Jumat, 06 Januari 2012
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi
Do you like this story?
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi
“Aplikasi Dosis Pupuk Nitrogen (N) Pada Budidaya
Tanaman Jagung”
Disusun Oleh:
Nama : Muhammad Ali Alfi
NPM : E1J010089
Shift : III
Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2011
BAB I
Pendahuluan
1.1.Landasan Teori
Jagung (Zea mays L.) termasuk
family rumput-rumputan (Poaceae) dan merupakan salah satu jenis tanaman
penghasil jenis tanaman penghasil bahan pangan utama bagi sebagian masyarakat
dunia. Jagung juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri serta pakan
ternak yang sangat penting. Produksi jagung sangat ditentukan oleh teknik
budidaya tanaman yang diterapkan. Pemupukan adalah salah satu cara untuk
meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman agar tanaman tumbuh subur dan
berproduksi tinggi.
Nitrogen merupakan salah satu unsur yang mutlak dibutuhkan dalam jumlah
besar (macro essensial element), sehingga menjadi salah satu penentu
keberhasilan produksi tanaman. Pada pertumbuhan tanaman, unsur N digunakan
sebagai penyusun senyawa protein, asam nukleat, khlorofil dan berbagai vitamin.
Tanaman yang kekurangan N akan menunjukkan gejala daun berwarna kuning pucat
(khlorosis) dan cepat gugur, pertumbuhan terhambat (kerdil) tetapi cepat
berbunga dan produksi rendah. Sedangkan kelebihan N menunnjukkan gejala
senaliknya tetapi menjadi sukulen sehingga rentan terhadap serangan hama dan
penyakit.
Ketersediaan hara N di dalam tanah bagi pertumbuhan tanaman pada umumnya
rendah, sehingga tidak seimbang dengan jumlah yang diangkut ketika panen. Untuk
mencukupi kebutuhan tersebut perlu dilakukan pemupukan nitrogen dengan dosis,
waktu dan cara pemberian yang tepat. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
dalam aplikasi teknik pemupukan agar tujuannya dapat tercapai antara lain :
keadaan tanaman, kondisi lingkungan, karakteristik pupuk N dan tujuan budidaya
tanaman.
1.2.Sasaran Belajar
Mahasiswa diharapkan mampu menghitung kebutuhan pupuk dan menganalisis
akibat perbedaan dosis pupuk yang diaplikasikan terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman jagung
.
1.3.Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menghitung dosis pupuk N dan mempraktekkan cara
pemuukannya pada budidaya tanaman jagung.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Penduduk beberapa
daerah di Indonesia (misalnya) di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain
sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal
dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan
baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya).
Klasifikasi Ilmiah:
Kerajaan:
|
|
(tidak termasuk)
|
|
(tidak termasuk)
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
Z. mays
|
Nama Binomial:
|
Zea mays ssp.mays L.
|
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam
80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif
dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Akar jagung tergolong akar
serabut dan ketika tanaman sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari
buku-buku pada batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Daun jagung adalah daun sempurna antara pelepah dan daun terdapat ligula.
Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan
ada yang berambut. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang
terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). (Wikipedia, 2011)
Pemilihan Benih
Benih bermutu
merupakan syarat utama untuk mendapatkan panen yang maksimal. Disebut benih
bermutu; jenisnya murni, bernas, kering, sehat, bebas penyakit dan campuran
biji rumput yang tidak dikehendaki. Kriteria ini biasanya menghasilkan tanaman
sehat, kekar, kokoh dan pertumbuhan yang seragam.
Pemilihan Lahan yang Baik
Lahan yang
baik adalah lahan yang kering, berpengairan cukup, lahan tadah hujan, lahan
gambut yang telah diperbaiki atau lahan basah bekas menanam padi. Agar tumbuh
dan berproduksi dengan baik Jagung harus ditanam di lahan terbuka yang terkena
sinar matahari penuh selama 8 jam.
Kadar pH
Meskipun
idealnya memerlukan pH 6,8 tetapi jagung bisa toleran terhadap lahan tanaman pH
5,5 – 7.0. Apabila ada tanah yang pH nya terlalu rendah bisa dinaikkan dengan
menaburkan kapur. Kemudian agar lebih efisien, aplikasinya bisa dilakukan
bersama dengan pengolahan lahan. Setelah penaburan, lahan dicangkul dan disiram
agar kapur bisa tercampur secara merata. Kebutuhan kapur sangat bergantung pada
nilai pH awal lahan. Sebagai patokan, untuk satu hektar lahan yang memiliki pH
5,0 dibutuhkan kapur antara 2 sampai 4 ton. Apabila pH lahan terlalu tinggi
atau basa, maka dapat diturunkan dengan menaburkan belerang. Namun hal ini
dilakukan jika nilai pH lahan memang sangat tinggi yakni 8,0 atau 9,0
Pengolahan Lahan Pembersihan Gulma
Sebelum
jagung ditanam, lahan perlu dibersihkan dari gulma dan tanaman liar. Gulma
seperti alang alang, rumput teki, semak dan pohon perdu disiangi sampai ke akar
akarnya. Gulma itu dibakar, abunya ditaburkan ke lahan sebagai kompos untuk
kesuburan tanah. Gulma jangan dikubur, karena dikawatirkan akan munculnya hama
seperti rayap dan semut. Selain itu, alang alang dan rumput teki bisa tumbuh
kembali apabila hanya dikubur di dalam tanah. Selain gulma, pohon pohon besar
yang tumbuh di sekitar lahan dan berpotensi menghalangi masuknya sinar
matahari; untuk jagung melakukan proses fotosintesis, juga perlu ditebang.
(Pakarinfo. 2010)
BAB III
Metodelogi
3.1.Bahan dan Alat
Untuk
pelaksanaan kegiatan ini akan diperlukan bahan dan alat sebagai berikut:
Bahan : Benih jagung, pupuk urea, SP 36, KCl dan
pestisida furadan 3G
Alat : Cangkul. sabit, tugal, meteran, ajir,
tali rafia, timbangan.
Pada taraf ini akan dicoba taraf dosis pemupukan Nitrogen, yaitu
D1 = 45 kg N per
hektar (dosis rendah)
D2 = 90 kg N per
hektar
D3 = 135 kg N
per hektar (dosis tinggi).
Perlakuan
disusun secara sistematis dalam rancangan demplot tanpa pengacakan, setiap
perlakuan diulang 10 kali.
3.2.Cara Kerja
1. Bersihkan
lahan dari gulma atau sisa-sisa tanaman yang ada. Lakukan pengolahan tanah
dengan cara digemburkan dan diratakan.
2. Buatlah
bedengan berukuran 2 m X 2,5 m. Antara bedengan satu dengan yang lain berikan
jarak 0,5 m.
3. Sebagai
pembatas antar bedengan buatlah siring/parit berukuran lebar 50 cm dan dalam 30
cm.
4. Buatlah
lubang tanam dengan menugal sedalam 5-7 cm berjarak tanam 50 cm x 25 cm pada
setiap petakan.
5. Masukkan
2 butir benih jagung dan 5-10 butir Furadan 3 G ke dalam setiap lubang tanam,
kemudian tutuplah dengan tanah sambil ditekan pelahan-lahan.
6. Rawatlah
tanaman hingga panen:
a.
Penyulaman, yaitu mengganti tanaman yang tidak
tumbuh atau pertumbuhannya kurang bagus. Lakukan hal ini pada umur 1 minggu
setelah tanam (mst).
b.
Penjarangan, yaitu meninggalkan 1 tanaman yang
tumbuh sehat pada setiap lubang tanam dan mencabut atau memotong tanaman yang
lain. Penjarangan dilakukan pada umur 3 mst.
c.
Pengairan setiap hari jika tanah kurang tumbuh.
d.
Pemupukan dengan dosis per hektar. Dosis pupuk N
sesuai perlakuan (45 kg/ha atau 135 kg/ha), sebnyak 1/3 bagian diaplikasikan
saat tanam, 2/3 bagian diberikan saat tanaman berumur 3 minggu setelah tanam
(mst). Pupuk P2O2 sebanyak 75 kg/ha, dan K2O
60 kg/ha diberikan pada umur 0 hari setelah tanam. Cara pemberian dibenam
sedalam 5 cm pada aluran yang berjarak 7-10 cm dari sebelah kanan dan kiri
barisan tanaman.
e.
Lakukan pengendalian gulma secara manual
(mekanik) dengan cara mencabuti semua gulma yang tumbuh pada petakan tersebut.
f.
Lakukan pengendalian terhadap Organisme
Pengganggu Tanaman. Jika masih memungkinkan, pengendalian hama lakukan secara
mekanik dengan cara menangkap dan membunuh setiap hewan yang mengganggu tanaman
(kecuali binatang dilindungi/dipelihara)
cukup dihalau (diusir) saja. Jika serangan sudah diatas ambang batas,
kendalikan dengan pestisida sesuai kebutuhan. Konsultasikan dengan dosen pembimbing.
7. Lakukan
pemanenan tongkol jagung pada umur 10 mst dengan cara mematahkan dari
batangnya.
3.3.Pengamatan
a. Amati
tipe perkecambahan benih jagung pada umur 1 mst.
b. Amati
jumlah tanaman yang tumbuh pada seluruh petakan Anda dan hitunglah daya
tumbuhnya.
c. Ukurlah
tinggi tanaman dari pangkal batang/permukaan tanah hingga ujung daun tertinggi
dengan cara menguncupkan tajuk tanaman secara vertikal.
d. Hitunglah
jumlah seluruh daun yang berwarna hijau dan telah membuka sempurna pada setiap
tanaman sampel.
e. Lakukan
pengamatan luas daun per tanaman (A) dengan cara mengukur panjang (p) dan lebar
(l) maksimum dari setiap daun efektif, lalu hitunglah luas daunnya dengan rumus
sebagai berikut:
A = Σ (p x l x 0,75)
f. Timbanglah
berat segar batang + kelobot, daun, dan akar per tanaman sampel.
g. Ukurlah
tongkol tanpa kelobot meliputi: berat, panjang, diameter, jumlah barisan biji
dan jumlah biji per barisan rata-rata dari setiap tongkol sampel.
Keterangan :
·
Pengamatan terhadap peubah a, b, c, dan d
dilakukan seminggu sekali hingga panen.
·
Pengamata terhadap peubah e, f, dan g dilakukan
pada saat panen.
3.4.Analisis Data
a. Buatlah
kurva laju pertumbuhan dari nilai rataan untuk membandingkan pengaruh perlakuan
jarak tanam pada peubah a, b, c, dan d.
b. Hitunglah
nilai rataan dan simpangan baku dari seluruh peubah pengamatan dan susunlah
dalam bentuk tabel yang sistematis.
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel
Pengamatan Tinggi Tanaman
Perlakuan D1
= 45 kg N/ha
Sampel
|
Minggu Ke-1
|
Minggu Ke-2
|
Minggu Ke-3
|
Minggu Ke-4
|
Minggu Ke-5
|
Minggu Ke-6
|
1
|
20,1
cm
|
27,3
cm
|
36,9
cm
|
62,2
cm
|
93,4
cm
|
120,4
cm
|
2
|
22,3
cm
|
28,4
cm
|
30,2
cm
|
50,2
cm
|
77,2
cm
|
107,2
cm
|
3
|
30,1
cm
|
41,5
cm
|
50,4
cm
|
71,9
cm
|
95,8
cm
|
129,4
cm
|
4
|
20,1
cm
|
25,5
cm
|
36,2
cm
|
35,8
cm
|
54,4
cm
|
78,4
cm
|
5
|
15,1
cm
|
19,3
cm
|
24,5
cm
|
30,4
cm
|
50,2
cm
|
78,4
cm
|
6
|
10,1
cm
|
15,3
cm
|
22.4
cm
|
23,4
cm
|
36,6
cm
|
57,1
cm
|
Perlakuan D2
= 90 kg N/ha
Sampel
|
Minggu Ke-1
|
Minggu Ke-2
|
Minggu Ke-3
|
Minggu Ke-4
|
Minggu Ke-5
|
Minggu Ke-6
|
1
|
26,8 cm
|
37,4 cm
|
58,7 cm
|
91,6 cm
|
105,7 cm
|
137 cm
|
2
|
21,1 cm
|
35,5 cm
|
65,7 cm
|
108,1 cm
|
158,1 cm
|
186,6 cm
|
3
|
21,5 cm
|
36,1 cm
|
72,6 cm
|
117,1 cm
|
162,6 cm
|
193,2 cm
|
4
|
25,6 cm
|
29,9 cm
|
55,5 cm
|
88,9 cm
|
125,3 cm
|
144,7 cm
|
5
|
16,3 cm
|
32,3 cm
|
58,7 cm
|
70,3 cm
|
85,5 cm
|
105,5 cm
|
6
|
20,8 cm
|
31,8 cm
|
54,1 cm
|
83,8 cm
|
120,6 cm
|
140 cm
|
Perlakuan D3
= 135 kg N/ha
Sampel
|
Minggu Ke-1
|
Minggu Ke-2
|
Minggu Ke-3
|
Minggu Ke-4
|
Minggu Ke-5
|
Minggu Ke-6
|
1
|
25 cm
|
34,5 cm
|
62 cm
|
89 cm
|
109 cm
|
139,2 cm
|
2
|
21,8 cm
|
32,2 cm
|
65 cm
|
95 cm
|
114,5 cm
|
146,6 cm
|
3
|
25,5 cm
|
40 cm
|
60,5 cm
|
92 cm
|
112 cm
|
140,8 cm
|
4
|
34,5 cm
|
49 cm
|
83 cm
|
103,8 cm
|
147 cm
|
182 cm
|
5
|
22,8 cm
|
28 cm
|
50,8 cm
|
74,2 cm
|
92 cm
|
121,1 cm
|
6
|
31 cm
|
32 cm
|
91 cm
|
118 cm
|
131 cm
|
175 cm
|
Tabel
Pengamatan Jumlah Daun
Perlakuan D1
= 45 kg N/ha
Sampel
|
Minggu Ke-1
|
Minggu Ke-2
|
Minggu Ke-3
|
Minggu Ke-4
|
Minggu Ke-5
|
Minggu Ke-6
|
1
|
2 daun
|
3 daun
|
4 daun
|
7 daun
|
8 daun
|
12 daun
|
2
|
3 daun
|
4 daun
|
5 daun
|
6 daun
|
7 daun
|
12 daun
|
3
|
3 daun
|
4 daun
|
6 daun
|
7 daun
|
9 daun
|
12 daun
|
4
|
2 daun
|
3 daun
|
4 daun
|
6 daun
|
6 daun
|
9 daun
|
5
|
2 daun
|
3 daun
|
4 daun
|
5 daun
|
7 daun
|
9 daun
|
6
|
2 daun
|
3 daun
|
4 daun
|
4 daun
|
5 daun
|
9 daun
|
Perlakuan D2
= 90 kg N/ha
Sampel
|
Minggu Ke-1
|
Minggu Ke-2
|
Minggu Ke-3
|
Minggu Ke-4
|
Minggu Ke-5
|
Minggu Ke-6
|
1
|
4 daun
|
3 daun
|
7 daun
|
6 daun
|
9 daun
|
8 daun
|
2
|
6 daun
|
3 daun
|
7 daun
|
9 daun
|
10 daun
|
8 daun
|
3
|
4 daun
|
2 daun
|
8 daun
|
9 daun
|
9 daun
|
8 daun
|
4
|
3 daun
|
4 daun
|
8 daun
|
8 daun
|
5 daun
|
6 daun
|
5
|
4 daun
|
4 daun
|
6 daun
|
8 daun
|
6 daun
|
8 daun
|
6
|
4 daun
|
3 daun
|
6 daun
|
8 daun
|
11 daun
|
9 daun
|
Perlakuan D3
= 135 kg N/ha
Sampel
|
Minggu Ke-1
|
Minggu Ke-2
|
Minggu Ke-3
|
Minggu Ke-4
|
Minggu Ke-5
|
Minggu Ke-6
|
1
|
5 daun
|
6 daun
|
8 daun
|
10 daun
|
12 daun
|
13 daun
|
2
|
5 daun
|
6 daun
|
9 daun
|
10 daun
|
11 daun
|
13 daun
|
3
|
6 daun
|
7 daun
|
11 daun
|
11 daun
|
12 daun
|
14 daun
|
4
|
6 daun
|
7 daun
|
12 daun
|
12 daun
|
15 daun
|
16 daun
|
5
|
4 daun
|
5 daun
|
7 daun
|
9 daun
|
10 daun
|
12 daun
|
6
|
6 daun
|
9 daun
|
12 daun
|
13 daun
|
14 daun
|
15 daun
|
Berat Segar Batang Perlakuan D3 = 135 kg
N/ha
Berat Segar Batang Sampel 4 Berat Segar Batang Sampel 6
740 gram 630
gram
4.2 Pembahasan
Grafik
Perbandingan Tinggi Tanaman
Tabel Rataan dan Simpangan Baku Tinggi
Tanaman
Sampel
|
Perlakuan D1
|
Perlakuan D2
|
Perlakuan D3
|
1
|
19,63
|
22,01
|
26,77
|
2
|
26,21
|
33,83
|
35,95
|
3
|
33,43
|
60,88
|
68,71
|
4
|
45,65
|
93,3
|
95,33
|
5
|
67,93
|
126,3
|
117,58
|
6
|
95,15
|
151,17
|
150,78
|
Rataan
|
48
|
81,24
|
82,52
|
Simpangan
Baku
|
28,70
|
51,45
|
48
|
Grafik
Perbandingan Jumlah Daun
Tabel Rataan dan Simpangan Baku Jumlah
Daun
Sampel
|
Perlakuan D1
|
Perlakuan D2
|
Perlakuan D3
|
1
|
2,33
|
4,17
|
5,3
|
2
|
3,33
|
3,17
|
6,67
|
3
|
4,5
|
7
|
9,83
|
4
|
5,83
|
8
|
10,83
|
5
|
7
|
8,33
|
12,33
|
6
|
10,5
|
7,83
|
13,83
|
Rataan
|
5,58
|
6,41
|
9,8
|
Simpangan
Baku
|
2,93
|
2,19
|
3,27
|
Dari hasil pengamatan hasil lapangan yang telah dilakukan, didapatkan
suatu perbandingan perlakuan tanaman jagung yang berbeda-beda pada setiap
perlakuan. Dari 20 tanaman jagung yang ditanam, akan diambil 6 sampel yang
berada di tengah-tengah atau diantara tanaman jagung yang ditanam. Keenam
sampel yang dipilih ini, nantinya akan dijadikan suatu perbandingan pertumbuhan
oleh pengaruh pupuk nitrogen (N) antara perlakuan D1 = 45 kg N/ha, D2 = 90 kg
N/ha, dan D3 = 135 kg N/ha.
Pada penanaman jagung dengan
perlakuan D1 = 45 kg N/ha didapatkan hasil pertumbuhan dari minggu ke-1 sampai
minggu ke-6 dengan rata-rata pertumbuhan yang ditunjukkan setiap minggunya.
Pada minggu ke-1 didapatkan jumlah seluruh rata-rata pertumbuhan dari sampel
ke-1 sampai sampel ke-6 adalah 19,63 dan rata-rata jumlah daunnya adalah 2,33.
Pada minggu ke-2 didapatkan jumlah seluruh rata-rata pertumbuhan dari sampel
ke-1 sampai sampel ke-6 adalah 26,21 dan rata-rata jumlah daunnya adalah 3,33.
Pada minggu ke-3 didapatkan jumlah seluruh rata-rata pertumbuhan dari sampel
ke-1 sampai sampel ke-6 adalah 33,43 dan rata-rata jumlah daunnya adalah 4,5.
Pada minggu ke-4 didapatkan jumlah seluruh rata-rata pertumbuhan dari sampel
ke-1 sampai sampel ke-6 adalah 45,65 dan rata-rata jumlah daunnya adalah 5,83.
Pada minggu ke-5 didapatkan jumlah seluruh rata-rata pertumbuhan dari sampel
ke-1 sampai sampel ke-6 adalah 67,93 dan rata-rata jumlah daunnya adalah 7.
Pada minggu ke-6 didapatkan jumlah seluruh rata-rata pertumbuhan dari sampel
ke-1 sampai sampel ke-6 adalah 95,15 dan rata-rata jumlah daunnya adalah 10,5.
Pada penanaman jagung dengan perlakuan D2 = 90 kg N/ha didapatkan hasil
pertumbuhan dari minggu ke-1 sampai minggu ke-6 dengan rata-rata pertumbuhan
yang ditunjukkan setiap minggunya. Pada minggu ke-1 didapatkan jumlah seluruh
rata-rata pertumbuhan dari sampel ke-1 sampai sampel ke-6 adalah 22,01 dan
rata-rata jumlah daunnya adalah 4,17. Pada minggu ke-2 didapatkan jumlah
seluruh rata-rata pertumbuhan dari sampel ke-1 sampai sampel ke-6 adalah 33,83
dan rata-rata jumlah daunnya adalah 3,17. Pada minggu ke-3 didapatkan jumlah
seluruh rata-rata pertumbuhan dari sampel ke-1 sampai sampel ke-6 adalah 60,88
dan rata-rata jumlah daunnya adalah 7. Pada minggu ke-4 didapatkan jumlah
seluruh rata-rata pertumbuhan dari sampel ke-1 sampai sampel ke-6 adalah 93,3
dan rata-rata jumlah daunnya adalah 8. Pada minggu ke-5 didapatkan jumlah
seluruh rata-rata pertumbuhan dari sampel ke-1 sampai sampel ke-6 adalah 126,3
dan rata-rata jumlah daunnya adalah 8,33. Pada minggu ke-6 didapatkan jumlah
seluruh rata-rata pertumbuhan dari sampel ke-1 sampai sampel ke-6 adalah 151,17
dan rata-rata jumlah daunnya adalah 7,83.
Pada penanaman jagung dengan perlakuan D3 = 135 kg N/ha didapatkan hasil
pertumbuhan dari minggu ke-1 sampai minggu ke-6 dengan rata-rata pertumbuhan
yang ditunjukkan setiap minggunya. Pada minggu ke-1 didapatkan jumlah seluruh
rata-rata pertumbuhan dari sampel ke-1 sampai sampel ke-6 adalah 26,77 dan
rata-rata jumlah daunnya adalah 5,3. Pada minggu ke-2 didapatkan jumlah seluruh
rata-rata pertumbuhan dari sampel ke-1 sampai sampel ke-6 adalah 35,95 dan
rata-rata jumlah daunnya adalah 6,67. Pada minggu ke-3 didapatkan jumlah
seluruh rata-rata pertumbuhan dari sampel ke-1 sampai sampel ke-6 adalah 68,71
dan rata-rata jumlah daunnya adalah 9,83. Pada minggu ke-4 didapatkan jumlah
seluruh rata-rata pertumbuhan dari sampel ke-1 sampai sampel ke-6 adalah 95,33
dan rata-rata jumlah daunnya adalah 10,83. Pada minggu ke-5 didapatkan jumlah
seluruh rata-rata pertumbuhan dari sampel ke-1 sampai sampel ke-6 adalah 117,58
dan rata-rata jumlah daunnya adalah 12,33. Pada minggu ke-6 didapatkan jumlah
seluruh rata-rata pertumbuhan dari sampel ke-1 sampai sampel ke-6 adalah 150,78
dan rata-rata jumlah daunnya adalah 13,83.
Setelah didapatkan hasil rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah
daun, maka selanjutnya hasil rata-rata tadi akan didapatkan suatu rataan dan
simpangan baku untuk menunjukkan suatu grafik pertumbuhan yang aktif pada
setiap perlakuan tanaman jagung dengan dosis pupuk N yang berbeda-beda. Pada
perlakuan D1 = 45 kg N/ha memiliki hasil rataan tinggi tanaman, yaitu 48 dan
simpangan baku, yaitu 28,70. Pada perlakuan D2 = 90 kg N/ha memiliki hasil
rataan tinggi tanaman, yaitu 81,24 dan simpangan baku, yaitu 51,45. Pada
perlakuan D3 = 135 kg N/ha memiliki hasil rataan tinggi tanaman, yaitu 82,52
dan simpangan baku, yaitu 48.
Untuk selanjutnya, yaitu menghitung rataan dan simpangan baku jumlah daun
untuk perlakuan D1 = 45 kg N/ha memiliki hasil rataan tinggi tanaman, yaitu
5,58 dan simpangan baku, yaitu 2,93.
Pada perlakuan D2 = 90 kg N/ha memiliki hasil rataan tinggi tanaman, yaitu 6,41
dan simpangan baku, yaitu 2,19. Pada perlakuan D3 = 135 kg N/ha memiliki hasil
rataan tinggi tanaman, yaitu 9,8 dan simpangan baku, yaitu 3,27.
Sampel untuk mengetahui berat segar batang yaitu diambil dua contoh
sampel dari penelitian perlakuan D3 = 135 kg N/ha, yaitu untuk sampel 4 dan
sampel 6 yang ditimbang di laboratorium. Sampel 4 memiliki berat segar batang
740 gram dan untuk sampel 6 memiliki berat segar batang 630 gram.
Setelah ditunjukkan dengan grafik, maka pertumbuhan jagung dengan
perlakuan D3 = 135 kg N/ha lebih tumbuh subur dibandingkan dengan tanaman
jagung yang diberi perlakuan D1 = 45 kg N/ha dan D2 = 90 kg N/ha. Ini terjadi
karena perlakuan pupuk N pada perlakuan D3 lebih tinggi dosisnya dibandingkan
dengan dosis pupuk N pada D1 dengan dosis rendah dan D2 dengan dosis sedang.
Pemberian dosis pupuk N yang tinggi dapat meningkatkan percepatan pertumbuhan
tanaman jagung.
Persentase daya tumbuh perlakuan dosis pupuk N sebanyak 135 kg dari penelitian
yang saya lakukan adalah :
Jumlah tanaman
yang hidup 17
X
100% = X 100% = 85%
Total tanaman
yang ditanam 20
BAB V
Kesimpulan
Hasil praktikum yang telah dilakukan
untuk aplikasi dosis pupuk nitrogen (N) pada budidaya tanaman jagung di lapangan,
maka dapat disimpulkan bahwa:
a.
Jagung merupakan tanaman pangan yang memiliki sumber
karbohidrat bagi manusia dan memiliki banyak kegunaan baik unutk pakan ternak
maupun dimanfaatkan sebagai bahan baku industri.
b.
Untuk meningkatkan produksi hasil panen tanaman jagung,
maka digunakan aplikasi pemberian pupuk untuk memacu dan mempercepat proses
pertumbuhannya.
c.
Pupuk nitrogen (N) adalah sangat baik untuk memacu dan
mempercepat pertumbuhan tanaman jagung agar menghasilkan hasil panen yang
sangat optimal karena pupul N berguna
bagi tanaman sebagai penyusun senyawa protein, asam nukleat, khlorofil, dan
vitamin.
d.
Pada perlakuan menggunakan aplikasi perlakuan dengan 45
kg N/ha, 90 kg N/ha, dan 135 kg N/ha menghasilkan pertumbuhan yang lebih cepat
menggunakan aplikasi pupuk sebanyak 135 kg N/ha karena dalam perlakuan ini
hanya dosis 135 kg N/ha yang tinggi.
e.
Namun, dengan menggunakan aplikasi dosis pupuk yang
tinggi ini menyebabkan tanaman jagung rentan terhadap serangan OPT pada tanaman
dan menghasilkan pertumbuhan tanaman jagung yang lebih cepat dibanding
perlakuan dosis yang dibawahnya.
f.
Perlakuan dosis pupuk D3 = 135 kg N/ha menunjukkan
pertumbuhan yang sangat baik bagi tanaman jagung setiap minggunya, baik diamati
dari pengukuran tinggi batang maupun jumlah daun serta menghasilkan berat segar
batang yang besar.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung diakses
tanggal 29 Desember 2011
http://pakarinfo.blogspot.com/2010/04/cara-bercocok-tanam-jagung.html diakses
tanggal 29 Desember 2011
Tim Pengasuh Praktikum, 2011. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi. Jurusan Budidaya
Pertanian. FP UNIB: Bengkulu.
Pertanyaan :
a. Sebutkan
5 ciri utama dari morfologi tanaman jagung
b. Sebutkan
5 syarat tumbuh dari faktor iklim maupun tanahnya
c. Hitunglah
kebutuhan pupuk Urea, SP 18 dan KCl per petak dari dosis pupuk yang telah
ditetapkan
d. Jelaskan
hubungan dosis pupuk N dengan pertumbuhan dan hasil tanaman berdasarkan
manfaatnya bagi pertumbuhan tanaman
e. Apa
manfaat agronomis dan ekonomis dari penentuan dosis pupuk yang tepat
Jawab
a.
- Akar jagung tergolong
akar serabut
-
Ketika tanaman sudah cukup dewasa muncul akar adventif
dari buku-buku pada batang bagian bawah
-
Daun jagung adalah daun sempurna
-
Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun
-
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang
terpisah dalam satu tanaman (monoecious)
b.
Faktor Iklim
-
Memiliki suhu antara 25-27oC
-
Kemiringan tanah < 8% akan sangat terhindar tanah dari erosi dan
baik untuk gerakan air pada permukaan tanah
-
Curah hujan merata dengan dengan batas musim kemarau
kurang tegas
-
Sinar matahari sebagai sumber energi untuk membantu
proses asimilasi daun
-
Ketinggian tempat (dataran rendah-pegunungan) antara
1000-1800 meter
Faktor
Tanah
-
pH tanah 6,8 (toleran terhadap 5,5-7,0)
-
Lahan yang baik adalah lahan yang kering (lahan terbuka
yang terkena sinar matahari)
-
Memiliki pengairan yang cukup untuk tanaman
-
Lahan gambut yang telah diperbaiki
-
Pengapuran tanah jika tanah memiliki pH rendah
c.
D1 = 45 kg N/ha (dosis rendah)
D2 = 90 kg N/ha
D3 = 135 kg N/ha (dosis tinggi)
P2O5 = 75 kg/ha
K2O = 60 kg/ha
d.
Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat
besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
- Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir
hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses
fotosintesa
- Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan
lain-lain)
- Menambah kandungan protein tanaman
- Sebagai hara esensial penyusun asam amino dan bahan penyusun
komponen inti sel.
e.
Manfaat agronomis
-
Dapat mempercepat pertumbuhan tanaman.
-
Dapat menghasilkan hasil panen tanaman jagung
yang optimal.
-
Menghasilkan panen jagung yang lebih cepat dari jagung
yang tidak diberi pupuk N.
Manfaat
ekonomis
-
Dapat mendapatkan hasil panen jagung dengan nilai
jual yang tinggi.
-
Mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari
hasil penjualan panen.
Laporan Sementara
Nama :
Agung Matsetio
NPM :
E1J010059
Shift :
III
Tabel Tinggi
Tanaman pada Perlakuan D3 = 135 kg N/ha
Sampel
|
Minggu Ke-1
|
Minggu Ke-2
|
Minggu Ke-3
|
Minggu Ke-4
|
Minggu Ke-5
|
Minggu Ke-6
|
1
|
25 cm
|
34,5 cm
|
62 cm
|
89 cm
|
109 cm
|
139,2 cm
|
2
|
21,8 cm
|
32,2 cm
|
65 cm
|
95 cm
|
114,5 cm
|
146,6 cm
|
3
|
25,5 cm
|
40 cm
|
60,5 cm
|
92 cm
|
112 cm
|
140,8 cm
|
4
|
34,5 cm
|
49 cm
|
83 cm
|
103,8 cm
|
147 cm
|
182 cm
|
5
|
22,8 cm
|
28 cm
|
50,8 cm
|
74,2 cm
|
92 cm
|
121,1 cm
|
6
|
31 cm
|
32 cm
|
91 cm
|
118 cm
|
131 cm
|
175 cm
|
Tabel Jumlah
Daun pada Perlakuan D3 = 135 kg N/ha
Sampel
|
Minggu Ke-1
|
Minggu Ke-2
|
Minggu Ke-3
|
Minggu Ke-4
|
Minggu Ke-5
|
Minggu Ke-6
|
1
|
5 daun
|
6 daun
|
8 daun
|
10 daun
|
12 daun
|
13 daun
|
2
|
5 daun
|
6 daun
|
9 daun
|
10 daun
|
11 daun
|
13 daun
|
3
|
6 daun
|
7 daun
|
11 daun
|
11 daun
|
12 daun
|
14 daun
|
4
|
6 daun
|
7 daun
|
12 daun
|
12 daun
|
15 daun
|
16 daun
|
5
|
4 daun
|
5 daun
|
7 daun
|
9 daun
|
10 daun
|
12 daun
|
6
|
6 daun
|
9 daun
|
12 daun
|
13 daun
|
14 daun
|
15 daun
|
Berat Segar
Batang Perlakuan D3 = 135 kg N/ha
Berat Segar Batang Sampel 4 Berat Segar Batang Sampel 6
740 gram 630
gram
Laporan Sementara
Nama :
Desty Tauri
Shift :
1
Tabel Tinggi
Tanaman Perlakuan D1 = 45 kg N/ha
Sampel
|
Minggu Ke-1
|
Minggu Ke-2
|
Minggu Ke-3
|
Minggu Ke-4
|
Minggu Ke-5
|
Minggu Ke-6
|
1
|
20,1
cm
|
27,3
cm
|
36,9
cm
|
62,2
cm
|
93,4
cm
|
120,4
cm
|
2
|
22,3
cm
|
28,4
cm
|
30,2
cm
|
50,2
cm
|
77,2
cm
|
107,2
cm
|
3
|
30,1
cm
|
41,5
cm
|
50,4
cm
|
71,9
cm
|
95,8
cm
|
129,4
cm
|
4
|
20,1
cm
|
25,5
cm
|
36,2
cm
|
35,8
cm
|
54,4
cm
|
78,4
cm
|
5
|
15,1
cm
|
19,3
cm
|
24,5
cm
|
30,4
cm
|
50,2
cm
|
78,4
cm
|
6
|
10,1
cm
|
15,3
cm
|
22.4
cm
|
23,4
cm
|
36,6
cm
|
57,1
cm
|
Tabel Jumlah
Daun Perlakuan D1 = 45 kg N/ha
Sampel
|
Minggu Ke-1
|
Minggu Ke-2
|
Minggu Ke-3
|
Minggu Ke-4
|
Minggu Ke-5
|
Minggu Ke-6
|
1
|
2 daun
|
3 daun
|
4 daun
|
7 daun
|
8 daun
|
12 daun
|
2
|
3 daun
|
4 daun
|
5 daun
|
6 daun
|
7 daun
|
12 daun
|
3
|
3 daun
|
4 daun
|
6 daun
|
7 daun
|
9 daun
|
12 daun
|
4
|
2 daun
|
3 daun
|
4 daun
|
6 daun
|
6 daun
|
9 daun
|
5
|
2 daun
|
3 daun
|
4 daun
|
5 daun
|
7 daun
|
9 daun
|
6
|
2 daun
|
3 daun
|
4 daun
|
4 daun
|
5 daun
|
9 daun
|
This post was written by: Franklin Manuel
Franklin Manuel is a professional blogger, web designer and front end web developer. Follow him on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “Laporan Praktikum Dasar-Dasar Agronomi”
Posting Komentar