hanya dapat dilakukan dalam kondisi tertentu yang
tidak dapat diharapkan efektifitasnya. Pestisida saat ini masih berperan besar
dalam menyelamatkan kehilangan hasil yang disebabkan oleh jasad pengganggu.
Selain
itu, alat-alat untuk mengaplikasikan pestisida antara lain:
Hand Sprayer
Handsprayer
adalah alat penyemprot untuk pemecah cairan menjadi butiran partikel halus yang
menyerupai kabut . Dengan bentuk dan ukuran yang halus ini pemakaian pestisida
akan lebih efektif dan merata ke seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman.
Untuk memperoleh butiran halus biasanya menggunakan proses pembentukan partikel
dengan menggunakan tekanan, yakni cairan dalam tangki dipompa sehingga
mempunyai tekanan yang tinggi, yang akhirnya mengalir malalui selang karet
menuju ke alat pengabut. Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir melalui
celah yang sempit dari alat pengabut sehingga cairan akan pecah menjadi
partikel-partikel yang halus.
Spesifikasi
handsprayer meliputi:
·
Volume tangki: 10-20 liter
·
Kapasitas tangki: 16-18 liter
·
Kekuatan tangki: 10-15 kg/cm2
·
Bahan konstruksi: bahan yang anti karat
Knapsack Sprayer
Knapsack sprayer disebut juga alat
semprot punggung. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut: larutan dikeluarkan
dari tangki akibat tekanan keluarnya udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan
oleh gerakan tangan yang menyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakkan,
larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung
meningkat. Pada penggunaan knapsack sprayer tekanan udara yang dihasilkan harus
diusahakan agar tetap konstan, yaitu sekitar o,7-1,0 kg/cm2. Tekanan
tersebut diperoleh dengan cara memompa sebanyak delapan kali atau kira-kira
mencapai tekanan optimal.
BAB V
KESIMPULAN
Dari
hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan,
menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana
untuk membunuh hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Terpadu Hama,
pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. Pestisida
dikelompokkan berdasarkan sasarannya dan memiliki berbagai formulasi di pasaran
antara lain: WP (wetable powder) dijual
dalam formulasi tepung untuk disemprotkan, kode EC (emulsible concentrate) dijual dalm bentuk formulasi emulsi untuk
disemprotkan, kode DC (dust concentrate)
dijual dalam formulasi serbuk untuk diserbukkan, kode G (granular) dijual dalam formulasi butiran untuk ditaburkan atau
dibenamkan dalam tanah, kode F (fumigan)
dijual dalam formulasi padat atau cair dengan bahan aktif berbentuk gas.
Alat-alat untuk mengaplikasikan pestisida ini adalah diantaranya hand sprayer
dan knapsack sprayer yang masing-masing memiliki fungsi untuk memudahkan proses
penyemprotan pada untuk menangggulangi OPT pada tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Pestisida (diakses tanggal: 06/11/2011)
Purnomo, Bambang. 2009. Penuntun
Praktikum DASLINTAN. Program Studi Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian
UNIB : Bengkulu.
Sihotang,
Benidiktus. 2010. Handsprayer Alat
Penyemprot Pertanian. Kumpulan Artikel Alat & Mesin Pertanian.
This post was written by: Franklin Manuel
Franklin Manuel is a professional blogger, web designer and front end web developer. Follow him on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 Responses to “Laporan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Acara VII “Pestisida dan Alat Aplikasinya””
12 Desember 2023 pukul 04.58
สล็อต ซื้อฟรีสปิน 50 PG ฟังก์ชั่นตัวช่วยยอดฮิต ที่อยากแนะนำให้ลองสล็อตซื้อฟรีสปินถูกๆต้องเว็บนี้เว็บเดียวเท่านั้น PG SLOT พร้อมเเล้วหรือยัง ที่จะพบตัวช่วยเล่นสล็อตเเบบใหม่
Posting Komentar