Rabu, 21 Desember 2011

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN ACARA 3 “Defisiensi Unsur Hara”


LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN
ACARA 3
Defisiensi Unsur Hara
 

 Disusun Oleh :

Muhammad Ali Alfi
E1J01008
9


Laboratorium Agronomi
F
akultas Pertanian
U
niversitas Bengkulu
2011


BAB I
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
Tanaman memerlukan unsur hara untuk hidup, tumbuh, dan menyelesaikan siklus hidupnya. Kekurangan salah satu dari unsur hara itu akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur hara yang memiliki karakter seperti ini disebut sebagai unsur hara esensial. Gardner  et al. (1991) dan Salisbury et al. (1992) menyebut 13 unsur hara esensial yang terbagi menjadi unsur hara mikro (Mo, Cu, Zn, Mn, Fe, Bo, dan Cl) dan unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, S). Selain itu, ada unsur O2,H2, dan C yang oleh Bonner and Varner (1965) juga dimasukkan sebagai unsur hara esensial.
Gejala kekurangan unsur hara dapat dilihat secara visual pada bagian-bagian tanaman seperti daun, batang, bunga, dan buah. Defisiensi unsur hara tertentu mungkin terlihat pada daun yang sudah tua.
1.2  Tujuan
Membuat bermacam larutan hara dan mengamati tanda kekurangan beberapa unsur hara pada tanaman.

BAB II
Tinjauan Pustaka
Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat terlihat dari penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini dapat berupa pertumbuhan akar, batang atau daun yang terhambat (kerdil) dan klorosis pada berbagai organ tanaman.
Gejala yang ditampakkan tanaman karena kekurangan suatu unsur hara dapat menjadi petunjuk kasar dari fungsi unsure hara yang bersangkutan. Pengetahuan tentang gejala kekurangan masing-masing unsur hara dapat digunakan oleh petani dalam menentukan jenis pupuk yang harus digunakan dan merupakan peringatan bagi petani untuk segera melakukan pemupukan agar tanaman dapat tumbuh normal kembali.
Walaupun kekurangan unsur hara dapat menyebabkab gangguan pada fungsi dan pertumbuhan akar, gejala yang umum dilaporkan adalah gejala yang tampak pada bagian tajuk tanaman, karena gejala pada tajuk ini lebih mudah diamati dan memberikan manfaat praktis bagi petani.
Gejala kekurangan suatu unsur hara yang ditampakkan tanaman tidak selalu sama. Gejala tersebut dapat berbeda, tergantung spesies tanaman, tingkat keseriusan masalah, dan fase pertumbuhan tanaman. Di samping itu, tanaman dapat mengalami kekurangan dau unsur hara atau lebih pada saat yang bersamaan, sehingga gejala yang ditampakkan oleh tanaman menjadi lebih kompleks.
Pada dasarnya gejala kekurangan unsur hara tergantung pada 2 hal utama, yakni: [1] fungsi dari unsur hara tersebut dan [2] kemudahan unsur hara tersebut untuk ditranslokasikan dari daun tua ke daun muda. Kemudahan suatu unsur hara untuk ditranslokasikan tergantung pada solubilitas (kelarutan) dari bentuk kimia dari unsur tersebut di dalam jaringan tanaman dan kemudahannya untuk dapat masuk ke dalam pembuluh floem.(Benyamin. 2004)
Gejala Umum Kekurangan Unsur Hara
Kekurangan nitrogen (N):
Nitirogen merupakan unsur mobil didalam tanaman, oleh karena itu gejala kekurangannya akan dimulai pada daun-daun yang lebih tua.  Gejalanya berupa menguningnya daun. Kadang-kadang disertai dengan berubahnya warna daun menjadi kemerahan sebagai akibat terbentuknya "anthocyanin".
Kekurangan fosfor (P):
Kekurangan fosfor akan memicu rontoknya daun.  Sebelumnya daun menunjukkan gejala muculnya warna kemerahan atau keunguan sebagai akibat pembentukan anthocyanin.
Kekurangan kalium (K):
Ditandai dengan munculnya bercak-bercak kuning pada daun, diikuti dengan mati/"mengeringnya" ujung dan pinggiran daun.  Kejadian ini dimulai dari bagian tanaman yang lebih tua.
Kekurangan kalsium (Ca):
Kekurangan kalsium menyebabkan terjadinya kerusakan sel-sel apikal pada tunas dan daun.  Hal ini menyebabkan tunas dan daun mati. Keadaan ini sering diawali dengan matinya ("mengeringnya") pinggiran daun muda.
Kekurangan magnesium (Mg):
Ditunjukkan oleh muculnya bercak-bercak berwarna kuning pada daun.  Dimulai pada daun-daun yang lebih tua kemudian diikuti pada daun-daun lebih  muda.
Kekurangan besi (Fe):
Kekurangan besi ditunjukkan oleh menguningnya daun yang dimulai dari ujung daun. Daun menjadi sangat mudah patah dan transparan sebelum terlepas. Hygrophylla sp, dan tanaman air lain dengan pertumbuhan cepat, pada kondisi kekuerangan Fe, akan menunjukkan gejala ini terlebih dahulu dibandingkan tanaman lain.
Kekurangan mangan (Mn):
Kekurangan mangan ditandai dengan menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun.  Sedangkan tulang daun itu sendiir tetap berwarna hijau.  Bagian yang menguning tersebut akan mati dan meninggalkan lubang-lubang berbentuk memanjang.  Kekurangan Mn sering terjadi sebagai akibat pemupukan Fe berlebihan sehingga menyebabkan Mn menjadi tidak tersedia.
Kekurangan belerang (S):
Kekurangan belerang ditandai dengan menguningnya daun.  Diawali dengan daun-daun muda terlebih dahulu. Kada-kadang disertai juga dengan memerahnya daun.
Kekurangan tembaga (Cu)
Ujung daun mati dan pinggirannya layu.  (Kelebihan Cu dapat membunuh berbagai tanaman, seperti Vallisneria, Ludwigia, Sagitaria, dll )
Kekurangan seng (Zn)
Menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun, pada pinggiran dan pada ujung daun tua.
Kekurangan boron (B)
Titik tumbuh mati.  Tanaman selanjutnya akan membentuk tunas samping, yang kemudian akan mati pula dengan cepat.
Kekurangan molibdenum (Mo)
Bintik-bintik kuning diantara tulang daur pada daun lebih tua terlebih dahulu. Diikuiti dengan terbentuknya warna coklat pada pinggiran daun.    
Kekurangan karbondioksida (CO2)
Daun tumbuh kecil-kecil, pertumbuhan lambat, dan munculnya deposit kasar keputihan pada permukaan daun sebagai akibat proses dekalsifikasi biogenik. (Aquascaping, 2011).

BAB III
Bahan dan Metode
3.1.Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang diperlukan pada praktikum ini meliputi kecambah (jagung, kacang hijau, atau yang lainnya) dan larutan garam seperti tertera dalam tabel. Sedangkan alat-alatalat  yang diperlukan adalah botol-botol berwarna gelap, kapas, gelas ukur, dan pipet.
3.2.Prosedur Kerja
1        Siapkan botol berukuran 1 liter.
2        Isilah botol itu dengan 500 ml air murni  (aquades).
3        Pipetlah larutan hara sebagaimana tertera di dalam tabel.
4        Jadikan larutan menjadi 1 liter.
5        Masukkan tanaman ke dalam larutan . Tutuplah sisa lubang dengan kapas.
6        Ganti larutan setiap minggu.
7        Lakukan pengamatan setiap 3 hari selama 2 minggu.
8        Amati terjadinya gejala defisiensi unsur hara pada tanaman.

BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1  Hasil Pengamatan
Unsur hara tanaman
Gejala akibat kekurangan
Ca
Tanaman mengalami kematian
S
Tanaman mengalami kematian
Mg
Tanaman mengalami kematian
K
Tanaman dapat hidup tetapi terdapat gejala pertumbuhan yang tidak normal.
N
Tanaman dapat hidup tetapi terdapat gejala pertumbuhan yang tidak normal.
P
Tanaman mengalami kematian
Fe
Tanaman mengalami kematian
Mikro
Tanaman mengalami kematian

4.2  Pembahasan
Untuk gejala tanaman kurang Ca, maka gejala yang timbul pada tanaman tersebut adalah tunas pucuk (terminal) mati, yang diikuti oleh distorsi pada ujung pangkal daun muda. Daun muda pada titik tumbuh melengkung yang kemudian mengering pada bagian ujungnya.
Tanaman yang kekurangan unsur S mengalami gejala, yaitu tunas pucuk tetap hidup tetapi daun muda menjadi layu atau mengalami klorosis. Namun tidak terdapat bercak, tulang daun dan jaringan antara tulang daun berwarna hijau muda.
Kemudian untuk tanaman yang kekurangan unsur magnesium (Mg) adalah daun mengalami klorosis, warna daun kadang memerah, ujung dan tepi daun menggulung serta tidak merata pada daun-daun tua.
Untuk tanaman yang kekurangan unsur kalium (K) memiliki gejala antara lain Bercak berukuran kecil, biasanya pada bagian ujung, tepid an jaringan antara tulang daun, sehingga tidak merata pada daun-daun tua.
Pada tanaman kekurangan unsur hara nitrogen (N) memiliki gejala-gejala tajuk berwarna hijau terang, daun tua menguning, mengering, menjadi berwarna coklat muda yang sangat terlihat pada daun yang telah tua.
Tanaman yang kekurangan unsur fosfor (p) mempunyai berbagai gejala-gejala antara lain tajuk berwana hijau gelap, sering membentuk warna merah atau ungu terutama pada daun yang telah tua.
Selanjutnya, untuk tanaman yang kekurangan unsur besi (Fe) memiliki gejala-gejala pada daun yang berupa tulang daun tetap hijau, sedangkan bagian daun lain mengalami klorosis. Daun tidak mengalami bercak-bercak daun. Tunas pucuk tetap hidup tetapi daun muda menjadi layu atau mengalami klorosis.
Yang terakhir, adalah gejala-gejala tanaman yang muncul akibat kekurangan unsur mikro, yaitu dapat menyebabkan klorosis, ruas pada bagian pucuk lebih pendek, pembentukan bakal buah terhambat atau tanaman tdak dapat sama sekali berbuah, pembentukan warna kuning diantara tulang daun.kemudian diikuti kematian pada jaringan daun, ukuran menjadi lebih kecil, sempit dan menebal.

BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1  Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah didapatkan bahwa tanaman yang diamati ini masih dapat bertahan hidup ketika mengalami kekurangan unsur kalium (K) dan nitrogen (N). Tetapi, walaupun masih dapat hidup selama dua minggu, terdapat gejala-gejala yang tampak dibanding tanaman kekurangan unsur hara yang lain (langsung mati) seperti tanaman yang kekurangan unsur Ca, S, Mg, Fe, P, dan Mg. Tanaman yang kekurangan unsur hara kalium akan memiliki gejala-gejala yang timbul antara lain memiliki gejala antara lain Bercak berukuran kecil, biasanya pada bagian ujung, tepi dan jaringan antara tulang daun, sehingga tidak merata pada daun-daun tua. Sedangkan untuk tanaman yang kekurangan unsur nitrogen, memiliki gejala-gejala antara lain berupa menguningnya daun. Kadang-kadang disertai dengan berubahnya warna daun menjadi kemerahan sebagai akibat terbentuknya "anthocyanin". Selain kedua unsur K dan N, tanaman tidak dapat bertahan hidup karena tanaman sangat membutuhkan secara berkala tanpa kekurangan sedikitpun unsur-unsur seperti Fe, P, Ca, S, dan Mg.

5.2  Saran
Laporan praktikum yang telah dibuat ini berdasarkan data yang telah diamati selama pengamatan berlangsung. Agar laporan ini lebih baik, maka saya selaku penulis memohon dan meminta saran yang bersifat membangun agar laporan ini dan laporan selanjutnya menjadi lebih baik lagi.



Daftar Pustaka
http://www.o-fish.com/Aquascaping/DefisiensiHara.htm (diakses tanggal 16 November 2011)
Lakitan, Benyamin. 2004. Dasar dasar Fisiologi Tumbuhan. Cetakan Kelima. PT RajaGrafindo Perkasa.p.69-71
Suharjo, Usman  K.J. 2011. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Universitas Bengkulu: Bengkulu.



0 Responses to “LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN ACARA 3 “Defisiensi Unsur Hara””

Posting Komentar