Rabu, 21 Desember 2011

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Acara VII “Pestisida dan Alat Aplikasinya”



Laporan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman
Acara VII
“Pestisida dan Alat Aplikasinya”


Disusun Oleh :
Muhammad Ali Alfi
E1J010089
Dosen Pembimbing : Ir. Nadrawati, MP
Co-ass : Yanti CH
  Tri Nurhidayah

Laboratorium Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam proses budi daya pertanian tidak terlepas dari apa yang namanya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), kerugian akibat serangan hama bisa mencapai 37 %, penyakit 35 %, gulma 29 %, dan bahkan akibat yang di timbulkan oleh serangan hama tikus bisa menyebabkan gagal panen (puso). Pengendalian OPT bertujuan untuk mempertahankan produksi pertanian agar produksi tetap optimal, pengendalian hama adalah usaha –usaha manusia untuk menekan populasi hama sampai dibawah ambang batas yang merugikan secara ekonomi. (serech,2006) 
Pengendalian dapat dilakukan dengan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu memilih suatu cara atau menggabungkan beberapa cara pengendalian, sehingga tidak merugikan secara ekonomis, biologi dan ekologi. Dengan tingkat kesadaran yang tinggi tentang lingkungan yang sehat dan pertanian yang berkelanjutan diperlikan cara pengendalian yang tepat. Dalam menangani OPT (organisme pengganggu tanaman) petani dewasa ini sering menggunakan pestisida. Pestisida merupakan zat yang mampu membasmi OPT. (Suharno,2005)
Pestisida dalam hal ini merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama untuk menurunkan populasi hama yang sedang menyerang tanaman. Menurut UU RI No. 12/1992 : Pestisida adalah zat atau senyawa kimia, zat pengatur, dan perangsang tumbuh, bahan lain serta organisme renik atau virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman. Kelompok utama pestisida yang digunakan untuk mengendalikan serangga hama diberi nama masing-masing sesuai dengan hama sasarannya dan juga cara kerjanya. Dengan demikian penggolongan pestisida berdasarkan jasad sasaran dibagi menjadi :
·         Insektisida : yaitu racun yang digunakan untuk memberantas jasad pengganggu yang berupa serangga. Contoh : Bassa 50 EC Kiltop 50 EC dan lain-lain.
·         Nematisida : yaitu racun yang digunakan untuk memberantas jasad pengganggu yang berupa cacing-cacing parasit yang biasa menyerang akar tanaman. Contoh : Furadan 3 G.
·         Rodentisida : yaitu racun yang digunakan untuk memberantas binatang-binatang mengerat, seperti misalnya tupai, tikus. Contoh : Klerat RM, Racumin, Caumatatralyl, Bromodoiline dan lain-lain.
·         Herbisida : adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan gulam (tanaman pengganggu). Contoh : Ronstar ODS 5/5 Saturn D
·         Fungisida : digunakan untuk memberantas jasad yang berupa cendawan (jamur). Contoh : Rabcide 50 WP, Kasumin 20 AB, Fujiwan 400 EC, Daconil 75 WP, Dalsene MX 2000.
·         Akarisida : yaitu racun yang digunakan untuk mengendalikan jasad pengganggu yang berupa tunggau. Contoh : Mitac 200 EC, Petracrex 300 EC.
·         Bakterisida : yaitu racun yang digunakan untuk mengendalikan penykit tanaman yang disebabkan oleh bakteri. Contoh : Ffenazin-5-oksida (Staplex 10 WP).
Insektisida dapat pula dibagi menurut jenis aktivitasnya. Kebanyakan insektisida bersifat racun bilamana bersentuhan langsung atau tertelan serangga. Namun ada pula jenis lain yang bersifat sebagai repelen (jenis ini digunakan untuk mencegah serangga yang akan menyerang tanaman), atraktan (bahan yang dapat menarik serangga, dengan demikian serangga yang terkumpul akan lebih mudah terbunuh), anti feedan (senyawa ini dapat menghindarkan dari serangan suatu serangga) dan khemosterilan (yang dapat menyebabkan kemandulan bagi serangga yang terkena) (Anonim,2011).
1.2  Tujuan
Untuk mengamati dan membedakan macam-macam formulasi pestisida, cara penyimpanannya dan alat-alat yang sesuai di gunakan untuk pada formulasi yang bersangkutan.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelompok utama pestisida yang digunakan untuk mengendalikan serangga hama dengan tunggau adalah insektisida, akarisida dan fumigan, sedang jenis pestisida yang lain diberi nama masing-masing sesuai dengan hama sasarannya. Dengan demikian penggolongan pestisida berdasar jasad sasaran dibagi menjadi :
·         Insektisida : yaitu racun yang digunakan untuk memberantas jasad pengganggu yang berupa serangga. Contoh : Bassa 50 EC Kiltop 50 EC dan lain-lain.
·         Nematisida : yaitu racun yang digunakan untuk memberantas jasad pengganggu yang berupa cacing-cacing parasit yang biasa menyerang akar tanaman. Contoh : Furadan 3 G.
·         Rodentisida : yaitu racun yang digunakan untuk memberantas binatang-binatang mengerat, seperti misalnya tupai, tikus. Contoh : Klerat RM, Racumin, Caumatatralyl, Bromodoiline dan lain-lain.
·         Herbisida : adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan gulam (tanaman pengganggu). Contoh : Ronstar ODS 5/5 Saturn D.
·         Fungisida : digunakan untuk memberantas jasad yang berupa cendawan (jamur). Contoh : Rabcide 50 WP, Kasumin 20 AB, Fujiwan 400 EC, Daconil 75 WP, Dalsene MX 2000.
·         Akarisida : yaitu racun yang digunakan untuk mengendalikan jasad pengganggu yang berupa tunggau. Contoh : Mitac 200 EC, Petracrex 300 EC.
·         Bakterisida : yaitu racun yang digunakan untuk mengendalikan penykit tanaman yang disebabkan oleh bakteri. Contoh : Ffenazin-5-oksida (Staplex 10 WP).
Insektisida dapat pula dibagi menurut jenis aktivitasnya. Kebanyakan insektisida bersifat racun bilamana bersentuhan langsung atau tertelan serangga. Namun ada pula jenis lain yang bersifat sebagai repelen (jenis ini digunakan untuk mencegah serangga yang akan menyerang tanaman), atraktan (bahan yang dapat menarik serangga, dengan demikian serangga yang terkumpul akan lebih mudah terbunuh), anti feedan (senyawa ini dapat menghindarkan dari serangan suatu serangga) dan khemosterilan (yang dapat menyebabkan kemandulan bagi serangga yang terkena).
Menurut sifat kecepatan meracun, pestisida digolongkan menjadi :
1.      Racun kronis : yaitu racun yang bekerjanya sangat lambat sehingga untuk mematikan hama membutuhkan waktu yang sangat lama. Contoh : racun tikus Klerat RMB.
2.      Racun akut : adalah racun yang bekerjanya sangat cepat sehingga kematian serangga dapat segera diketahui setelah racun tersebut mengenai tubuhnya. Contoh : Bassa 50 EC, Kiltop 50 EC, Baycarb 50 EC dan lain-lain.
Ditinjau dari cara bekerjanya, pestisida dibagi menjadi :
1.      Racun perut
Racun ini terutama digunakan untuk mengendalikan serangga yang mempunyai tipe alat mulut pengunyah (ulat,belalang dan kumbang), namun bahan ini dapat pula digunakan terhadap hama yang menyerang tanaman dengan cara mengisap dan menjilat. Bahan insektisida ini disemprotkan pada bagian yang dimakan serangga sehingga racun tersebut akan tertelan masuk ke dalam usus, dan di sinilah terjadi peracunan dalam jumlah besar.
Ada 4 cara aplikasi racun perut terhadap serangga :
a.       Insektisida diaplikasikan pada makanan alami serangga sehingga bahan tersebut termakan oleh serangga sasaran. Bahan makanan itu dapat berupa daun, bulu-bulu/rambut binatang. Dalam aplikasinya, bahan-bahan makanan serangga harus tertutup rata oleh racun pada dosis lethal sehingga hama yang makan dapat mati.
b.      Insektisida dicampur dengan bahan atraktan dan umpan itu ditempatkan pada suatu lokasi yang mudah ditemukan serangga.
c.       Insektisida ditaburkan sepanjang jalan yang bisa dilalui hama. Selagi hama itu lewat biasanya antene dan kaki akan bersentuhan dengan insektisida atau bahkan insektisida itu tertelan. Akibatnya hama mati.
d.      Insektisida diformulasikan dalam bentuk sistemik, dan racun ini diserap oleh tanaman atau tubuh binatang piaraan kemudian tersebar ke seluruh bagian tanaman atau badan sehingga apabila serngga hama tersebut mengisap cairan tanaman atau cairan dari tubuh binatang (terutama hama yang mempunyai tipe mulut pengisap, misal Aphis) dan bila dosis yang diserap mencapai dosis lethal maka serangga akan mati.

2.      Racun kontak
Insektisida ini masuk ke dalam tubuh serangga melalui permukaan tubuhnya khususnya bagian kutikula yang tipis, misal pada bagian daerah perhubungan antara segmen, lekukan-lekukan yang terbentuk dari lempengan tubuh, pada bagian pangkal rambut dan pada saluran pernafasan (spirakulum). Racun kontak itu dapat diaplikasikan langsung tertuju pada jasad sasaran atau pada permukaan tanaman atau pada tempat-tempat tertentu yang biasa dikunjungi serangga. Racun kontak mungkin diformulasikan sebagai cairan semprot atau sebagai serbuk. Racun kontak yang telah melekat pada serangga akan segera masuk ke dalam tubuh dan disinilah mulai terjadi peracunan.
Yang digolongkan sebagai insektisida kontak adalah :
·         Bahan kimia yang berasal dari kestrak tanamaan, seperti misalnya nikotin, rotenon, pirethrum.
·         Senyawa sintesis organik, misal BHC, DDT, Chlordan, Toxaphene, Phosphat organik.
·         Minyak dan sabun.
·         Senyawa anorganik seperti misalnya Sulfur dan Sulfur kapur.
·         Racun pernafasan
·         Bahan insektisida ini biasanya bersifat mudah menguap sehingga masuk ke dalam tubuh serangga dalam bentuk gas. Bagian tubuh yang dilalui adalah organ-organ pernafasan seperti misalnya spirakulum. Oleh karena bahan tersebut mudah menguap maka insektisida ini juga berbahaya bagi manusia dan binatang piaraan. Racun pernafasan bekerja dengan cara menghalangi terjadinya respirasi tingkat selulair dalam tubuh serangga dan bahan ini sering dapat menyebabkan tidak aktifnya enzim-enzim tertentu. Contoh racun nafas adalah : Hidrogen cyanida dan Carbon monoksida.
·         Racun Syaraf
·         Insektisida ini bekerja dengan cara menghalangi terjadinya transfer asetikholin estrase yang mempunyai peranan penting dalam penyampaian impul. Racun syaraf yang biasa digunakan sebagai insektisida adalah senyawa organo klorin, lindan, carbontetraclorida, ethylene diclorida : insektisida-insektisida botanis asli seperti misalnya pirethin, nikotin, senyawa organofosfat (parathion dan dimethoat) dan senyawa karbanat (methomil, aldicarb dan carbaryl).
·         Racun Protoplasmik : Racun ini bekerja terutama dengan cara merusak protein dalam sel serangga. Kerja racun ini sering terjadi di dalam usus tengah pada saluran pencernaan.Golongan insektisida yang termasuk jenis ini adalah fluorida, senyawa arsen, borat, asam mineral dan asam lemak, nitrofenol, nitrocresol, dan logam-logam berat (air raksa dan tembaga).
·         Racun penghambat khitin : Racun ini bekerja dengan cara menghambat terbentuknya khitin. Insektisida yang termasuk jenis ini biasanya bekerja secara spesifik, artinya senyawa ini mempunyai daya racun hanya terhadap jenis serangga tertentu. Contoh : Applaud 10 WP terhadap wereng coklat.
·         Racun sistemik : Insektisida ini bekerja bilamana telah terserap tanaman melalui akar, batang maupun daun, kemudian bahan-bahan aktifnya ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman sehingga bilamana serangga mengisap cairan atau memakan bagian tersebut akan teracun. Pestisida adalah merupakan racun, baik bagi hama maupun tanaman yang disemprot. Mempunyai efek sebagai racun tanaman apabila jumlah yang disemprotkan tidak sesuai dengan aturan dan berlebihan (overdosis), karena keadaan ini dapat mengakibatkan terjadinya kebakarn tanaman. Untuk memperoleh hasil pengendalian yang memadai namun pertumbuhan tanaman tidak terganggu, pemakaian pestisida hendaknya memperhatikan kesesuaiannya, baik tepat jenis, tepat waktu maupun tepat ukuran (dosis dan konsentrasi).
Dosis adalah banyaknya pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama secara memadai pada lahan seluas 1 ha. Konsentrasi adalah banyaknya pestisida yang dilarutkan dalam satu liter air. Hama adalah hewan yang merusak tanaman (akar, batang, daun, bunga dan buah) sehingga akibat kerusakan tersebut menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik sehingga hasilnya rendah. Penyakit adalah berupa jamur/bakteri/virus/nematoda yang merusak tanaman (akar, batang, daun, bunga dan buah) sehingga akibat kerusakan tersebut menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik, sehingga hasilnya rendah. Beda antara hama dengan penyakit adalah tampak serangan oleh hama menyebabkan kerusakan kehilangan sebagian dari bagian tanaman sedangkan gejala penyakit adalah sistemik sehingga fungsi fisiologi tanaman menjadi terganggu biasanya ditunjukkan adanya perubahan bentuk dan/atau warna tanaman.
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
1.      Bahan
Macam-macam jenis pestisida, meliputi pestisida yang digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit, dengan berbagai formulasi, seperti : D, G, WP, EC, DC, ULV, dan lain-lain. Beberapa bahan dasar pembuat pestisida.
2.      Alat
Macam-macam alat aplikasi pestisida, seperti : penugal, soil injektor, spreader, duster, emposan, semi-automatic sprayer, automahtic high spryer, mist blower.
3.2  Cara Kerja
1.      Pengamatan pestisida
a.       Amati contoh-contoh pestisida yang ada. Perhatikan nama pestisida, formulasi, warna, bahan aktif dan kadar bahan aktifnya.
b.      Sebutkan alat aplikasi yang mestinya dipergunakan untuk pestisida yang bersangkutan dan bagaimana cara menyiapkannya.
c.       Perhatikan contoh pestisida yang masih dalam kemasan dagang. Apa saja yang tertulis dalam kemasannya dan sebutkan apakah masih ada informasi lain yang perlu dicantumkan.
2.      Pengamatan alat-alat aplikasi pestisida
a.       Amati contoh-contoh alat pestisida yang aa.
b.      Sebutkan setiap bagiannya dan jelaskan fungsi setiap bagian ttersebut.
c.       Jelaskan prinsip kerja alat yang saudara amati.
d.      Sebutkan pula informasi pestisida apa saja yang dapat diaplikasikan dengan alat tersebut.
e.       Sebutkan apa saja yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan atau perawatan alat tersebut.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil Pengamatan
Pestisida

Pestisida
Diazinon 60
Basamid
Agroxone-4
Turex
Ridomil
Lindomin 865
Formulasi
EC
G
-
WP
SD
AS
Organisme sasaran
Hama penggerek dan pengisap tanaman kedelai.
Mengendalikan nematoda, serangga, cendawan.
Mengendalikan gulma berdaun lebar.
Mengendalikan hama serangga tanaman kubis , tomat, kedelai.
Mengendalikan penyakit bulai Sclerospora maydis pada jagung.
Gulma berdaun lebar dan sempit, serta teki.
Bentuk
Emulsi
Butiran halus
Larutan
Tepung
Lebih halus dari tepung
Larutan
Warna
-
Putih keabuan
Coklat
Coklat muda
Merah
Coklat tua
Formula/Pabrik
PT. Petrokimia Kayaku
PT. Sarana Agropratama
PT. Zeneca Agri Products Indonesia
PT. Tanindo Subur
PT. Citraguna Saranatama
PT. Nufarm Indonesia
Bahan Aktif
Diazinon
Dazomet
Kalium MCPA
Delta endotoksin Bacillus thuringiensis. Var. Aizawai Strain GC
Metalaksil
2,4-D dimetilamina
Kandungan BA
600 g/l
98%
400 g/l
91:3,8% 25.000 IU/mg
35%
865 g/l
Alat aplikasi
Disemprot (spray)
Penaburan
Penyemprotan
Disemprot
Dicampur air dengan larutan homogen
Bersifat sistemik berbentuk larutan

Alat Aplikasi Pestisida
Nama Alat
Keterangan
Hand Sprayer


·         Tangki dari bahan plat tahan karat untuk menampung cairan,
·         Tangkai pompa untuk memompa cairan.
·         Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang karet, katup, serta pipa yang bagian ujung dilengkapi nosel.
·         Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.
Knapsack

·         Tangki dari bahan plat tahan karat untuk menampung cairan,
·         Tangkai pompa untuk memompa cairan.
·         Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang karet, katup, serta pipa yang bagian ujung dilengkapi nosel.
·         Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.
·         Nosel untuk memecah cairan menjadi halus.

Knapsack Sprayer

·         Tangki dari bahan plat tahan karat untuk menampung cairan,
·         Tangkai pompa untuk memompa cairan.
·         Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang karet, katup, serta pipa yang bagian ujung dilengkapi nosel.
·         Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.
·         Nosel untuk memecah cairan menjadi halus.
·         Selang karet
·         Piston pompa
·         Sabuk penggendong.

Hand Sprayer


·         Tangki dari bahan plat tahan karat untuk menampung cairan,
·         Tangkai pompa untuk memompa cairan.
·         Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang karet, katup, serta pipa yang bagian ujung dilengkapi nosel.
·         Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.
Knapsack Sprayer

·         Tangki dari bahan plat tahan karat untuk menampung cairan,
·         Tangkai pompa untuk memompa cairan.
·         Saluran penyemprot, terdiri dari kran, selang karet, katup, serta pipa yang bagian ujung dilengkapi nosel.
·         Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.
·         Nosel untuk memecah cairan menjadi halus.
·         Manometer untuk mengukur tekanan udara dalam trangki.


4.2  Pembahasan
Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain.
Pada umumnya pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad pengganggu tersebut adalah racun yang berbahaya, tentu saja dapat mengancam kesehatan manusia. Untuk itu penggunaan pestisida yang tidak bijaksana jelas akan menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan lingkungan pada umumnya.
Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Terpadu Hama, pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. Prinsip penggunaannya adalah:
*      harus kompatibel dengan komponen pengendalian lain, seperti komponen hayati
*      efisien untuk mengendalikan hama tertentu
*      meninggalkan residu dalam waktu yang tidak diperlukan
*      tidak boleh persistent, jadi harus mudah terurai
*      dalam perdagangan (transport, penyimpanan, pengepakan, labeling) harus memenuhi persyaratan keamanan yang maksimum
*      harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut
*      sejauh mungkin harus aman bagi lingkungan fisik dan biota
*      relatif aman bagi pemakai (LD50 dermal dan oral relatif tinggi)
*      harga terjangkau bagi petani.
Idealnya teknologi pertanian maju tidak memakai pestisida. Tetapi sampai saat ini belum ada teknologi yang demikian. Pestisida masih diperlukan, bahkan penggunaannya semakin meningkat. Pengalaman di Indonesia dalam menggunakan pestisida untuk program intensifikasi, ternyata pestisida dapat membantu mengatasi masalah hama padi. Pestisida dengan cepat menurunkan populasi hama, hingga meluasnya serangan dapat dicegah, dan kehilangan hasil karena hama dapat ditekan.
Dengan melihat besarnya kehilangan hasil yang dapat diselamatkan berkat penggunaan pestisida, maka dapat dikatakan bahwa peranan pestisida sangat besar dan merupakan sarana penting yang sangat diperlukan dalam bidang pertanian. Usaha intensifikasi pertanian yang dilakukan dengan menerapkan berbagai teknologi maju seperti penggunaan pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan dan pola tanam akan menyebabkan perubahan ekosistem yang sering diikuti oleh meningkatnya problema serangan jasad pengganggu. Demikian pula usaha ekstensifikasi pertanian dengan membuka lahan pertanian baru, yang berarti melakukan perombakan ekosistem, sering kali diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad pengganggu. Dan tampaknya saat ini yang dapat diandalkan untuk melawan jasad pengganggu tersebut yang paling manjur hanya pestisida. Memang tersedia cara lainnya, namun tidak mudah untuk dilakukan, kadang-kadang memerlukan tenaga yang banyak, waktu dan biaya yang besar, hanya dapat dilakukan dalam kondisi tertentu yang tidak dapat diharapkan efektifitasnya. Pestisida saat ini masih berperan besar dalam menyelamatkan kehilangan hasil yang disebabkan oleh jasad pengganggu.
Selain itu, alat-alat untuk mengaplikasikan pestisida antara lain:
Hand Sprayer
Handsprayer adalah alat penyemprot untuk pemecah cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut . Dengan bentuk dan ukuran yang halus ini pemakaian pestisida akan lebih efektif dan merata ke seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman. Untuk memperoleh butiran halus biasanya menggunakan proses pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan, yakni cairan dalam tangki dipompa sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, yang akhirnya mengalir malalui selang karet menuju ke alat pengabut. Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut sehingga cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang halus.
Spesifikasi handsprayer meliputi:
·         Volume tangki: 10-20 liter
·         Kapasitas tangki: 16-18 liter
·         Kekuatan tangki: 10-15 kg/cm2
·         Bahan konstruksi: bahan yang anti karat
Knapsack Sprayer
            Knapsack sprayer disebut juga alat semprot punggung. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut: larutan dikeluarkan dari tangki akibat tekanan keluarnya udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan yang menyemprot. Pada waktu gagang pompa digerakkan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Pada penggunaan knapsack sprayer tekanan udara yang dihasilkan harus diusahakan agar tetap konstan, yaitu sekitar o,7-1,0 kg/cm2. Tekanan tersebut diperoleh dengan cara memompa sebanyak delapan kali atau kira-kira mencapai tekanan optimal.

















BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau membasmi organisme pengganggu. Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Terpadu Hama, pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. Pestisida dikelompokkan berdasarkan sasarannya dan memiliki berbagai formulasi di pasaran antara lain: WP (wetable powder) dijual dalam formulasi tepung untuk disemprotkan, kode EC (emulsible concentrate) dijual dalm bentuk formulasi emulsi untuk disemprotkan, kode DC (dust concentrate) dijual dalam formulasi serbuk untuk diserbukkan, kode G (granular) dijual dalam formulasi butiran untuk ditaburkan atau dibenamkan dalam tanah, kode F (fumigan) dijual dalam formulasi padat atau cair dengan bahan aktif berbentuk gas. Alat-alat untuk mengaplikasikan pestisida ini adalah diantaranya hand sprayer dan knapsack sprayer yang masing-masing memiliki fungsi untuk memudahkan proses penyemprotan pada untuk menangggulangi OPT pada tanaman.










DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Pestisida (diakses tanggal: 06/11/2011)
Purnomo, Bambang. 2009. Penuntun Praktikum DASLINTAN. Program Studi Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian UNIB : Bengkulu.
Sihotang, Benidiktus. 2010. Handsprayer Alat Penyemprot Pertanian. Kumpulan Artikel Alat & Mesin Pertanian.



1 Responses to “Laporan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Acara VII “Pestisida dan Alat Aplikasinya””

ซื้อฟรีสปิน mengatakan...
12 Desember 2023 pukul 04.58

สล็อต ซื้อฟรีสปิน 50 PG ฟังก์ชั่นตัวช่วยยอดฮิต ที่อยากแนะนำให้ลองสล็อตซื้อฟรีสปินถูกๆต้องเว็บนี้เว็บเดียวเท่านั้น PG SLOT พร้อมเเล้วหรือยัง ที่จะพบตัวช่วยเล่นสล็อตเเบบใหม่


Posting Komentar