Selasa, 23 April 2013
HAMA UTAMA TANAMAN KELAPA DAN KELAPA SAWIT SERTA PENGENDALIANNYA
Do you like this story?
HAMA UTAMA TANAMAN KELAPA DAN KELAPA SAWIT SERTA
PENGENDALIANNYA
A. Hama
Perusak Pucuk
1. Kumbang
nyiur (Oryctes Rhinoceros)
Ciri-ciri
: bentuk kumbang dengan ukuran 20-40 mm warna hitam dengan bentuk cula pada
kepala Gejala: (1) hama ini merusak tanaman yang berumur 1-2 tahun; (2) tanaman
berumur 0-1 tahun, lubang pada pangkal batang dapat menimbulkan kematian titik
tumbuh atau terpuntirnya pelepah daun yang dirusak; (3) pada tanaman dewasa
terjadi lubang pada pelepah termuda yang belum terbuka; (4) ciri khas yang
ditimbulkan yaitu janur seperti digunting berbentuk segi tiga; (5) stadium yang
berbahaya adalah stadium imago (dewasa) yang berupa kumbang; Pengendalian: (1)
sanitasi kebun terhadap sisa-sisa tebangan batang kelapa; (2) menggunakan virus
Bacullovirus oryctes dan Mettarrizium arrisophiae; (3) memberikan carbofura
(furadan 3G) atau carbaryl (sevin 5G) 10/pohon dengan interval 2 bulan sekali.
2. Kumbang
sagu (Rhynchophorus ferruginous)
Ciri:
imago, berbentuk kumbang dengan masa perkembangan 11-18 hari. Ciri khas nya
adalah tinggal di kokon sampai keras. Gejala: merusak akar tanaman muda, batang
dan tajuk, pada tanaman dewasa merusak tajuk, gerekan pada pucuk menyebabkan
patah pucuk, liang gerekan keluar lendir berwarna merah coklat. Pengendalian:
(1) hindari perlukaan, bila luka dilumuri ter; (2) potong dan bakar tanaman
yang terserang; (3) sanitasi kebun; (4) secara kemis dengan insektisida Thiodan
35 EC 2-3 cc/liter larutan, Basudin 10 G dan sevin 85 SP pada luka dan
diperkirakan ada serangan Kumbang sagu;
B. Hama
Perusak Daun
1. Sexava
sp
Ciri:
belalang sempurna dengan ukuran 70-90 mm, berwarna hijau kadang-kadang coklat.
Masa perkembangan 40 hari. Gejala: (1) merusak daun tua dan dalam keadaan
terpaksa juga merusak daun muda, kulit buah dan bunga-bunga; (2) merajalela
pada musim kemarau; (3) pada serangan yang hebat daun kelapa tinggal
lidi-lidinya saja.
Pengendalian:
(1) cara mekanis: menghancurkan telur dan nimfanya, menangkap belalang (di
Sumatera dengan perekat dicampur Agrocide, Lidane atau HCH, yang dipasang
sekeliling batang) untuk menghalangi betina bertelur di pangkal batang dan
menangkap nimfa yang akan naik ke pohon; (2) cara kultur teknis: menanam
tanaman penutup tanah (LCC), misalnya Centrosema sp., Calopogonium sp., dan
sebagainya; (3) cara kemis: menyrmprot dengan salah satu atau lebih
insektisida, seperti BHC atau Endrin 19,2 EC 2cc/liter air, menyemprotkan
disekitar pangkal batang sampai tinggi 1 meter, tanah sekitar pangkal batang
diameter 1,5 m 6 liter/pohon. Insektisida lain yang dapat digunakan: Sumithion
50 EC, Surecide 25 EC, Basudin 90 SC atau Elsan 50 EC; (4) cara biologis:
menggunakan parasit Leefmansia bicolor tapi hasilnya belum memuaskan.
2. Kutu
Aspidiotus sp
Ciri:
kutu berperisai, jantan bersayap dengan ukuran 1,5-2 betina, jantan 0,5 mm.
Imago jantan berwarna merah/merah jambu dan betina berwarna kuning sampai
merah. Gejala: (1) bercak-bercak kuning pada permukaan bagian bawah daun; (2)
pada serangan berat daun berwarna merah keabu-abuan, tidak berkembang (tetap
kecil), tidak tegak, kemudian tajuknya terkulai dan mati; (3) akibat serangan
dalam waktu 2-5 tahun tidak mau berbuah. Pengendalian: menggunakan musuh alami
yaitu predator Cryptognatha nodiceps Marshall atau parasit Comperiella
unifasciata Ishii.
3. Parasa
lepida
Ciri:
kupu-kupu berentang sayap 32-38 mm berwarna kuning emas muda, masa pertumbuhan
± 375 hari. Gejala: memakan anak-anak daun sebelah bawah setempat-setempat,
tetapi tidak sampai tembus, meninggalkan bekas ketaman/gigitan yang melebar
sehingga tinggal urat-uratnya serta jaringan daun atas, ulat yang tua merusak
daun dari pinggir ke tengah sampai lidinya, serangan hebat tinggal lidinya dan
nampak gundul. Pengendalian: (1) menggunakan musuh alami parasit ulat Apanteles
parasae; (2) kepompong dapat menggunakn lalat parasit Chaetexorista javana; (3)
perogolan pohon yang terserang pada masa stadium ulat atau dengan mengumpulkan
kepompongnya; (4) penyemprotan dengan insektisida Dimecron 50 EC. Suprecide 10
atau menyuntik batang dengan Ambush 2 EC 2-3 cc/liter air pada stadium larva
konsentrasi.
4. Darna
sp
Ciri:
imago berbentuk kupu-kupu dengan rentang sayap 14-20 mm. Masa pertumbuhan 30-90
hari. Gejala: (1) pada musim kering, Meninggalkan bekas gigitan tidak teratur
pada daun tua, pelepah daun terbawah terkulai; (2) daun-daun yang rusak hebat
menjadi merah-sauh, kecuali pucuknya dan beberapa daun yang termuda; (3)
tandan-tandan buah dan daun sebelah bawah terkulai bagaikan layu terutama kalau
kering dan akhirnya bergantung kebawah di sisi batangnya. (4) buahnya gugur;
(5) daun-daun mudak duduk seperti biasa, tetapi kadang-kadang mulai merah sauh.
Hanya pucuknya dan daun-daun yang masih muda sekali yang utuh. Pengendalian:
(1) mengadakan pronggolan daun dan kemudian membakarnya; (2) menggunakan
parasit musuhnya yaitu parasit kepompong Chaetexorista javana, Ptycnomyaremota,
Musca conducens; atau tabuhan-tabuhan parasit Chrysis dan Syntomosphyrum; (3)
menyuntikkan pestisida Ambush 2 EC 2-3 cc/liter air atau penyemprotan pada
stadium larva. Atau insektisida Agrothion 50 EC dengan konsentrasi 0,2-0.4%,
Basudin 60 EC dengan konsentrasi 0,3%.
5. Ulat
Artona (Artona catoxantha)
Gejala:
(1) pada helaian daun terjadi kerusakan dengan adanya lubang seperti jendela
kecil; (2) jika serangan berat, tajuk tanaman kelapa nampak layu dan seperti
terbakar; (3) pada bagian bawah anak daun terlihat beberapa /bekas serangan
menyerupai tangga, dengan tulang daun arahnya melintang seperti anak tangga;
(4) stadium berbahaya adalah larva. Pengendalian: (1) jika setiap dua pelepah
terdapat 5 atau lebih stadium hidup maka perlu dilakukan penangkasan semua
daun, dan ditinggalkan hanya 3-4 lembar daun termuda; (2) menggunakan tawon
kemit (Apanteles artonae) yang merusak ulat atau Ptircnomya dan Cardusia
leefmansi; (3) menggunakan insektisida Ambush 2 EC 5 gram/hektar melalui
suntikan batang ataupun penyemprotan pada stadium larva.
C.
Hama Perusak Bunga
1. Ngengat
bunga kelapa (Batrachedra sp.)
Gejala:
lubang pada seludang bunga yang belum membuka, kemudian masuk ke dalam bunga
jantan dan betina. Dalam waktu singkat bunga jantan menjadi kehitam-hitaman,
bunga betina mengeluarkan getah dan akhirnya rontok. Pengendalian: (1) melabur
lubang dengan Basudin 60 EC atau disemprot dengan BHC dengan konsentrasi 0,1%;
(2) secara biologis dengan parasit Sylino sp.
2. Ulat
Tirathaba
Ciri:
ulat berwarna coklat kotor bergaris memanjang pada punggungnya, berukuran 22
mm. Masa keperidiannya 12-31 hari. Gejala: (1) bunga jantan berlubang-lubang
lebih banyak dari bunga betina; (2) buah yang baru kadang berlubang-lubang; (3)
banyak tahi ulat; (4) bunga-bunga jantan gugur dankotoran-kotoran lain melekat
menjadi satu bergumpal-gumpal kecil; (5) bongkol bunga penuh kotaoran dan
berbau busuk. Pengendalian: (1) mengumpulakn bunga-bunga yang terserang dan
membakarnya; (2) pemotongan mayang dan membakarnya; (3) membersihan pangkal
daun kelapa dari pupa dan larva; (4) menggunakan parasit hama yaitu Telenomus
tirathabae yang merusak telur 6%, Apanteles Tirathabae membinasakan ulat muda
18-40%, lalat parasit Eryciabasivulfa membunuh ulat 6-3%, parasit kepompong
Melachnineumon muciallae, Trichhospilus pupivora dan Anacryptus impulsator
masing-masing mempunyai daya bunuh 10%, 2 % dan 3,5 %. Sejenis cecopet yaitu
Exypnus pulchripenneis memakan ulat hidup-hidup; (5) menggunakan insektisida
Sevin 85 S dengan menyemprotkan pada bagian bunga dan bagian pangkal daun.
D.
Hama Perusak Buah
1. Tikus
pohon, Rattus rattus roque
Ciri:
hidup di tanah, pematang sawah, atau dalam rumah. Gejala: (1) buah kelapa
berlubang dekat tampuknya.; (2) lubang pada sabut dan tempurung sama besarnya.
Bentuk tidak rata kadang bulat, kadang melebar. Pengendalian: (1) memburu
tikus, memasang perangkap atau umpan-umpan beracun; (2) sanitasi mahkota daun
kelapa agar tidak menjadi sarang tikus.
2. Tupai/
bajing, Callosciurus notatus dan C. Nigrovitatus
Gejala:
(1) menggerek buah kelapa yang sudah agak tua di bagian ujung buah; (2) lubang
gerakan pada bagian tempurung bulat, tapi bagian serabut tidak rata; (3) isi
buah habis dimakan 2-3 hari; (4) seekor bajing merusak 1-2 buah dalam 1 bulan.
Pengendalian: sama dengan pemberantasan tikus.
F.
Hama Perusak Bibit
1. Anai-anai
randu, Coptotermes curvignatus.
Ciri:
imago berwarna coklat-hitam (laron, kalekatu, siraru). Gejala: (1) anai-anai
menyerang bibit dengan merusak sabut dari buah atau benih yang disemai.
Serangan terjadi pada lahan lateris yang bertekstur pasir berlempung yang
sarang; (2) bibit layu pucuknya kemudian mati. Pohon kelapa muda kadang-kadang
pula mati pucuknya kemudian binasa. Pada batang sering nampak lorong anai-anai
yang dibuat dari tanah, dari bawah menuju ke atas. Pengendalian:
(1)
pada waktu membuat persemaian dan membuka tanah, sisa-sisa tumbuhan
disingkirkan/ dibakar; (2) membuat persemaian dengan diberi lapisan pasir
sungai yang bersih dan tebal. Atau campur tanah dengan BHC 10% dengan dosis 65
kg/ha sebelum menyemai; (3) lakukan seedtreatment pada benih sebelum disemai
dengan Azodin.
2. Kumbang
bibit kelapa (Plesispa reichei Chap)
Ciri:
imago berbentuk kumbang dengan masa keperidian 90 hari. Gejala: (1) daun bibit
atau daun kelapa muda yang berumur 1-4 tahun mula-mula bergaris-garis yaitu
bekas dimakan kumbang. Garis-garis bersatu menjadi lebar. Tempat-tempat
tersebut membusuk atau kering; (2) daun kelapa dapat menjadi kering atau
sobek-sobek seperti terkena angin kencang; (3) serangan yang hebat dapat
mematikan bibit atau tanaman muda. Pengendalian: (1) pengambilan terhadap
setiap stadium dengan tangan; (2) disemprot dengan Diacin 60 EC dengan dosis
1,5-2 cc/liter air; (3) berikan Furadan 3 G di polybag 2-5 gram per bibit; (4)
cara biologis dengan parasit telur Oencyrtus corbetti dan Haeckliana brontispae
atau tabuhan parasit larva dan kepompong Tetrastichodes plesispae.
3. Belalang
bibit kelapa, Valanga transiens
Ciri:
imago berwarna merah-sauh bersemu kuning. Kakinya kekuning-kuningan. Pada kaki
belakang nampak 2 bercak hitam. Pada syap belakang, ayaitu yabng cerah tidak
ada warna merah pada pangkalnya. Panjang belalang jantan 37-50 mm, sedang
betina 55-60 mm. Gejala: (1) gigitan yang tidak beraturan pada daun kelapa bibit
yang berada dibawah 1 tahun dan yang belum terbelah; (2) untuk bibit yang
daunya telah membuka tidak terlalu menderita oleh serangan ini. Pengendalian:
dengan menyemprotkan basudin 60 EC atau Dimecron 50 EC.
This post was written by: Franklin Manuel
Franklin Manuel is a professional blogger, web designer and front end web developer. Follow him on Twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
9 Responses to “HAMA UTAMA TANAMAN KELAPA DAN KELAPA SAWIT SERTA PENGENDALIANNYA”
5 September 2019 pukul 12.50
www.idnpoker.com
poker168
168poker
login idnplay
idnplay login
12 Oktober 2019 pukul 19.40
Thanks again for the blog.Thanks Again. Much obliged.
idn poker online
15 Oktober 2019 pukul 09.09
sbobet88
21 Oktober 2019 pukul 10.44
scr888
24 Oktober 2019 pukul 00.49
This blog is definitely entertaining and also factual. idn poker online I have picked a bunch of helpful advices out of this source. I ad love to come back again and again. Thanks!
30 Oktober 2019 pukul 01.23
Kunjungi Situs Gaming Online dengan deposit termurah, proses tercepat dan penarikan tanpa batas maksimal, Daftar Sekarang disini:
SCR888 Indonesia
Download SCR888 Mobile
Slot Online 918Kiss
Agen 918Kiss Indonesia
8 Mei 2021 pukul 01.33
ayo join di situs keluaran hongkong dan bergabung dengan togel online terpercaya kita yuk http://keluaranhongkong88.com/
28 Juni 2021 pukul 05.48
togel dan slot terlengkap hanya ada di gerai4d karena gerai4d merupakan situs dengan permainan terlengkap dan terpercaya
17 Januari 2024 pukul 06.18
ทดลองเล่น pg slot เว็บเกมสล็อตออนไลน์น้องใหม่จากค่าย พีจีสล็อต ค่ายเกมสล็อตออนไลน์อันดับ 1 ที่ลูกค้าทั่วโลกต่างยกย่องให้เป็นเว็บเกมสล็อตออนไลน์อันดับ 1 ตลอดการ
Posting Komentar